part of my life

part of my life
suju the last man standing

Senin, 14 Juli 2014

SUPER JUNIOR_WALLPAPER_FO REVERLASTING FRIEND



everlasting friend... friend for super junior... family... and part of their life...

edit by:molina

Senin, 16 Juni 2014

FF DONGHAE: THANK YOU, GOOD BYE ( CHAP 4)


sebelumnya: 

kau tahu han ji kyung aku sangat serius meminta mu untuk selalu ada di samping ku. tapi aku terlalu pengecut untuk mengakui hal itu. aku juga takut jika hal itu membebani mu han ji kyung. jika aku boleh jujur, aku sangat mengagumi mu han ji kyung” tulisnya lagi, yang juga sebagai penutup catatannya itu.

Donghae menutup bukunya secara perlahan, dan menaruhnya kembali di tempatnya semula. Donghae kemudian beranjak menuju tempat tidurnya, siap bertarung dengan mimpi malamnya.
kau tahu, aku tidak bisa bicara. dan itulah sebuah kesalahan. Bukannya aku tak mau.. hanya saja aku tidak mampu. Kau seperti jutaan bintang di langit, indah.. seperti butiran berlian. Namun aku hanya serangga kecil, yang bisa tersenyum di balik gelapnya semak belukar.” Ucapnya di dalam hati. Bayangan tentang ji kyung tak kunjung padam di dalam ingatan donghae. Membuat lelaki bertubuh tegap ini tidak bisa tidur dengan benar malam ini.

TENTH
Dengan setelan jas berwarna hitam, seorang lelaki keluar dari gedung mewah dan  berlari kecil ke arah mobil audy berwarna putih miliknya.
“ anak itu menyusahkan saja, apa dia pikir aku supir pribadinya..?” umpat lelaki itu, dan membanting pintu mobilnya kasar. Lelaki itu kemudian melajukan kendaraan pribadinya menuju suatu tempat.

“ Nona Han, apa kau melihat Kyuhyun? “ tanya seseorang, yang tidak lain adalah Park Jungsoo.
“oh.., tuan park. Kau mengagetkan ku saja.” Ucap ji kyung
“mianhae, aku masuk tanpa permisi.” Kata jungsoo, sambil terkekeh kecil.
“ne, tidak apa-apa tuan. Kau mencari tuan Cho? Dia baru saja pergi, dengan buru-buru” ungkap ji kyung.
“kemana anak itu pergi..? apa kau tahu?”
“mianhae tuan, aku tidak tahu. Aku sudah bertanya tapi dia malah mengabaikan ku.”
“ benarkah dia mengabaikan mu?” tanya jungsoo lagi. ji kyung mengangguk mantap.
“dasar anak itu, maafkan atas kelakuan adik sepupu ku nona Han.” Ucap jungsoo penuh sesal.
“ahh.. tidak, tidak perlu begitu tuan. Aku  sama sekali tidak memasukannya kedalam hati.” Ji kyung berkata sambil tersenyum manis pada jungsoo. Namun pada kenyataannya ji kyung amat geram dengan tingkah kyuhyun tadi.
“kau baik sekali nona Han.., apa kau malaikat dari langit?” goda jungsoo. Ji kyung tertawa kecil karena ocehan jungsoo tadi.
“kau manis jika tertawa seperti itu..” puji jungsoo, ji kyung menghentikan senyumnya seketika. Dan mantap jungsoo.
“ tertawalah nona Han, berbahagialah…, meskipun itu sangat sulit. Aku yakin kau bisa melewati ini semua” ucap jungsoo. Ji kyung tidak mengerti apa maksud jungsoo sebenarnya.
“ maafkan aku, aku sedikit banyak bicara hari ini. baiklah, aku pergi ke ruangan ku saja. Selamat bekerja nona Han.” Ucap jungsoo, sembari membungkukkan badannya.
“selamat bekerja juga tuan Park” ucap ji kyung lirih, dan mengikuti gerakan yang jungsoo lakukan tadi.
Ruangan ini sepi kembali, hanya ada ji kyung yang masih diam memikirkan apa yang jungsoo katakan. Tiba-tiba terbersit pemikiran, kenapa dengan mudahnya dia bisa masuk ke tempat ini. padahal dia sedikitpun tidak mempunyai pengalaman bekerja. terlebih lagi, dia bukan sarjana dari unniversitas manapun. Ji kyung hanya merasa janggal saja dengan semua ini. jungsoo dengan cuma-cuma  memberikannya kesempatan bekerja di perusahaan besar seperti ini.
“aku tidak boleh seperti ini. aku tidak boleh berpikir yang macam-macam. Aku hanya perlu bekerja keras agar aku bisa membuktikan bahwa aku juga bisa di perhitungkan di tempat ini.” tekad ji kyung.
“ tapi, aku merasa ini semua janggal…! Ji kyung… kau harus fokus, kau harus fokus..!” teriaknya pelan. Dia kembali memalingkan wajahnya ke layar komputer di depannya. Dan mengetik beberapa materi pekerjaan di sana.

Suasana amat ramai sangat kentara di tempat ini. setiap orang berlalu lalang tanpa henti di gedung Incheon Airport  yang megah. diantara orang-orang itu, terdapatlah kyuhyun yang terlihat memandang tak sabaran pada pintu kedatangan penumpang.
“mengapa lama sekali, kemana anak itu?” gerutu kyuhyun. Matanya tak henti-henti melihat orang-orang yang baru saja keluar dari pintu kedatangan.
“oppa….” Seru seorang gadis yang umurnya kira-kira 19 tahunan. Gadis itu berlari tergopoh-gopoh karena barang bawaannya terlampau banyak. kyuhyun, melihat gadis itu berlari dengan lucu rasa kesalnya berubah, kyuhyun pun tertawa kecil melihat gadis yang sedang berlari ke arahnya tersebut.
“ish.., apa yang kau tertawakan..? seharusnya kau membatu gadis kecil seperti ku..” ucap gadis itu.
“gadis kecil..? umur mu sudah 19 tahun, apa kau tidak merasa kau itu tua?” ledek kyuhyun.
“kau.., kau benar-benar kakak yang buruk..” umpat gadis itu.
“haha, kau tidak pernah berubah gadis manja..”
“berhenti, mengatai-ngatai ku Cho Kyuhyun…,”
“aku ini kakak mu, mana hormat mu …?” ledek kyuhyun
“aku tidak pernah punya kakak, seperti mu. kakak ku hanya angel seperti jungsoo oppa.” Gadis itu meledek kakaknya juga.
“Cho Krystal…, jaga ucapan mu.. di manapun juga kau tidak akan menemukan kakak setampan aku lagi, mengerti..? ” ucap kyuhyun sambil mengacak pelan rambut adiknya.
“OPPA…..” teriak gadis itu.
“kajja… kita pergi” ajak kyuhyun. Sambil mengabil alih kereta barang milik adiknya.
“kajja..” ucap gadis bernama krystal itu, dan mengapit lengan kyuhyun. Kyuhyun tersenyum pada adik semata wayangnya, yang sudah lama ia rindukan.
“apa kau bosan berada di paris? kenapa kau ingin kembali?” tanya kyuhyun, tanpa mengalihkan pandangannya dari kemudi.
“ bukannya aku bosan, tapi aku merindukan untuk bertengkar dengan mu oppa” ledeknya.
“kau ini..” jawab kyuhyun.
“apa eomma dan appa, belum ingin pulang?”
“entahlah.., mereka sepertinya menikmati berada di sana, hanya ber..dua…!” ucap kyuhyun penuh penekanan pada kata “berdua”. Krystal terkekeh mendengar penuturan kakaknya.
“tapi aku merasa, ada suatu yang aneh pada diri appa? apa kau tidak bisa merasakannya?”
“sepertinya berada di paris kau semakin pintar ya?, sebenarnya aku juga merasakan hal yang sama. Tapi entahlah, aku juga tidak tahu. Aku sudah cukup di pusingkan dengan urusan perusahaan.”
“ aku yakin kau banyak mengalami kesulitan, kerena di usia mu yang ke-24 tahun kau sudah menjadi direktur utama. Tapi aku lebih yakin lagi bahwa Jungsso oppa lah.. yang paling bekerja keras dan mengalami masalah karena dirimu?” ucap krystal sembari tertawa kecil.
“ ish.., kau memandang ku dengan sebelah mata.” Jawab kyuhyun. Krystal tertawa menanggapi ucapan kakaknya tadi.
“oppa.., aku lapar…” celoteh krystal.
“jinjja..? baiklah katakana pada ku kau mau makan apa?” kata kyuhyun, mendadak manis. Entahlah…, apa yang salah dengan dirinya, sewaktu-waktu dia tampak menyeramkan melebihi apapun, namun di lain waktu dia juga terlihat tampak manis seperti hari ini.
“hem.., apa saja. Aku suka semua pilihan mu”
“kau tidak pernah berubah” ejek kyuhyun. Kyuhyun pun melajukan mobilnya ke sebuah restoran mewah di sekitar pusat kota seoul.

