Title: Thank you, Good bye
Author: Molina a.k.a Kim Ji Eun/Han Ji Ahh
Genre: sad romance cast: main :
-Lee Donghae (SUJU)
-Cho Kyuhyun (SUJU)
- Han Ji Kyung (oc)
Support:
-Suzy (miss A)
-Krystal (fx)
-Kris (exo)
-Eunhyuk (SuJu)
- park jungsoo (leeteuk suju) -(find by your self)
part 2
FOURTH
FOURTH
“selamat nyoyna
anda hamil…”
“dari hasil
USG anak anda adalah seorang namja”
“maafkan
aku nyonya, tapi anak anda tidak akan bisa sama dengan teman-temannya… dia
mempunyai sedikit perbedaan dengan anak lainnya…”
Sorang wanita yang usianya tidak muda lagi terllihat
memegangi dadanya, dadanya seakan penuh dengan sesak, oleh ingatan masa lalu,
yang kembali berputar di otaknya setelah melihat sebuah album foto yang
menggambarkan kecerian seorang ibu dan anak lelakinya. Foto itu menggambarkan bagaimana anak berwajah tampan
itu mulai belajar merangkak, berdiri dan berjalan…, foto lainnya menggambarkan
anak laki-laki itu sedang bermain bersama ibunya dengan penuh kasih sayang.
“anak ini
tidak ada gunanya, sudah ku bilang kau sebaiknya membuang anak ini…”
“tidak
suami ku, aku menginginkannya bahkan melabihi nyawa ku..”
“kau
memang wanita keras kepala….”
“kau mau
kemana yeobo…? “
“itu
bukan urusan mu… sebaiknya kau urus saja anak mu yang cacat itu”
“tapi…
kami membutuhkan mu! jangan pergi yeobo…!”
Pada akhirnya air mata wanita itu jatuh, ia menutup
kembali album foto tersebut, dia sudah hampir 25 tahun mencoba melupakan masa
lalunya, tapi dia masih tidak bisa. Kenangan itu terlalu indah dan perih
sehingga susah untuk melupakanya.
Tok..tok… terdengar suara yang berasal dari pintu
rumah tersebut. Wanita paruh baya tadi langsung mengelap air matanya, takut
jika anaknya curiga.
“sayang… kau sudah pulang. Bagaimana dengan
penampilan mu sore tadi?” Tanya wanita itu. lelaki yang merupakan anaknya
tersebut memegang pipi ibunya dan mengelusnya, penuh dengan kekahwatiran karena
mata ibunya tampak sembab, sentuhan dan tatapan lelaki itu mengisyaratkan kata
‘Kenapa mata mu sembab, apa eomma
menangis? Tapi mengapa?’
Wanita paruh baya tersebut, berbalik mengelus pundak
ananknya.
“eomma tidak apa-apa, tadi eomma kelilipan debu
sewaktu membersihakan kamar” bohongnya.
Lelaki itu menyilangkan tangannya di depan dada, dan
memberikan tatapan curiga pada eomma nya tersebut.
“aigoo, kenapa kau curiga ? Donghae percayalah pada
eomma mu ini eum…?”
Lelaki bernama Donghae tersebut tidak mau memaksa
eomma nya untuk menceritakan apa yang sedang menggangu pikirannya. Dia
tersenyum pada eommanya, lalu berlagak lapar dengan mengelus perut datarnya
itu.
“aigoo, anak eomma pasti sangat lapar, kajja… kita
makan. Eomma sudah membuatkan makanan kesukaan mu.”. Donghae hanya mengangguk
dan mengikuti langkah kaki eommanya.
Bagi sebagian orang mungkin dongahe tidak sama
dengan anak lainya, sejak lahir dia memang tidak bisa berkomunikasi dengan
baik. Tapi eommanya tidak sedikit pun perduli dengan pandangan setiap orang
pada putra tersebut. Bagi eommanya Dongahae lebih berharga dari pada apapun,
meskipun itu nyawa dan hidupnya sendiri.
Dan, Berkat
semangat eommanya itulah, donghae bisa berdiri tegak seperti saat ini. Baginya
suara eommanya dalah suara gemericik air surga, belaian eommanya bagai sentuhan
lembut butiran salju, bahkan lebih lembut lagi. Dia sangat mencintai eommanya
meskipun tidak pernah ia katakana secara langsung.
‘eomma
penampilan ku hari ini berjalan baik, aku dan Eunhyuk mendapat pujian dari
pengunjung restoran,’. Tulis donghae pada sebuah booknote kecil, di sela-sela
aktivitas makannya.
“eomma tau itu, karena… kau adalah pemain gitar
terhebat yang eomma pernah lihat sayang…!” puji nya.
‘jinjja?