“jadi kau tidak bisa tidur semalaman? “ ucap pria bertubuh kurus itu. tawanya pun pecah mendengar penuturan sahabatnya tadi. Donghae menatap Hyuk Jae dengan tajam.
dia tidak membalas pesan ku bahkan handphonenya mati, apakah dia marah pada ku? tapi aku benar-benar bingung sebenarnya salah ku apa?.”tulis donghae, lalu memberikannya pada Hyuk Jae.
“salah mu sangat besar, lee donghae…! Aku rasa dia sangat kesal dan marah kali ini..! ” ucap hyuk jae, mencoba menggoda sahabatnya.
benarkah.., lalu aku harus bagaimana?” tulis donghae lagi, perasaannya sangat kahwatir, takut dan cemas jika yang hyuk jae katakan tadi itu benara.
“ya, kau harus menemui Han Ji Kyung. dan berbicara padanya.” Saran hyuk jae, donghae hanya mengangguk mendengaranya.
“anak pintar..” ucap hyuk jae lagi, lalu fokus kembali memainkan gitarnya. Donghae pun hanya bisa berpaut dengan pemikirannya sendiri. Entah mengapa sejak mengenal ji kyung, otak dan tubuh donghae tidak pernah bisa fokus, selalu saja ji kyung mengalihkan pandangan donghae dari apapun.
“kau menyukainya..?” tanya hyuk jae tiba-tiba. Donghae menghaentikan lamunannya dan beralih menatap hyuk jae.
Donghae menggelengkan kepalanya pelan, seolah-olah dia tidak yakin atau mungkin tidak jujur dengan jawabanya sendiri.
“bagaimana kalau dia menyukai mu? apa yang akan kau lakukan?” tanya hyuk jae lagi. donghae mengambil kembali booknote kecilnya, lalu menulis beberapa kata di sana.
kau bercanda, mana mungkin hal itu terjadi?” tulis donghae. Hyuk jae membaca tulisan sahabatnya, sebuah senyum jahil terukir di sudut bibirnya.
“jika hal itu benar-benar terjadi bagaimana?”
jangan bicara omong kosong, dia terlalu bagus untuk ku…!
“benarkah…? Hem.. baiklah apa kata mu saja..” jawab hyuk jae, sambil mengangguk-anggukan kepalanya. Pertanyaan hyuk jae tadi lagi-lagi membuat donghae melamun dan terpaut dengan pemikirannya sendiri.
aku benar-benar bingung, perasaan apa yang sedang aku rasakan? Aku tidak boleh menyukai ji kyung, dia terlalu baik. aku tidak mungkin membuat dia terganggu dengan diri ku” ucap donghae di dalam hati. Sekilas donghae menatap hyuk jae yang tengah bermain gitar.
kenapa kau selalu bertanya sesuatu yang mengganggu pikiran ku, playboy tengik…!” umpatnya di dalam hati, dia sedikit kesal dengan ulah sahabatnya itu.
Di sisi lain ji kyung juga merasakan hal yang sama. Bingung.. dan tidak tahu harus berbuat apa. Dia merasa tindakannya terlalu berlebihan menanggapi kata-kata dongahe kemarin malam. tapi ia benar-benar tidak rela jika donghae hanya menyebutnya sebuah omong kosong.
Ji kyung mengaduk-aduk makan siangnya, nafsu makannya tiba-tiba berkurang. Sahabat sekantornya melihat ji kyung, menatapnya penuh keheranan.
“nona han, kau kenapa? Apa ada masalah dengan pekerjaan mu? atau… kau ada masalah dengan tua cho..?” tanya karyawati itu panjang lebar. Ji kyung menarik nafasnya panjang, lalu menghembuskannya pelan.
“tidak.., sama sekali aku tidak ada masalah dengan pekerjaanku ataupun dengan tuan cho, bahkan hari ini dia tidak berada di ruangannya.” Jawab ji kyung malas.
“benarkah..? lalu kau kenapa, apa kau tidak enak badan?” tanyanya lagi.
“hem… sepertinya begitu.” Jawab ji kyung singkat, dan mengalihkan pandangannya, ke luar jendela.
“lebih kau pulang lebih awal, aku yakin tuan park,akan memberi mu izin.” Saran wanita yang usianya lebih tua dari ji kyung itu.
“aku adalah sekretaris tuan cho, bukan tuan park. Nona jung.” Ucap ji kyung sedikit tersenyum.
“kau bilang dia tidak ada di kantor. Jadi kau bicara saja pada tuan park, lagipula dia sangat baik padamu? Huh.. aku sebetulnya iri pada mu, tuan park begitu baik dan mempercayai mu. oh… jangan-jangan kau memiliki sebuah hubungan khusus dengan tuan park?” tanya wanita itu kaget dan penasaran,
“stt.., pelankan suara mu, jika ada yang mendengar mereka bisa salah paham. Dan aku tidak ada hubungan apapun dengan tuan park, mengerti..?” jawab ji kyung.
“ lalu, kenapa tuan park dengan mudahnya memperkerjakan gadis muda yang belum memiliki pengalaman apapun seperti mu” tanyanya lagi penuh selidik.
“ nona Jung, apa kau ini seorang polisi? aku tidak tahu kenapa tuan park memperkerjakan gadis tanpa pengalaman seperti aku,” ucap ji kyung geram, karena menahan amarah. Ia merasa nona jung terlalu meremehkan dirinya.
“jika kau masih penasaran, tanyakanlah sendiri pada tuan PARK…!” sambung ji kyung dengan penuh penenganan pada kata “park”. Ji kyung kemudian berdiri dan pergi tanpa pamit pada karyawati itu. karyawati tersebut hanya memandang aneh pada ji kyung, dia mengoceh sendiri, entah apa yang ia katakan.
Langkah kaki ji kyung, melemas saat sudah jauh dari kantin kantor. Dia tidak pernah tahu jika orang-orang di kantor ini memandangan dirinya seperti itu. ia merasa sangat rendah saat ini. dia berjalan dengan tatapan kosong, tidak peduli orang lain memandangnya dengan aneh.
“oh.. nona han, kau kenapa?” tanya seseorang tiba-tiba. Membuat ji kyung menghentikan langkahnya dan memandang orang itu.
“tuan park…, apa aku boleh bertanya satu hal pada mu?” tanya ji kyung datar.
“tentu saja…! Ayo ikut aku” ajak jungsoo. Ji kyung pun mengikuti langkah kaki jungsoo.
Ji kyung berjalan tepat di belakang jungsoo, dia tahu kemana langkah kaki jungsoo akan pergi, ya… itu adalah ruangan jungsoo. Ji kyung rasanya tak sabaran ingin sampai di tempat itu, dia ingin menanyakan langsung pada jungsoo kenapa ia begitu berbaik hati pada dirinya.
“silahkan duduk nona Han.” Ucap jungsoo mempersilakan ji kyung duduk.
“terimakasih tuan park. Aku ingin langsung pada pertanyaan ku?” kata ji kyung mantap. Ia menatap jungsoo tajam. Jungsoo pun bisa  merasakan ada yang salah pada diri ji kyung.
“kau ini gadis yang to the point juga ya?” ucap jungsoo, mencoba mendinginkan suasana. Tapi ji kyung semakin menguatkan tatapannya.
“ahh.. sepertinya hal yang serius, katakan apa yang mengganggu mu nona Han?”
“banyak hal…” jawab ji kyung singkat.
“banyak hal, sehingga membuat ku pusing.” Ucap ji kyung dengan datar.
“apakah kau sakit..? apa perlu aku antar kau ke rumah sakit?” tanya jungsoo kahwatir.
“tidak perlu tuan, kau hanya perlu menjawab pertanyaan ku saja..! kenapa kau begitu baik pada ku? dan kenapa dengan mudahnya kau menerima ku untuk bekerja di sini?”
“kenapa tiba-tiba kau menanyakan hal tersebut?” tanya jungsoo. Hampir-hampir dia tergelagap mendengar perntanyaan ji kyung.
“aku hanya ingin tahu saja. Aku  masih muda…, tidak memiliki pengalaman kerja apapun. Tapi dengan mudahnya aku bisa menjadi sekretaris deriktur?”
“itu.. itu karena aku yakin, kau bisa bekerja dengan baik. Meskipun kau belum memiliki pengalaman apapun, bukan berarti kau tidak berhak memiliki kesempatan untuk bekerja bukan?” terang jungsoo, dia berusaha meyakinkan ji kyung. dia tidak mau ji kyung curiga dengan apa yang ia lakukan.
“benarkah..? tapi….” Belum selesai ji kyung berbicara, jungsoo telah memotongnya terlebih dahulu.
“sudahlah.., kau kan sudah ada di tempat ini. jadi kau hanya perlu mebuktikan pada setiap orang bahwa kau bisa bekerja dengan baik. Nona Han, sepertinya banyak hal yang mengganggu pikiran mu hari ini. sebaiknya kau beristirahat. Biar aku yang mengantar mu pulang..?” tawar jungsoo dengan senyuman manis khas miliknya dan tampaklah lesung pipit yang membuat dirinya semakin tampan.
“tidak.., tidak perlu tuan. Aku kembali bekerja saja.” Ucap ji kyung, lalu berdiri hendak pamit kembali ke ruangannya, namun tangan jungsoo lebih dulu memegang tangan ji kyung.
“jangan paksakan..! aku tidak ingin ada karyawan ku sakit.” ucap jungsoo lembut.
“tapi..”
“ kau ini, apa kau mau menjadi gadis pembangkang?” kata jungsoo lagi, dia memasang wajah seolah-olah ia marah pada ji kyung, namun dia hanya ingin menggoda ji kyung.
“baiklah.., aku akan turuti kata-kata mu. tapi aku akan pulang sendiri tuan.” Kata ji kyung lirih.
“baiklah, jika itu mau mu. beristirahatlah nona Han.”
“aku, sangat berterimakasih atas semuanya. Dan maafkan aku sudah menanyakan hal yang tidak penting seperti itu, aku tahu kau pasti terganggu, aku ini memang bodoh. Maafkan aku tuan park” ucap ji kyung, dia mengutuk dirinya sendiri, kenapa dia bisa mencurigai jungsoo. Seharusnya dia berterimakasih padanya.
“tidak apa-apa, dan kau sama sekali tidak bodoh. Kau pintar, kau hebat. Aku yakin kau akan lebih sukses daripada ini, suatu saat nanti. Yang perlu kau miliki adalah semangat, usaha dan kesabaran.”.
Kata-kata jungsoo bagai air hujan yang turun di tanah yang gersang. Kata-kata jungsoo benar-benar memotivasi ji kyung, dia tidak menyangka akan menemukan orang sebaik white angel yang sering muncul di serial tv, seperti jungsoo ini.
“akan ku ingat selalu kata-kata mu tuan park, terimakasih sekali lagi. aku.. aku pergi dulu.” Kata ji kyung lagi.
“nde.., hati-hatilah di jalan…!”. Jungsoo tersenyum mengiringi kepergian ji kyung.
“maafkan aku, aku berbohong Han Ji Kyung…! aku ingin kau menjalani hidup mu dengan baik, meski itu sangat sulit.” Ucap jungsoo lirih saat ji kyung sudah benar-benar menghilang dari pandangannya.
 


ELEVENTH
Ji kyung berjalan gontai, banyak hal yang mengganggu pikirannya, sehingga ia merasa otaknya tidak berjalan dengan baik hari ini.
“ish.., kenapa aku masih tidak puas dengan apa yang tuang park katakan? Aku gadis bodoh…!” marahnya pada dirinya sendiri.
Sampailah ia di sebuah halte bus, dia mendudukan dirinya di sebuah kursi pajang di halte itu, tangannya meronggoh sebuah ponsel yang berada di dalam tasnya.
“jinjja…? Dia sama sekali tidak mengirimi aku sebuah pesan..?” tanya ji kyung pada dirinya sendiri.
tidak..tidak.., kenapa kau jadi mengharapkan donghae..? kau sudah gila han ji kyung.” ucapnya dalam hati, sambil menggelengkan kepalanya cepat. Hal tersebut membuat seorang anak laki-laki  yang umurnya lima tahunan di sampingnya, memandang ji kyung dengan tatapan tidak bisa di tebak, mungkin anak itu heran melihat ji kyung yang komat-kamit sendiri dan melakukan gerakan yang mungkin terlihat aneh untuk anak itu.
Beberapa saat kemudian, ji kyung sadar bahwa anak kecil itu memandang ke arahnya. Ji kyung tertohok, dia menyadari bahwa sedari tadi dia memang sedikit aneh, ji kyung pun hanya bisa memandang anak kecil itu dengan sebuah senyuman yang sedikit kikuk. Namun senyum ji kyung justru membuat anak itu takut, dia mendekatkan dirinya lagi pada ibunya, yang sedari tadi sibuk dengan sebuah catatan, mungkin itu  sebuah daftar belanjaan.
“kau kenapa min woo? “ ucap ibu anak itu, yang sangat jelas di dengar oleh ji kyung. buru-buru ji kyung mengalihkan pandangannya, ia tidak mau ibu itu menyangka yang tidak-tidak padanya.
“aku rasa aku memang harus mengunjungi seorang dokter” ucapnya asal, namun suaranya tidak keras, terkesan seperti berbisik.
Han Ji Kyung.., kau kemana saja? Sudah lama kau tidak muncul di kampus…!” sebuah pesan masuk kedalam ponsel ji kyung. ji kyung buru-buru membuka ponselnya lagi, dia sangat berharap jika itu adalah donghae. Namun, di sana justru tertera nama “ Kim Eun Hye”, dia adalah teman ji kyung, di kampus.
Ji kyung menatap nanar pada layar ponselnya, dia bingung haru menjawab apa, dia tidak ingin eun hye mengetahui keadaannya sekarang.
maafkan aku, apa keadaan mu sehat..?” balas ji kyung, tanpa sedikit pun menjawab pertanyaan sahabatnya itu.
seharusnya aku yang menanyakan keadaan mu, apa kau baik-baik saja? aku sangat kahwatir pada mu. kau juga tidak pernah mengangkat telepon dari ku. kau kenapa? Apa aku pernah menbuat mu marah?” setelah menunggu beberapa saat, akhirnya eun hye pun membalas pesan ji kyung.
aku baik-baik saja, terimakasih telah menghawatirkan ku. dan kau tidak mempunyai salah apapun, aku hanya ingin menghadapi hidup ku. maafkan aku karena aku bukan sahabat yang baik untuk mu. ” balas ji kyung, raut wajah ji kyung terlihat begitu muram, wajah ayahnya pun membayang di pikiran ji kyung.
“ayah.., apa kau makan dengan baik di sana? Aku tidak pernah malu menjadi anak mu, aku akan banyak belajar dari mu ayah..! suatu saat nanti, akan ku buat kau dan ibu lebih bahagia daripada ini..” ucap ji kyung lirih.
apa maksud mu? aku tidak mengerti, menghadapi hidup seperti apa? Bukankah kau ini seorang putri raja,?” pesan dari eun hye kembali masuk ke ponsel ji kyung. eun hye sama sekali tidak mengerti maksud sahabatnya itu.
hahaha…, tidak perlu di pikirkan. Putri raja? Ah.. itu hanya ada di cerita dongeng eun hye…
tapi apa mungkin kau akan kembali ke kampus? Aku sudah sangat merindukan mu. ini sudah satu minggu, kau mau libur beberapa hari lagi…?
kita lihat saja nanti… ” jawab ji kyung singkat.
gadis ini.., kau benar-benar menyebalkan..! sudahlah, terserah kau saja. Cepat kembali, kami mencintai mu..! ”. ji kyung tersenyum kecut membaca pesan dari sahabat karibnya itu. baginya mustahil untuk berada di tempat itu lagi, belajar dan bercanda dengan teman-teman lainya, seperti dulu lagi. namun ji kyung tidak ingin berkecil hati, dia yakin suatu saat ada hal indah akan menghampiri dirinya.
Han Ji Kyung…. FIGHTIG…. ” Ucapnya dalam hati, tangannya terkepal menunjukan hasratnya yang membara.
Sebuah music jazz yang indah sedang mengalun, ke seluruh sudut restoran bergaya ala eropa ini. seluruh pengunjung nampak sangat menikmati hidangan makan siang mereka, tak terkecuali kriystal dan kyuhyun. Adik-kakak ini tampak begitu asik menikmati hidangan yang tertata di atas meja mereka, di selingin obrolan ringan di antara mereka membuat suasana di meja itu begitu riang, wajar saja…, kurang lebih sudah satu setengah tahun mereka tidak bertemu, membuat mereka merindukan satu sama lain.
“woah…, aku benar-benar merindukan seoul,” ucap krystal di sela makannya. Kyuhyun tersenyum lembut pada adiknya.
“ jadi, apa kau akan tinggal lebih lama di sini.?” Tanya kyuhyun. Krystal menggangguk pelan.
“aku merasa lebih baik jika aku tetap di sini.” Kata krystal, sembari tersenyum lebar.
“jika begitu, tinggalah di sini.” Ucap kyuhyun lagi.
“mianhae…,” ucap seorang wanita tiba-tiba. Tanpa aba-aba kyuhyun dan krystal menoleh ke arah sumber suara itu.
“eonni….” Kata krystal tersentak kaget.
“mianhae, jika aku menganggu. Aku melihat kalian di sini…”
“jika kau tahu kau mengganggu kenapa masih menyapa kami?” ucap kyuhyun memotong ucapan wanita yang di sebut “eonni” oleh krystal itu. wanita itu seolah dipojokan oleh kata-kata kyuhyun tadi.
“hus.., kau tidak boleh begitu” bisik krystal pada kakaknya. Krystal pun bangkit dari duduknya, lalu berdiri menghadap wanita tadi.
“eonni.., maafkan kakak ku. dia pasti hanya bercanda, kau tahu sendiri jika selera humornya sangat buruk.” Kata krystal, berusaha memberi penjelasan agar wanita itu tidak salah paham. Kyuhyun hanya diam, apa lagi setelah krystal melayangkan tatapan penuh amarah padanya.
“hem, jika eonni mau…  kau bisa duduk di sini bersama kami. Lagipula kita sudah sangat lama tidak bertemu?” tawar krystal, tanpa meminta izin kepada kakanya terlebih dahulu.
“tidak usah, aku akan mencari meja sendiri” tolak wanita yang umurnya sama dengan kyuhyun itu.
“kau tidak boleh menolak, ini pertemuan kita lagi setelah 14 tahun..! kita harus rayakan ini bersama..!?” ajak krystal lagi.
“aku..”
“dia pasti sangat sibuk, bukankah kau sudah mendapatkan mimpi-mimpi mu nona Hwang? Dia pasti sangat sibuk mengurusnya sekarang..!” kata kyuhyun ketus, dan tersenyum seolah-olah ia meremehkan wanita itu.
“oppa kau ini diam saja..!” bisik krystal lagi.
“ne.., dia benar. kakak mu memang selalu benar cho krystal. Aku yakin dia menjadi pria yang hebat saat ini” ucap  wanita itu, rahangnya bergetar menahan amarah. Ia sangat geram dengan sikap kyuhyun. Krystal hanya menatap kakanya dan wanita itu, krystal bisa melihat raut wajah kakanya yang tidak bersahabat, dan wanita itu juga menatap kyuhyun dengan tatapan yang tidak bisa di tebak, namun tatapan itu sangat tajam.
“maafkan aku cho krystal, aku harus pergi. Mungkin kita akan rayakan pertemuan kita di lain waktu. Maafkan aku mengecewakan mu.” kata wanita itu lagi.
“aku yang seharusnya minta maaf eonni, karena sikap kakak ku sedikit kaku dan..”, ucapan krystal terpotong saat gadis itu menyelanya.
“tidak apa, aku pergi dulu…”  pamit gadis itu, tapi hanya krystal lah yang menyambut baik, sedengkan kyuhyun masih sibuk dengan diamnya dan memasang wajah yang terkesan angkuh itu.
“baiklah, hati-hati eonni..”
“nde..” jawab wanita itu singkat.
“oppa, aku memang tidak mengetahui apa masalah kalian. Tapi apakah waktu empat belas tahun tidak cukup untuk mu mendiami Suzy eonni seperti itu? hey.. my brother…! Kau bukan anak kecil berumur lima tahun lagi…, oh tidak bahkan anak umur lima tahun bisa dengan mudahnya memaafkan teman yang mengambil sebuah permen darinya.” Ucap krystal dengan kesal, namun nada suaranya rendah. Tidak mungkin ia meneriaki kakaknya di tempat umum seperti ini.
“bahkan aku dan dia bukan anak umur lima tahun, yang sedang memperebutkan sebuah permen. Namun sayangnya dia telah menghilangkan satu hal termanis yang aku punya. Apa orang seperti itu akan kau maafkan dengan mudah?” kata kyuhyun membuka suara.
“tapi oppa..!”
“sudahlah.., jika kau sudah selesai makan, aku akan antar kau ke rumah, agar kau bisa istirahat, terutama mengistirahatkan mulut mu yang cerewet itu.”. ledek Kyuhyun.
“ish kau ini…! sudahlah, ayo kita pulang saja. Aku sudah kehilangan mood ku hari ini” kata Krystal kesal.
“hey, seharusnya aku yang kehilangan mood,” umpat Kyuhyun.
“terserah kau saja.”. Krystal pun berdiri, dan pergi mendahului kakaknya. Ia amat kesal dengan kelakuan kakaknya yang menjengkelkan itu.
Krystal membanting pintu mobilnya kasar, wajahnya ditekuk namun hal itu justru membuat Krystal lucu di mata kakaknya.
“sudahlah, aku meminta maaf karena aku sudah mengahancurkan mood mu nona manis..!” ucap kyuhyun, sembari menghidupkan mesin mobilnya.
“kau harusnya meminta maaf kepada suzy eonni, dia adalah wanita yang manis, cantik dan juga pintar, dia adalah sosok yang sempurna tapi kenapa kau malah membencinya? Bukannya dulu kalian adalah sahabat yang sangat dekat?” oceh krystal lagi.
“apapun itu, bukakanlah hal yang sangat penting..” jawabnya singkat, lalu melajukan mobilnya.
“okey.. okey..! aku tidak akan bertanya lagi, aku tahu percuma bertanya pada orang seperti mu!”. krystal lalu membuang wajahnya ke arah luar jendela.
Sejenak tidak ada percakapan apapun di antara keduanya. Kyuhyun fokus pada kemudinya sedangkan krystal lebih memilih memainkan handphone miliknya. Mobil mereka terhenti ketika traffic light  menunjukan warna merah.  Krystal tetap fokus pada layar handphonenya, sedangkan Kyuhyun  kali ini memalingkan wajahnya ke luar jendela mobilnya. Namun saat matanya tertuju ke arah spion, tak sengaja terlihat sebuah pemandangan yang sedikit mengganggu kyuhyun. Dia yakin, dia tidak salah lihat bahwa wanita yang sedang bersama seorang lelaki di atas motor itu adalah sekretarisnya sendiri, Han Ji Kyung. mata kyuhyun tak henti-hentinya memandang kaca spion itu, tatapan matanya tidak bisa di jelaskan, namun hatinya agak gelisah melihat ji kyung, wajah ji kyung terlihat lebih cerah dari biasanya.
“oppa, kau kenapa..? apa yang sedang kau lihat?” tanya krystal tiba-tiba saat dia menyadari kakaknya terus menatap spion dengan tatapan aneh.
“oh.., tidak..! bukan apa-apa..!”  kilah kyuhyun.
“ohhh..” ucap krystal singkat, tanpa menaruh curiga sedikit pun pada kakaknya.
Kyuhyun kembali menatap kaca spion, namun sayangnya lampu hijau sudah lebih dahulu menyala, membuat dia harus melajukan mobilnya lagi. beberapa saat kemudian kyuhyun kembali melihat kaca spionnya, namun ji kyung dan lelaki tadi sudah tidak terlihat lagi. kyuhyun menarik napasnya pelan dan menghembuskannya secara perlahan juga. Entahlah… dia tidak tahu apa yang sebenarnya ia rasakan, dia tidak seharusnya memperdulikan di mana, atau bersama siapa han ji kyung saat ini, tapi hatinya benar-benar seperti ada sesuatu yang menganjal di sana.
kau kenapa hey.. cho kyuhyun?” tanyanya dalam hati. Ia menggelenkan kepalanya cepat dan fokus lagi pada kemudinya.
“dasar aneh…! Kau kenapa lagi?” tanya adiknya yang sedari tadi menyadari keanehan kakaknya itu. kyuhyun menatap tajam adiknya, seolah-olah mengisyaratkan bahawa adiknya tidak usah ikut campur dengan apa yang terjadi pada dirinya saat ini.
“ Kau benar-benar menyebalkan..!” umpat krystal, bibirnya mengkrucut tanda ia kesal dengan kakaknya. Kyuhyun sama sekali tidak peduli dengan adiknya yang sedari tadi sangat marah atas kelakuannya sendiri, karena dia masih disibukan dengan perasaannya sendiri.
Jika kyuhyun sedang kebingungan dengan perasaannya sendiri, hal lain justru sirasakan ji kyung, dia sangat gembira hari ini, saat harus menunggu bus tiba-tiba saja donghae datang, seperti kebetelan-kebetulan sebelumnya bukan?, dan sudah bisa dipastikan jika akhirnya donghae mengantar Ji Kyung pulang. Meski pada awalnya Ji Kyung ragu, sejujurnya dia masih sangat kesal kepada Donghe, karena pesan yang terakhir Donghae kirim. Namun, saat Donghae tersenyum lembut sambari meminta maaf padanya ,Ji Kyung akhirnya luluh juga. Ji Kyung rupanya  menyadari satu hal jika ia tidak bisa marah terlalu lama pada Donghae.
“oppa… apa kau mampir dulu, eomma pasti senang bertemu dengan mu…” ucap ji kyung sesampainya di depan rumah, meski  pada awalnya ia tidak enak hati, mengingat kemarin dia berusaha agar ibunya tidak bertemu donghae. Tanpa ragu donghae mengangguk tanda setuju, sebuah senyum terukir di bibir ji kyung dia bersyukur donghae tidak lagi tersinggung dengannya.
“kajja…, kita masuk” ajak ji kyung, tangannya refleks menggenggam tangan donghae. Donghae sedikit kaget, namun sedetik kemudian dia tersenyum bahagia.
Ji kyung mengetuk pintu rumahnya, tidak menunggu lama pemilik rumah pun membuka pintunya, terlihatlah seorang wanita yang tak lagi muda sedang tersenyum ke arah Ji Kyung dan Donghae.
“kalian rupannya…?” ucap ibu jikyung dengan sumringah.
Donghae dan Ji kyung membungkuk tanda hormat pada orang yang kini berdiri di hadapan mereka.
“eomma, ini adalah Lee Donghae.” Ucap Ji Kyung, memperkenalkan orang di sampingnya itu. Donghae pun kembali membungkuk sembari tersenyum, seperti biasa… senyumannya terlampau manis membuat siapa saja yang melihatnya akan menjadi bahagia.
“ senang bertemu dengan mu, anak muda. Ji Kyung banyak bercerita tentang mu..” kata ibu ji kyung, yang membuat ia tesipu malu. Donghae menoleh ke arah Ji Kyung dengan sebuah senyuman hangat, apa lagi saat ,elihat rona merah di pipi gadis itu membuat donghae ingin sekali mencubitnya.
“eomma…” renggek ji kyung pelan. Eommanya hanya tertwa menanggapi ucapan anaknya itu.
“haha.., sudahlah ayo, kita masuk saja. “ ajak ibu ji kyung.
“tapi aku sangat serius donghae-yya..” bisik nyonya Han pada donghae, namun masih bias di dengar oleh ji kyung.
“eomma….” teriaknya ji kyung sedikit kesal. Donghae dan ibu ji kyung hampir di buat tertawa oleh hal itu.
Selapas itu, ji kyung membiarkan eommanya dan Donghae mengobrol hanya berdua, mereka tampak mengobrol dengan asiknya meskipun ibu ji kyung harus sedikit lebih bersabar, karena donghae harus menulis kata-kata yang ingin ia ucapkan, namun hal tersebut tidak sedikit pun mengurangi penilaian ibu ji kyung, baginya.. donghae adalah orang yang sangat menakjubkan…, dan juga sangat hebat. Entahlah mengapa nonya han bias menganggap donghae adalah pria yang hebat namun feelingnya sebagai wanita terlebih seorang ibu membuat ia merasa donghae adalah pria yang baik, terlebih lagi untuk anaknya.
“donghae-yya, jika boleh bibi tau apa pekerjaan orangtua mu saat ini?” Tanya ibu ji kyung. donghae tersenyum lagi pada ibu ji kyung. lalu menulis kembali di atas kertas putih itu.
“ibu ku mempunyai usaha pembuatan kue. meskipun, usaha kecil namun ibu ku sangat menikmatinya, dan rasa kue yang ia buat sangatlah enak. Bibi harus mencobanya nanti” Tulis donghae.
“jinjja? lalu ayah mu bagaimana?” Tanya ibu ji kyung lagi, namun kini wajah donghae agak berubah, dia sendiri tidak tahu di mana ayahnya kini… apa masih hidup atau tidak ia pun tidak tahu.
“mianhae bibi, aku pun tidak tahu dia ada di mana. ayah ku sudah meninggalkan aku dan eomma sejak aku lahir.” Tulis donghae jujur, lalu menyodorkannya lagi pada nyonya han.
“ups.., mianhae.. ! aku sepertinya salah bicara. Apa kau sedih..?” ucap ibu ji kyung lagi, ia menyadari mimik wajah donghae kini telah berubah. Dongahe menatap ibu ji kyung sekilas, lalu tersenyum penuh kelembutan padanya.
“aku tidak apa-apa bibi. Terimakasih sudah menerima ku dengan baik” tulis donghae lagi.
“jangan berkata seperti itu, kau anak yang baik manamungkin aku tidak menerima mu” ucap nyonya han sembari terkekeh kecil. Donghae juga menyambutnya dengan senyuman. Di sisi lain tanpa mereka sadari ji kyung sedari tadi telan mengintip percakapan mereka, juga tersenyum  di balik dingding ruang tamu itu, ia senang dan lega ibunya tidak mengintimidasi donghae, bahkan sekarang, mereka menjadi sangat akrab.
“kenapa hyung membiarkannya pulang ?? “ bentak kyuhyun pada jungsoo. Ia seperti sedang kebakaran jenggot apalagi setelah mengetahui jungsoo memberikan izin pulang pada ji kyung.
“wajahnya sangat pucat, aku rasa dia kelelahan. Aku hanya takut dia sakit.”
“apa hyung yakin dia sakit? Aku sendiri tidak yakin,” ucapnya penuh emosi. Jungsoo terheran melihat sikap kyuhyun yang biasanya tidak akan pernah peduli dengan karyawannya sendiri.
“ berikan alamatnya pada ku?”
“kau ini kenapa? Bukakankah selama ini kau tidak pernah mau peduli dengan sekretaris mu? Tapi kenapa aku memberi izin ji kyung untuk pulang saja kau begitu emosi?” Tanya jungsoo penuh selidik.
“itu karena.., ah.. sudahlah berikan saja aku alamatnya.” Ucap kyuhyun tak sabaran.
“baiklah.. tapi kau harus berjanji… jangan berbuat yang macam-macam pada han ji kyung.”
“memang aku akan berbuat hal macam apa padanya. Aku tidak serendah yang kau pikirkan hyung.”
“baiklah..baiklah… kyu..!” ucap jungsoo terdengar seperti seseorang yang pasrah.

Rabu, 07 Mei 2014

Donghae_ Fanfiction_Thank You, Good Bye (part 3)




Title:  Thank you, Good bye
Author: Molina a.k.a Kim Ji Eun/Han Ji Ahh
Genre: sad romance cast:  main :
                                -Lee Donghae (SUJU)
                                -Cho Kyuhyun (SUJU)
                                - Han Ji Kyung (oc)
     Support:

                                -Suzy (miss A)
                                -Krystal (fx)
                                -Kris (exo)
                                -Eunhyuk (SuJu)
- park jungsoo (leeteuk suju)                 -(find by your self)



SEVENTH
“jangan salah paham, aku hanya asal bicara”.kata kyuhyun sesampainya mereka di tempat parkir. Kyuhyun mengatakannya tanpa merasa bersalah sedikitpun pada ji kyung.
“nde.., tidak apa-apa tuan” jawab ji kyung pasrah, lelah baginya untuk melawan perkataan kyuhyun meskipun hal yang di katannya tadi sama sekali tidak menyenangkan hati ji kyung.
“baguslah.., apa jadwal ku hari ini.?”
“kau ada pertemuan dengan Group Villace jam sepuluh pagi, lalu  kau ada meeting di Hanzza corp pada jam satu siang.” Terang ji kyung
“baiklah,” ucap kyuhyun. Kyuhyun lalu melajukan mobilnya ke tempat di mana dia akan bertemu dengan Group Villace kebetulan jam sudah menunjukan pukul setengah sepuluh.
“apa kau mau menemui ku nanti sepulang kerja di Namsan Park, nona Han” sebuah pesan singkat datang dari donghae, yang membuat mood ji kyung kembali normal. Sebuah senyum terukir indah di sudut bibir ji kyung. tidak perlu menunggu lama ji kyung pun membalas pesan donghae
tentu, dengan senang hati tuan Lee” balas ji kyung. senyumnya tidak pernah hilang dari wajahnya yang cantik itu. tentunya cho kyuhyun juga memperhatikan tingkah gadis ini, karena hanya dialah orang yang sedang berada satu mobil dengan ji kyung.
“apa itu pesan dari kekasih mu? aku rasa cinta membuat seseorang menjadi seperti anak kecil” ledek kyuhyun
“mwo? Tuan cho yang terhormat. saya pikir andalah yang terlalu di buat seperti anak kecil oleh cinta” cibir ji kyung.
“apa kata mu..?” bentak kyuhyun
“baiklah.. tuan cho, hari ini kau sudah cukup membuat ku kesal. apa saat ini kau ingin kita berdebat lagi? Aku rasa kau hanya perlu fokus pada kemudi mu jika kau ingin kita selamat tuan cho” ucap ji kyung. kyuhyun merasa terpojok, dia tidak bisa menjawab atau melawan kata-kata ji kyung, karena ji kyung ada benarnya juga. Dia harus tetap fokus pada jalan raya dan sampai di tempat tujuan dengan selamat.
Tidak ada satu pun dari mereka yang bersuara. Suasana mobil tersebut hening seperti semula. Ji kyung sebenarnya ingin menanyakan wanita yang mereka temui tadi, tapi ji kyung tahu persis jika ia menanyakan hal itu, mereka pasti berujung dengan perdebatan yang sangat hebat.
Setalah beberpa menit akhirnya mereka sampai di sebuah restoran mewah bergaya klasik, rupanya mereka sampai lebih duhalu daripad villance group. Ji kyung menatap setiap pengunjung yang berada di sana, berdandan mewah, memakai perhiasan, tas, dan baju yang bagus dan mahal. bisa di tebak jika orang yang sedang menikmati makanan di restoran ini hanya lah, orang-orang dari  kelas atas. Ji kyung merasa tidak percaya diri, dia terus berjalan merunduk. Kyuhyun yang menyadari hal tersebut, menggenggam tangan ji kyung. ji kyung manatap kyuhyun dengan tatapan penuh tanda tanya, jujur ia merasa tidak nyaman dengan perlakuan kyuhyun.
“tuan cho, bisakah kau lepaskan tangan mu” bisik ji kyung
“sudahlah ikuti saja aku.” ucap kyuhyun enteng. Menggemgam tangan ji kyung mungkin menjadi pilihan terbaik bagi kyuhyun. Entah mengapa dia ingin melindungi gadis yang berada di sampingnya itu dari segala yang membuatnya tidak nyaman.
“selamat pagi tuan dan nyonya? Ada yang bisa saya bantu?” sapa seorang pelayan wanita restoran itu.
“bisa kau tunjukan sebuah meja untuk kami?” pinta kyuhyun
“baik tuan, silakan ikuti saya..” ucap pelayan itu lagi. ji kyung dan kyuhyun pun mengikuti langkah kaki pelayan tersebut sementara kyuhyun masih menggenggam tangan ji kyung.
“silakan duduk nyonya.., tuan..”
“gamsahamida nona..” ucap ji kyung sembari tersenyum ramah pada pelayan itu. kyuhyun memandangi wajah ji kyung, wajah yang cerah sehingga membuat kyuhyun hampir tenggelam dalam alam bawah sadarnya, jika saja sang pelayang tidak melontarkan sebuah pertanyaan pada ji kyung dan kyuhyun.
“apa nona dan tuan adalah sepasang kekasih? Jika iya, kalian adalah pasangan yang serasi. “ ucapnya. Yang sukses membuat mata ji kyung dan kyuhyun membulat sempurna.
“Upss.. mianhae aku terlalu banyak bicara hari ini. maafkan atas ketidak sopanan ku tuan, nona?” celoteh pelayan tersebut panjang lebar.
“ohh, tidak apa-apa nona. Sungguh..” ucap ji kyung lagi, sebelum kyuhyun mendahuluinya dan berbicara dengan mulut pedasnya itu
Setelah memberikan menu pelayan itu pun pergi. Kyuhyun menatap gadis yang duduk di depannya kini. Kyuhyun tidak mengerti dengan ji kyung, terkadang ia menyeramkan dengan tatapan yang seakan penuh kilatan api, namun di sisi lain gadis ini juga memiliki suatu sifat yang manis, ramah dan kyuhyun mengakui jika gadis ini cukup cantik. Tapi buru-buru kyuhyun  menepis pemikirannya itu.
“tuan Cho kau kenapa menatap ku seperti itu?” tanya ji kyung membuat kyuhyun tergelagap dan salah tingkah.
“jangan salah paham, aku bukan menatap mu. tapi aku sedang memikirkan sesuatu.” Kilah kyuhyun. Ji kyung hanya tersenyum pelan mendengarkan pejelasan kyuhyun. Dia tahu betul jika kyuhyun memang sedang memandangnya.
“oh begitu..” balas ji kyung singkat.
“sudahlah jangan berpikir yang macam-macam, lebih baik kau cepat memesan minuman mu.” ucap kyuhyun lagi, lalu memalingkan wajahnya kembali ke daftar menu.

Lagu Bruno Mars yang berjudul “just the way you are” mengalun indah dari bibir seorang lelaki bertubuh kurus bernama Lee Hyuk Jae, lagu tersebut semakin sempurna dengan iringan gitar dari Donghae. Semua mahasiswa maupun mahasiswi di unniversitas seoul itu berdecak kagum akan penampilan dua lelaki tampan itu.seorang mahasiswi tak henti-hentinya memandang wajah tampan donghae, ada juga yang terpesona dengan suara Hyuk Jae. Hari ini mereka berdua seakan menjadi pangeran impian yang berasal dari negeri dongeng. Dongahe dan hyuk jae pun tersenyum puas karena mereka berhasil menghipnotis para mahasiswa maupun mahasisiwi di sana  dengan penampilan mereka.
“donghae, ayo kita makan siang. Perut ku sudah benar-benar lapar…” ucap hyuk jae sembari memegangi perutnya, dan memasang wajah memelas seakan dia belum makan selama berbulan-bulan. Donghae mengangguk cepat, perutnya juga sudah mulai terasa  lapar.
“ah..aku tahu kau juga sangat lapar…! Bagaimana kalau kita ke kedai mie hitam di depan sana..?” ajak hyuk jae. Dongahe tersenyum sambil mengacungkan jempolnya tanda setuju.
Hyuk jae dan Donghae sudah bersahabat dari usia mereka masih kanak-kanak, jadi tidak heran jika mereka sangat dekat, dan memahami kekurangan bahkan kelebihan dari mereka, huk jae dengan sifatnya yang konyol dan playboy dan donghae dengant sifat yang polos dan berkepribadian tenang. Memang sangat berbeda namun, hal itulah yang membuat mereka bisa saling mengisi satu sama lain. Ibarat sepatu, jika hanya sebelah tidak aka nada gunanya, namun jika di gunakan bersama-sama mereka akan jauh lebih bermanfaat bagi sang pemakai, untuk menampaki jalanan yang penuh batu dan debu.
“wow..wow.., lihatlah wanita tadi bukankah dia cantik oh? Lekuk tubuhnya bahakan sangat sempurna di mata ku” seru Hyuk Jae dengan mata yang berbinar-binar saat melihat seorang wanita muda yang melewati meja mereka barusan.
tidakkah semua wanita yang kau temui selalu kau katakana cantik dan seksi?” tulis donghae di booknote kecilnya.
“haha.., kau sepertinya sangat memperhatikan ku ya?”
bagaimana tidak, setiap hari mata mu seperti itu saat melihat seorang wanita
“baiklah.., kau memang benar Lee Donghae. Sudah makan saja mie mu.” ucap  hyuk jae dia merasa terpojokkan, donghae rupanya memang benar-benar mengenalnya dengan sangat baik. Donghae tersenyum penuh kemenangan atas kekalahan temannya itu.
“oh ya, apa gadis yang kau ceritakan kemarin menerima ajakan mu..?” tanya hyuk jae.
iya.. dia menerima ajakan ku untuk bertemu. Tapi aku takut..” tulis donghae sedikit lemas.
“kenapa? Apa yang kau takutkan?”
entahlah aku tidak cukup percaya diri. Dia gadis yang sempurna, Baik dan cantik. Aku takut dia malu jika berteman dengan ku.”
“hey tuan lee, kau juga pernah mengatakan hal yang sama pada ku dulu saat kita masih kecil. Apa kau ingat? Kau takut berteman dengan ku karena kau memiliki kekurangan. Tapi aku bahkan tidak perduli dengan semua itu.. dan semua berjlan dengan cukup bik selama ini, iya kan?” tanya hyuk jae, sedikit tidak suka jika sahabatnya itu tidak percaya diri dengan apa yang ia miliki.
tapi.., apakah kau yakin dia tidak akan apa-apa?
“kau bilang dia gadis yang baik dan menakjubkan. Aku yakin dia akan baik-baik saja” jawab hyuk jae menyemangati donghae. Donghae mengangguk pelan. Sebenarnya apa yang hyuk jae katakana ada benarnya juga, tapi entahlah.. dia juga sedikit memikirkan pandangan orang lain jika ji kyung berteman dengannya.
“hey, lee donghae mengapa kau hanya diam oh? Sungguh kau ini tidak ahli  dalam menangani wanita. Cepat kirimi dia sebuah pesan,”
aku tidak mau, yang ada aku hanya mengganggunya.”
“ish.. ini jam makan siang mana mungkin kau mengganggunya. Cepatlah.. aku tahu kau mengaguminya kan?” tanya hyuk jae penuh selidik.
ah.. tidak. Tapi pesan seperti apa yang harus ku kirimkan.?” Tanya donghe polos. Hyuk jae menatap donghae dengan heran.
“kau ini benar-benar…! percuma kau berteman dengan seorang playboy seperti ku, mengirim pesan saja kau tidak bisa” jawab hyuk jae ketus, yang membuat donghae murung. Sebenarnya niat hyuk jae hanya bercanda kenapa donghae memasukannya ke dalam hati?
“maafan aku, aku tidak pernah mengajarkan mu bagaimana caranya mengirim pesan kepada wanita. Maafkan dongahe..” ucap hyuk jae membenahi perkataannya yang mungkin membuat dongahe salah paham.
tidak sama sekali tidak…” tulis dongahe lalu tersenyum seperti biasanaya.
“kau ini.., selalu sama saja. kemarikan handphone mu?”
untuk apa..?”
“sudah cepatlah…” pinta hyuk jae tak sabaran. Donghae mengeluarkan ponselnya dari saku jiketnya dan dengan sekejap mata ponsel itu pun berpindah tangan ke genggaman hyuk jae. Hyuk jae lalu mengetik beberapa kalimat di sana lalu mengrimnya ke kontak bernama “spring girl”
“sudah selesai.., kau lanjutkan sisanya okey? Aku mau makan mie ku yang enak ini..” ungkap hyuk jae sambil tersenyum dan memperlihatkan gummy smile andalannya.
Tak beberapa lama sebuah pesan singkat masuk ke dalam ponsel donghae, terteralah nama “spring girl” disana. Dongahe menatap tajam kea rah hyuk jae, hyuk jae yang menyadari hal itu malah nyengir seperti monyet.
“bukankah aku sudah membatu mu. spring girl.. aku mengingat kau menyebutnya dengan nama itu, saat pertama kalinya kau menceritakannya pada ku. oh sungguh romatis” hyuk jae sedikit bergurau, menanggapi tatapan donghae.
“ayo, tunggu apa lagi? cepat balas pesannya, apa kau mau dia lama menunggu?” ucap hyuk jae lagi. dengan cepat donghae kembali fokus pada layar handphonenya, dan membalas pesan ji kyung. kira-kira isi pesan ji kyung seperti ini “aku sudah makan siang oppa,apa kau juga sudah makan?
“aku juga sudah makan, apa aku menganggu mu?” balas donghae
Tidak menunggu lama ji kyung juga membalas pesan donghae.
“tidak oppa, sama sekali tidak”
apa kau mau aku jemput nanti sore?” entah dari mana donghae memiliki keberanian itu.
apa itu tidak merepotkan mu?”
tidak, sama sekali
baiklah, aku menunggu mu oppa” balasan pesan ji kyung membuat dongahe tersenyum lebar. Hyuk jae juga tersenyum melihat sahabatnya itu senang.
baiklah, selamat bekerja..” balas donghae lagi
gumawo oppa..”
Rasa bahagia menyeruak di seluruh raga donghae, perasaan seperti ini sama sekali tidak pernah ia rasakan sebelumnya. Senyumnya tak pernah lepas dari wajah tampannya. Hyuk jae yang melihat hal tersebut ikut merasa senang, baginya bersyukur sekali donghae bisa bertemu dengan wanita seperti ji kyung, gadis yang baik meskipun hyuk jae tidak pernah bertemu dengan ji kyung sebelumnya, tapi dia yakin ji kyung bisa membuat dongahe bahagia. Susah memang mencari seseorang yang bisa memahami kekurangan donghae, selama ini orang-orang yang mengetahui kekurangan donghae hanya memandangnya dengan sebelah mata. Hanya ibu donghae dan keluarga hyuk jae lah selama ini menjadi teman hidup donghae, orang-orang di sekitarnya menjauhi donghae karena kekurangannya itu, seakan donghae memiliki suatu penyakit yang menjijikan.
Jam sudah menunjukan pukul 6 sore, donghae sudah datang untuk menjemput ji kyung sesuai dengan janji mereka tadi.
“oh.. oppa…” seru ji kyung saat dia sudah keluar dari gedung megah milik keluarga cho itu. donghae melambaikan tangannya pada ji kyung. senyum mengembang di wajah kedua insan ini, sepertinya kebahagiaan tengah menyelimuti hati keduanya.
“apa oppa sudah lama menunggu ku?” tanya ji kyung setelah sampai di hadapan donghae. Donghae mengibaskan tangannya tanda bahwa ia tidak lama menunggu ji kyung.
“oh, ya.. apa kau bersungguh-sungguh ingin mengajak ku ke Namsan Park hem..?” tanya ji kyung lagi. donghae mengangguk cepat, yang membuat ji kyung tertawa kecil dengan ulah donghae yang menurutnya lucu itu. dongahe menatap ji kyung yang tertawa dengan raut kebingungan.
“mianhae oppa, hanya saja kau sangat lucu?” ji kyung kembali tertwa kecil. Donghae mengerti sekarang, dia pun juga tersenyum lebar pada ji kyung. ia lalu menepuk jok belakang sepeda motornya, ji kyung yang sudah mengerti maksud donghae segera naik ke atas sepeda motor donghae tak lupa donghae juga memberikan satu helm untuk ji kyung kenakan. Motor donghae pun melaju menembus jalanan kota seoul menuju namsan park.
Namun di sisi lain, mereka tidak menyadari bahwa sedari tadi ada seseorang yang memperhatikan mereka dari ke jauhan sana, dengan tatapan yang tidak bisa di artikan. Mata orang itu tidak berpaling sedikit pun dari ji kyung dan donghae. bahkan hingga mereka sudah jauh pergi dari pandangan orang itu.
EIGHTH
Setelah menempuh perjalanan beberapa menit, ji kyung dan donghae akhirnya sampai di Namsan Park. Sebuah taman yang memiliki pemandangan memikat dengan rute – rute untuk para pejalan kaki. Keindahan taman ini semakin istimewa dengan berbagai bunga yang tertata rapi  dan indah serta pepohonan, yang menjadi tempat bagi beberapa satwa liar seperti burung dan tupai. Di taman ini juga ada sebuah bangunan yang sangat terkenal di korea, bahkan menjadi ikon korea sendiri, yaitu Namsan Tower.
Udara hari ini benar-benar sangat segar, langit sore yang perlahan menjadi gelap seakan ikut bergabung kedalam suasana bahagia yang kini tengah di rasakan ji kyung dan donghae. Entah kenapa jika di dekat donghae, ji kyung selalu merasa hatinya seperti bunga-bunga yang tengah mekar dan di kelilingin oleh ribuan kupu-kupu yang terbang kesana kemari. Ini adalah hal tergila yang pernah ia rasakan.
 Setelah berjalan sebentar di taman itu, Ji kyung memilih duduk di salah satu bangku taman yang juga di susul oleh donghae.
“gumawo oppa..” ucap ji kyung. donghae mengambil booknote kecilnya dan mulai menulis.
untuk apa?” tulisnya
“untuk hari ini.., hari ini kau benar-banar malaikat penolong ku. kau tahu hari ini aku menjalani hari yang sangat melelahkan oppa. Dia benar-benar menguji kesabaran ku hari ini.”
“nugu??”
“siapa lagi kalau bukan tuan malaikat bersayap hitam.” Jawab ji kyung asal.
“ aku penasaran dengan orang itu. tapi aku yakin kau menghadapinya dengan baik. Bukankah kau gadis yang hebat dan pemberani”
“kau yakin sekali aku gadis yang hebat dan pemberani?”
“buktinya saat kita pertama kali bertemu, kau berani membentak orang yang belum kau kenal sama sekali, kau sangat mengagumkan nona han”
“ish.. apa yang kau sebut mengagumkan, justru itu hal yang memalukan bagi ku. membentak seseorang yang bahkan baik seperti mu. aku sungguh menyesal atas kejadian itu.” ucap ji kyung merunduk. Dongahe memegang pundak ji kyung agar dia mengangkat kepalanya. Namun yang terjadi justru membuat tubuh ji kyung menegang.
Ji kyung mengangkat kepalanya, donghae mengegelengkan kepalanya pelan. Entah mereka sadari atau tidak jarak antara wajah mereka sangat dekat, mereka terpaku satu sama lain, donghae dengan pemikirannya dan ji kyung dengan kekagumannya melihat wajah lee donghae. Untung sebelum ada iblis mendekat mereka cepat-cepat memalingkan wajah mereka, dan saling membelakangi. Terlihat wajah ji kyung memerah, tubuhnya seakan panas dengan suasana tadi, begitupun dengan donghae ia merasa tubuhnya kaku tidak bisa merasakan apa-apa, otaknya terhenti oleh kejadian tadi. Cukup lama mereka saling membelakangi seperti itu, sampai pada akhirnya donghae mengumpulkan keberanian dan memulai percakapan untuk menetralisirkan kecanggungan di antara mereka.
mianhae.. aku tidak bermaksud yang macam-macam pada mu. jadi jangan salah paham okey? ” tulis donghae, lalu menyodorkannya pada ji kyung yang otomatis membuat ji kyung berbalik.
“tidak oppa, tidak apa-apa. Aku tidak pernah berpikir kau akan melakukan hal yang tidak-tidak pada ku. aku tahu kau ini orang baik” jawab ji kyung panjang lebar.
syukurlah, aku takut kau akan berpikir aku adalah lelaki kurang ajar. Dan kau tidak akan pernah mau menemuiku lagi” tulis donghae lagi lalu memberikan tulisannya pada ji kyung.
“sungguh aku sama sekali tidak berpikir seperti itu, aku hanya berpikir bahwa kau itu tampan..” ucap ji kyung tanpa sadar, donghae memandang ji kyung tak percaya atas ucapan ji kyung tadi. Sedetik kemudian ji kyung menyadari ucapannya tadi dan buru-buru menyanggahnya, untuk menutupi rasa malunya.
“mak..maksud ku.. bukan begitu tapi…” belum selesai berbicara dobghae sudah lebih dulu memberikan tulisan tangannya pada ji kyung.
tidak apa-apa, kau juga cantik, bahkan sangat cantik di mata ku” tulis donghae, yang membuat ji kyung tersipu malu. Rona kemerahan mendominasi pipi ji kyung, ada rasa malu dan juga bahagia karena pujian yang donghae lontarkan meskipun hanya dalam sebuah tulisan saja.
“aigoo oppa.., kau memang pintar memuji.” Ucap ji kyung terkekeh kecil untuk mendinginkan suasana sekaligus menyembunyikan rona merah di pipinya itu. donghae hanya bisa tersenyum menanggapi jawaban ji kyung.
apa kau lapar ji kyung?” tulis donghae lagi. ji kyung membaca tulisan donghae dengan penuh senyum .
“apa kau juga lapar oppa?”. Tanyanya balik. Donghae mengangguk pasti.
“jika begitu, ayo.. kita makan?” ajak ji kyung. ji kyung refleks menggandeng lengan donghae. Donghae tampak kaget dengan kelakuan ji kyung namun sedetik kemudian dia tersenyum.
“ayo oppa, tunggu apa lagi” tanya ji kyung. donghae menghentikan lamunannya lalu berdiri dan beranjak pergi dari tempat itu.
Di sepanjang trotoar banyak orang-orang yang berlalu lalang, jika menengok ke jalan raya keramaian juga tidak kalah terjadi, mobil dan sepeda motor mendominasi jalanan besar itu. ji kyung dan donghae berjalan santai menelusuri trotoar, tanpa sedikit pun ji kyung melepas tangannya yang sedari tadi bergelayut di lengan donghae, ji kyung menceritakan banyak hal  pada donghae tentang aktivitasnya hari ini, meskipun donghae hanya membalasnya dengan sebuah senyuman ji kyung tetap merasa nyaman dengan hal itu. namun lain hal dengan donghae, di satu sisi donghae merasa senang berada begitu dekat dengan ji kyung, namun di sisi lain donghae justru merasa bersalah dan tidak nyaman sedikit pun pada ji kyung, bukan karena donghae tidak menyukainya tapi karena kekurangannya membuat dia tidak percaya diri. Dia takut menyakiti ji kyung dengan kekurangannya itu. donghae menatap sekilas ke arah ji kyung yang sedang asik mengoceh sendiri kemudian mengadahkan kepalanya sebentar untuk sekedar melihat langit malam, lalu kembali menatap ji kyung. sebuah senyuman terukir indah di bibir Lee Donghae. Ji kyung menyadari bahwa songhae sedang melihat ke  arah dirinya dengan senyuman yang sangat tulus namun entah apa arti dari senyuman itu ji kyung pun tidak tahu.
“kenapa oppa menatap ku seperti itu?” tanyanya sedikit malu. Donghae menggelengkan kepalanya pelan.
“hem.. kau bohong” selidik ji kyung. donghae tertawa tanpa mengeluarkan suara membuat ji kyung semakin gemas. Ji kyung melepaskan tangannya dari lengan donghae. Dan menatap donghae tajam, berpura-pura untuk marah.
“apa..? apa yang kau tertawakan oppa?” ucap ji kyung, melihat ji kyung seperti orang marah donghae menghentikan tawanya dan menatap ji kyung dengan tatapan penuh penyesalan. Dia meminta maaf dengan mencakupkan kedua telapak tangannya. Dia benar-benar terlihat menyesal membuat ji kyung marah.
Ji kyung masih menatap donghae dengan tatapan seakan-akan marah, padahal sebenarnya dia sudah tidak bisa menahan lagi rasa ingin tertawa karena ulahnya, untuk menggoda donghae ternyata berhasil.
“hahahhaha…” tawa ji kyung lepas, dia sudah tidak bisa menahannya lagi ji kyung memegangi perutnya yang sakit karena tertawa. Namun tawa ji kyung justru membuat donghae keheranan. Dia tidak mengerti akan gadis ini.
“maafkan aku oppa, aku tidak benar-benar marah pada mu?” ucap ji kyung masih dengan tawanya. Donghae tersenyum lega mengetahui bahwa  ji kyung tidak benar-benar marah padanya. Tangan donghae mengacak sedikit rambut ji kyung baginya, melihat ji kyung  tertawa adalah hal yang menggemaskan, gadis itu terlihat begitu lucu di mata donghae.
“ ish oppa, kau membuat rambut ku berantakan” dengus ji kyung. donghae mengeluarkan senyum andalannya, tanpa peduli ji kyung mendengus kesal padanya. Donghae  lalu mengandeng tangan ji kyung untuk pergi dari tempat itu.
Aroma khas dari daging sapi memenuhi sebuah kedai makanan kecil, yang tidak begitu ramai pengunjung itu. Daging asap adalah menu yang tepat dipilih untuk mengisi perut kedua insan ini. disela-sela makan malam  itu, mereka masih sempat bercanda meskipun ji kyung harus sedikit bersabar karena untuk menanggapi celotehan ji kyung donghae harus menulisnya terlebih dahulu di atas kertas. Bagi ji kyung sendiri tidak masalah jika dia harus sedikit menunggu untuk donghae menulis kata-kata yang ingin ia ucapkan. Dia tidak mempermasalahkan kekurangan donghae tersebut, justru ji kyung merasa nyaman ada di samping donghae, dia belum pernah merasakan senyaman ini dengan orang yang baru dia kenal.
“oppa, boleh aku tahu apa pekerjaan mu? aku lihat kemana-mana kau membawa gitar?” ucap ji kyung.
kau benar-benar ingin tahu?” tulis donghae
“ish.. oppa, cepat .., jawab saja?” kata ji kyung lagi semakin penasaran. Donghae selalu saja membuat ji kyung gemas atas jawaban-jawaban donghae.
bagaimana jika aku katakana bahwa aku ini pengamen? Apa tidak masalah?” tulis donghae lagi, kali ini ia semakin menggoda ji kyung,
“jinjja? Itu  sama sekali tidak masalah, dari pada kau bekerja di tempat yang bagus tapi kau berusaha untuk berbuat curang” kata ji kyung, tiba-tiba ia teringat akan ayahnya, Raut wajah ji kyung menjadi muram karenan hal itu. Donghae yang melihat hal itu menatap ji kyung kahwatir.
“kau tidak apa-apa? Apa pertanyaan ku menyinggung mu? jika begitu aku minta maaf” tulis donghae cepat. Sejenak ji kyung terpaku dengan tulisan donghae, dia terdiam sebentar. Mencoba mengatur kembali kontrol dirinya, agar dia tidak menangis di depan donghae.
“bodoh…, apa kau membuat kesalahan kenapa kau meminta maaf terus?”
aku akan selalu meminta maaf, karena aku banyak kekurangan. Aku hanya takut, jika aku  menyakiti orang-orang di dekat ku. ” tulisnya.
aku berpikir aku selalu salah karena aku membuat orang-orang di sekitar ku merasa tidak nyaman” tulis donghae lagi.
Ji kyung kembali terdiam, dia memandang haru tulisan di booknote kecil itu.
“oppa, kau tidak salah.. sama sekali tidak. Jika seseorang merasa tidak nyaman di dekat mu, itu karena mereka tidak mengenal siapa diri mu. apa kau juga berpikir aku tidak nyaman?” ucap ji kyung dengan suara sedikit serak karena sedari tadi ia menahan tangisnya. Donghae mengangguk pelan.
“bukankah kau hanya bisu? Bukannya buta kan? Apa kau melihat aku menjauhi mu? apa kau melihat aku menjaga jarak dari mu?” ucap ji kyung kini penuh emosi, bahkan dia tidak peduli sedang berada di mana. air matanya menetes dia sungguh kesal jika donghae terus menerus menyalahkan dirinya dan merendahkan dirinya sendiri. Donghae tertunduk, dia tidak tahu harus berbuat apa.
“maafkan aku oppa, aku sedikit emosi. Lupakan kata-kata ku tadi. Maafkan aku sekali lagi.” ucap ji kyung. ia lalu berdiri hendak pergi dari tempat itu, namun dengan cepatnya donghae berdiri dan menarik lengan ji kyung hingga kini ji kyung jatuh di dalam dekapan donghae.
“oppa…, “ hanya itu yang bisa ji kyung lontarkan dari bibir indahnya. Donghae semakin mengeratkan pelukannya, membuat ji kyung merasa nyaman dan damai. Tanpa ragu ji kyung pun membalas pelukan donghae, sang waktu pun seakan-akan berhenti berputar detik itu juga.
Dalam pelukan donghae ji kyung meluapkan semua emosi dan juga kesedihannya. Tangisnya pecah, membasahi baju donghae. Terdengar begitu pilu, membuat donghae tak ingin melepas pelukannya. Cukup lama mereka berpelukan,  hingga donghae pun melepas pelukan mereka. Donghae meraih pipi ji kyung yang di genangi oleh air mata itu, perlahan Donghae mengusap pelan sudut mata ji kyung, menghapus semua air mata dan kesedihan ji kyung. Ji Kyung sendiri mengutuk dirinya karena menangis di tempat umum, terlebih lagi di hadapan Donghae. Namun usapan tangan Donghae barusan, membuat ji kyung merasa bahwa ada butiran-butiran salju lembut tengah menari-nari di atas kulitnya. Membuat suasana hati yang suram menjadi cerah kembali.
“gu..gumawo oppa..” ucap ji kyung, dengan sedikit terisak
Donghae tersenyum lembut pada ji kyung, namun manik matanya masih menggambarkan guratan kekahwatiran pada diri ji kyung.
“aku tidak apa-apa. Sebaiknya kita pergi dari sini.” Ajak Ji Kyung. Donghae mengangguk tanda setuju. Lagipula sedari tadi mereka cukup mengganggu beberapa pengunjung yang ada di sana. Ji kyung membereskan tasnya sementara donghae tengah menuju ke pemilik kedai untuk membayar makanannya, tak lupa sebelum pergi ji kyung dan donfhae meminta maaf atas kejadian tadi pada sang pemilik kedai.
“maafkan kami, bibi. Jami sungguh menyesal.” Ucap ji kyung. sembari membungkuk berulnag-ulang kali donghae juga mengikuti apa yang ji kyung lakukan.
“ahh.., tidak apa-apa! Jangan merasa bersalah seperti itu.” ucap bibi itu.
“tapi bagaimanapun juga, kami sudah  membuat sedikit keributan di sini” kata ji kyung sambil menggaruk tengkuknya.
“ aku bilang tidak apa-apa,” jawab bibi itu ramah.
“apa kalian sepasang kekasih?” tanya bibi pemilik kedai itu. membuat ji kyung dan donghae sama-sama membulatkan matanya. Hari ini sudah dua kali Ji Kyung di sangka berpacaran, setelah sebelumnya dia di sangka berpacaran dengan kyuhyun oleh sang pelayan restoran.
“tidak..tidak, kami bukanlah sepasang kekasih.” Ucap ji kyung malu. Donghae juga ikut di buat malu akan pertanyaan bibi itu.
“jinjja? Padahal kalian ini terlihat serasi.” Ucap bibi itu penuh dengan senyuman jahil. Ji kyung dan donghae hanya bisa tersenyum tidak jelas menanggapi perkataan bibi itu. sekilas mata ji kyung dang donghae saling beradu,  membuat ji kyung merasa seluruh tubuhnya panas seketika. Buru-buru ji kyung mengalihkan pandangannya ke tempat lain, namun tidak dengan donghae dia justru sangat menikmati paras cantik di depannya itu. tidak satupun yang bicara, mereka asik berpaut dengan pikirannya sendiri.
perasaan aneh apa ini? apa aku begitu terpesona padanya? tidak.. aku tidak boleh seperti ini terus..!” ucap ji kyung dalam hati.
kau terlihat sangat indah, maafkan aku, jika aku terpesona oleh mu han ji kyung” kata donghae, di dalam hati pula.
“hem…” suara bibi itu membuyarkan lamunan ji kyung dan donghae. Bibi tersebut tersenyum penuh arti pada mereka berdua.
“mianhae, kami akan segera pergi”ucap ji kyung. sambil membukuk
“kajja oppa, kita pergi” kata ji kyung lagi dan menarik lengan donghae. Donghae membungkuk sebentar lalu pergi.
“dasar anak muda,” ucap bibi itu sedikit menggelengkan kepalanya.

NINTH
Desiran angin pantai malam ini begitu dingin hingga seakan-akan menusuk tulang seorang lelaki setengah baya yang sedang menatap hampa lautan luas di depannya. Meskipun di bawah temaran  sinar bulan dan jutaan bintang tak membuat wajah berkarismanya tersebut sama indahnya dengan sinaran bulan itu. wajahnya menampakan suatu kesedihan yang tiada tara, sebuah perasaaan yang juga ikut menghiasai hati wanita yang kini menatap pria itu dari kejauhan sana.
“yeobo, ini sudah sangat larut. Lebih baik kau istirahat.” Ucap wanita itu penuh perhatian pada suaminya. Wanita itu sama sekali tidak tahu apa yang mengganggu pikiran suaminya 1 tahun belakangan ini, sehingga suaminya memutusakan untuk pindah ke Jepang dan meninggalkan perusahaannya yang besar di korea. Hal tersebut membuat wanita itu cemas, terlebih lagi wajah suaminya selalu memancarkan suatu kesedihan dan penyesalan.
“aku tidak apa-apa, biarkan aku di sini sedikit lebih lama lagi.” ucap pria itu degan seulas senyum di bibirnya.
“kau juga harus memperhatikan kesehatan mu, baiklah… aku akan masuk ke villa lebih dulu.” Kata wanita itu lalu beranjak pergi dari tempat itu. mungkin sudah cukup lelah baginya berbicara pada lelaki yang berstatus suaminya itu, terkadang wanita ini menganggap suaminya terlalu egois, tinggal di villa selama satu tahun, berpisah dengan kehidupannya di korea terlebih lagi wanita itu sangat merindukan anak-anaknya.
“apa kau bosan ada di sini?” suara lelaki itu kembali terdengar oleh istrinya, yang otomatis membuat langkah kaki istrinya terhenti.
“aku sudah bosan berada di tempat ini dari awal kedatangan kita.  Tapi apakah kau pikir aku terlalu mementingkan diriku sendiri, dan apakah kau pikir aku sanggup mengabaikan suami ku?” tanya wanita itu.
“jika kau bosan, kembalilah… putra kita pasti membutuhkan mu untuk menghadapi pekerjaannya di kantor.”
“apa yang kau pikirkan sebenarnya, kenapa tiba-tiba kau menjadi sesensitif ini? sampai-sampai kau mengasingkan diri seperti ini? kita adalah sepasang suami istri, jika kau mempunyai masalah itu berarti masalah ku juga kan? Kenapa kau tidak mau terbuka pada ku yeobo?” kata wanita itu menjadi sedikit emosi.
“aku tidak mempunyai masalah apapun, kenapa kau sekahwatir itu hem..?” lelaki itu berbalik dan memandang istrinya, dia mengeluarkan senyum khas miliknya membuat wanita di hadapanya itu terhipnotis, dan melupakan amrahnya.
“kau selalu bilang tidak apa-apa, tpi wajah mu selalu murung. Kau egois…, aku yakin kau lah yang menurunkan sifat egois pada anak kita.”
“aku egois? Benarkah? Aku rasa di masa muda ku aku memang sangat egois sehingga di masa tua aku di hukum Tuhan seperti ini.” jawab lelaki itu
“apa maksud mu yeobo? Ceritakanlah pada ku apa sebenarnya masalah mu?”
“maafkan aku, aku akan menceritakannya nanti saat waktunya telah tiba..” ucap lelaki itu. istrinya hanya bisa diam memikirkan apa yang sebenarnya terjadi pada suaminya.
“ itu bukan masalah yang besar sayang…, kajja kita kembali ke villa” ajak suaminya. Sang istri hanya bisa menuruti suaminya, dia sadar betul jika suaminya mungkin memang mempunyai masalah yang besar dan rumit sehingga dia enggan untuk menceritakannya, dia tidak mau memaksa suaminya. Dia takut membuat suaminya semakin stress.

“guwamo oppa atas hari ini, dan maafkan aku jika perkataan ku menyakiti mu” ucap ji kyung setelah turun dari motor donghae. Donghae menatap ji kyung, entah keberanian dari mana, donghae memegang pipi ji kyung dan mengelusnya pelan. Ji kyung sedikit kaget dengan perlakuan donghae, lagi-lagi donghae berhasil membuat tubuh ji kyung panas karenanya.
Donghae mengangguk pelan, dia tidak mempermasalahkan perkataan ji kyung karena hal tersebut ada benarnya sama seperti kata Hyuk Jae padanya tadi siang. Beberapa dtik kemudian, Donghae mulai melepaskan tangannga dari pipi ji kyung, setidaknya detik itu juga ji kyung bisa bernapas lega, dia tidak sanggup lagi menahan rasa yang aneh di hatinya, ji kyung memutuskan untuk berlari menuju ke dalam rumah ada seulas senyuman mengiringi langkah kakinya itu. entah mengapa ia merasa bahagia san senang di perlakukan seperti itu. donghae sendiri sejujurnya menyadari  bahwa ji kyung tengah tersipu malu akan perlakuannya tadi.
Sebelum benar-benar memasuki rumanya, ji kyung berhenti sejenak untuk melihat donghae, ji kyung tersenyum pada donghae, begitupun sebaliknya, donghae  juga tersenyum pada ji kyung. cukup lama mereka saling menatap seperti itu, tidak tahu harus berbuat apa seakan-akan mereka di bodohkan oleh perasaan di hati mereka.
“ji kyung apa kau tidak ingin masuk?” suara ibu ji kyung yang datang tiba-tiba, membuat ji kyung kaget.
“omo.. eomma, kau membuat ku kaget” ucap ji kyung sambil mengelus dadanya.
“aigoo, anak eomma kenapa membiarkan pria setampan itu menunggu di atas motor?” kata ibu ji kyung yang sedari  tadi sudah menyadari ada orang asing di depan rumahnya.
“itu.. eomma..” jawab ji kyung amun sebalum ji kyung selesai berbicara eommanya sudah lebih dahulu berjalan menuju tempat donghae.
“seharusnya kau membiarkannya masuk han ji kyung” ucap eommanya sembari berjalan ke  arah donghae. Melihat hal tersebut ji kyung menjadi risau, dia takut eommanya salah paham pada donghae kerena pastinya apapun yang ibunya katakan tidak akan di jawab oleh donghae. Ji kyung pun bergegas menyusul eommanya.
Lain dengan donghae dia justru tenang dan memberikan senyumnya pada ibu ji kyung sesampainya beliu di depan donghae. Tak lupa donghae juga membukukkan badannya.
“ahh.., kau pria yang kemarin bukan?” tanya ibu ji kyung, donghae sebenarnya ingin mengangguk tapi ji kyung sudah lebih dulu menjawabnya.
“nde, eomma dia pria yang kemarin dan juga yang menabrak ku tempo hari” ucap ji kyung, sekilas ia menatap kearah donghae. Ibu ji kyung juga menatap putrinya tersebut.
“aku bertanya pada dia, bukan dengan mu. kau ini tidak sopan ji kyung” ucap eomman ji kyung sedikit kesal dengan kelakuan putrinya.
“bagaimana kalau kau mampir sebentar?”
“dia tidak bisa…” kata ji kyung dengan cepat, eommanya menatapnya dengn kesal.
“maksud ku.., bukan kah oppa tadi bilang ada urusan lain, iya ka oppa..?” tanya ji kyung, ia manatap penuh harapan agar donghae mangatakan “iya”, dongahe menyadari jika ji kyung tidak ingin memperkealkannya pada ibunya. Donghae pun mengangguk sesuai harapan ji kyung.
“ jinjja? Baiklah.. hati-hati di jalan” ucap eomma ji kyung sedikit kecewa dengan respon donghae. Donghae membukukkan kembali badannya tanda minta maaf.
“tidak apa-apa oppa, aku yakin eomma ku pasti megerti. Iya kan eomma?”
“nde, kapan-kapan kau harus mampir ke rumah ku ?”. kata eomma ji kyung lagi. Donghae mengangguk menanggapi ucapan eomma ji kyung itu.
Donghae kembali menaiki motornya, setelah pamit pergi.  Ji kyung masih menatap donghae meskipun dia telah jauh, namun ibu ji kyung menarik tangan putrinya. Terlihat wajahnya begitu serius, ji kyung bingung atas tingkah eommanya itu.
“apa kau menyembunyikan sesuatu dari eomma?” tanya ibu ji kyung sesampainya mereka di dalam rumah.
“maksud eomma apa?” tanya ji kyung balik, dia sungguh tidak mengerti maksud eommanya.
“tentang lelaki itu, apa kau pikir aku buta? Bukankah lelaki itu bisu?” perkataan terakhir eommanya itu membuat ji kyung sedikit tersinggung.
“nde, dia memang bisu, dia memiliki kekurangan..” jawab ji kyung suaranya sedikit keras kali ini.
“iya dia bisu, apa kau malu?”
“tidak sama sekali tidak”
“lalu, kenapa kau tidak ingin meperkenalkannya pada eomma?”
“mianhae eomma, aku hanya takut jika kau. Meremehkan donghae oppa.” Kini nada suara ji kyung sudah kembali normal.
“apa kau begitu menghawatirkannya sayang?” tanya ibu ji kyung lagi. ji kyung hanya mengangguk pelan. Ibu ji kyung hanya tersenyum menanggapi kejujuran anaknya itu.
“jelaskan yang sebenarnya pada donghae, eomma takut jika dia salah paham atas kelakuan mu tadi?”
“benarkah seperti itu?”
“nde…”
“ah.. aku memang bodoh eomma.” Kata ji kyung lalu mengambil handphone yang ada di dalam tasnya dengan cepat. Ibu ji kyung tersenyum geli melihat putrinya itu.
“sayang.., di baru saja pergi. Aku yakin dia masih ada di jalan. Sebaiknya kau menelponnya nanti saja.”
“ ah.. aku lupa,” jawab ji kyung menepuk jidatnya. Tingkah putrinya tersebut justru membuat ibu ji kyung tertawa kecil.
“eomma….” Teriak ji kyung kesal karena ibunya menertawakannya.
Ji kyung mondar mandir sendiri di dalam kamarnya. Tangan kanannya memegang sebuah ponsel di sana, bermaksud untuk menghubungi seseorang, namun dia agak takut untuk mengirim pesan pada pria yang mungkin telah ia sakiti hatinya tadi.
“apa yang sebaiknya aku lakukan? Oh.. Tuhan..!” ucapnya sendiri.
“ah.., mungkin begini saja..”. ji kyung kemudian memberanikan dirinya untuk mengetik sejumlah kata di ponselnya.
oppa kau sudah sampai di rumah?” tulisnya. Selang beberapa saat donghae pun membalas pesan ji kyung.
nde aku sudah sampai. Kenapa kau belum tidur?”balas donghae
iya aku belum bisa tidur. Mianhae oppa…
untuk apakau meminta maaf?” tanya donghae pada pesannya.
aku telah menyinggung hati mu, aku hanya tidak mau jika nantinya eomma ku salah paham dengan mu” tulis ji kyung lagi
apa karena aku bisu?” balas donghae lagi.
bukan begitu.. oppa. Jangan salah paham.”
aku tidak salah paham, aku mengerti ji kyung, kau hanya kahwatir  jika eomma mu akan kaget dengan kekurangan ku kan?
oppa, jangan mengatakan hal seperti itu. maafkan aku oppa. Aku sungguh menyesal
ini bukan masalah yang besar nona han” kali ini pesan donghae sedikit menggoda ji kyung.
tidak..tidak, aku pantas di hukum oppa..
mwo? Di hukum? Hem.. boleh juga… kira-kira hukuman apa yang pantas untuk mu? ” donghae mencoba menggoda ji kyung lagi.
Ji kyung sedikit kaget dengan balasan dongahe. “apa di serius?” tanya ji kyung pada dirinya sendiri.
aku akan lakukan apa saja oppa.” Balas ji kyung cepat.
hahaha, kau tidak perlu melakukan apa-apa ji kyung. kau hanya perlu berada di samping ku saja.” Tangan donghae dengan lihainya menulis kata-kata itu.
Ji kyung tersenyum membaca pesan donghae, bukan karena donghae membatalkan hukumannya tapi kerena kata-kata terakhir pada pesan donghae. Meskipun dia tidak terlalu mengerti apa maksud donghae menulis kata-kata itu namun ji kyung sudah terlanjur bahagia hatinya karena pesan itu. ji kyung terus tersenyum  andai ada orang lain di sana mungkin dia sudah di sangka tidak waras lagi. sebuah pesan baru datang dari donghae lagi, ji kyung buru-buru membuka pesan itu, dia penasaran dengan apa yang akan donghae katakan selanjutnya.
maafkan aku ji kyung, apa kau memikirkan pesan ku tadi? Maafkan jika pesan ku itu membuat mu tidak nyaman. Kau boleh anggap itu hanya omong kosong ku saja.” . membaca pesan dari donghae tadi membuat senyuman ji kyung memudar, entah mengapa dia kecewa dengan pesan donghae ini, dan dia juga tidak tahu menagapa ia sangat mengharapkan donghae benar-benar ingin dia ada di samping donghae selalu.
“jinjja..? apa kau sedang ingin bermain-main dengan ku? kau jahat” ucap ji kyung kesal, tanpa pikir panjang lagi, dia melepaskan batrai handphonenya dan membuangnya ke atas kasur dengan asal.
“bodoh.. kau memang lelaki bodoh…” umpatnya. ji kyung menghepaskan tubuhnya ke atas kasur, ia menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut sambil terus mengumpat.
“aku juga bodoh…, seharusnya aku menyadari jika dia hanya bercanda. Kenapa aku jadi seperti ini?” ucapnya lagi.
Satu menit… dua menit…, bahkan kini sudah hampir lima menit berlalu ji kyung tak kunjung membalas pesan donghae, donghae termenung sendiri dia berpikir kali ini dia melakukan kesalahan lagi?. donghae mengambil sebuah buku mirip catatan harian.dia lalu menulis beberapa kata di sana.
dia tidak membalas pesan ku lagi, apa dia merasa risih dengan kata-kata ku tadi? tapi aku sudah meminta maaf padanya?”tulis donghae di sana. Dia selalu menulis semua yang ia rasakan yang ia dengar dan yang ia lakukan setiap harinya, di buku itu. Ia berharap lewat buku ini, suatu saat nanti ketika ia sudah terlalu lelah untuk menulis di booknote kecilnya, ketika dia tidak bisa lagi melukiskan perasaannya  dengan sebuah senyuman, orang-orang yang ia cintai bisa mengetahui perasaan, Bagiamana donghae sangat mencintai mereka.
kau tahu han ji kyung aku sangat serius meminta mu untuk selalu ada di samping ku. tapi aku terlalu pengecut untuk mengakui hal itu. aku juga takut jika hal itu membebani mu han ji kyung. jika aku boleh jujur, aku sangat mengagumi mu han ji kyung” tulisnya lagi, yang juga sebagai penutup catatannya itu.