Baiklah tunggu sebentar eomma…’. Setelah selasai menulis, donghae pergi
kemarnya. Eommanya hanya melihat dengan sebuah senyuman kecil di sudut
bibirnya. Wanita yang bermarga Lee ini sangat bersyukur kepada Tuhan, karena Ia
telah memberikannya anak yang baik, bahkan terbaik untuknya. Ia tidak pernah
menyesal sedikit pun memiliki donghae.
Tak beberapa setelah itu, donghae kembali dengan
sebuah gitar yang mengalunkan lagu “I LIVE MY LIFE FOR YOU”. Setiap petikan
gitar yang ia mainkan terdapat kasih sayang untuk eommanya Siapapun orang yang
mendengarnya alunan nada ini pasti akan merasa terharu.
Seluruh tubuh wanita itu bergetar, begitu juga air
matanya yang mengalir seperti hujan di sore hari. Melihat eommanya menangis
donghae menghentikan permanian gitarnnya. Donghae mengusap lembut air mata yang
menggenangi pipi ibunya. Donghae manatap eommanya, tatapan yang seakan menanyakan
“eomma kau kenapa? Apa aku menyakiti mu?”
“tidak, eomma tidak apa-apa. Permainan mu bagus, ini
adalah air mata kebahagiaan. Memiliki putra seperti mu adalah kebahagian
ku, aku mencintai mu anak ku. di dunia
ini hanya diri mu lah yang ku miliki. Jadi berjanjilah pada eomma kau tidak
pernah meninggalkan eomma.”
Donghae mengabil booknote kecilnya, lalu menulis
beberapa kata-kata di sana.
“eomma jangan
menangis lagi, aku juga bahagia memiliki ibu seperti mu, kau wanita terhebat
yang Tuhan ciptakan, aku bersyukur karena wanita hebat itu adalah ibu ku
sendiri. Aku berjanji tidak akan pernah meninggalkan mu eomma” tulis
donghae,
Ibu donghae tersenyum
pada putra semata wayangnya itu, donghae
pun ikut tersenyum dan memeluk eommanya. Sungguh ruangan terebut di penuhi oleh
cinta kasih dari ibu dan anak ini.
Hari ini, di sebuah perusahaan besar seorang wanita,
terlihat sedang gugup. Dia ragu apakah ia akan memasuki sebuah ruangan kramat
yang di huni oleh sesosok setan tampan. Ji kyung mencoba mengetuk pintu ruangan
itu, namun ia mengurungkan niatnya, hal tersebut terjadi sampai 3 kali
“apa yang kau lakukan di depan ruangan ku”. Ucap
seorang pria dari belakang, yang membuat ji kyung menoleh ke arah sumber suara
tersebut.
“kau…? Apa
yang kau mau lakukan lagi di sini?”
lelaki yang adalah presedir di perusahaan tersebut tersentak kaget dengan
kedatangan ji kyung.
“aku.., aku di minta oleh tuan park…” belum selesai
berbicara, kata-kata ji kyung dipotong
oleh seseorang
“aku yang meminta nona Han untuk menjadi sekeretaris
mu, untuk sementara waktu” ucap junsso
“tapi hyung.. dia masih muda.. apa dia memiliki
kemampuan untuk bekerja” ucap kyuhyun sembari memandang Ji Kyung dengan tatapan
meremehkan. Ji kyung tak mau kalah dia malah mendelik kepada kyuhyun, mata mereka
bertemu dengan tatapan penuh kebencian, seakan-akan mereka mau melahap satu
sama lain. Jungsoo, hanya tersenyum geli melihat kelakuan kedua orang ini,
mereka sama-sama bukan anak kecil lagi tapi kelakuan mereka tidak lebih baik
dari seorang anak TK .
“sudahlah…, bagaimana kita berikan kesempatan kepada
nona Han dulu Cho Kyuhyun, setidaknya ada yang akan mengurus jadwal mu, ingat
dalam 1 bulan ini kau sudah 3 kali mengganti sekretaris, aku tidak punya “stok”
wanita yang mau menjadi sekretaris mu tuan cho”
“terserah kau saja hyung”. Kyuhyun berucap dengan
pasrah, dia memasuki ruangannya lalu membating pintu sangat keras, dia cukup di
buat kesal oleh ulah sepupunya tersebut.
“jika bukan karena ibu dan ayahku meminta mu untuk
menjaga ku, mungkin sudah ku lumat habis kau hyung…” marah kyuhyun.
Sementara di luar ruangan, jungsoo tersenyum penuh
arti pada ji kyung yang masih mematung menatap
geram pintu yang baru saja di banting oleh kyuhyun.
“adik ku memang begitu, jadi tolong bersabarlah..
kau pasti bisa nona Han fighting…” jungsoo
berusaha memberikan semangat pada ji kyung, namu ji kyung malah menatap geram pada jungsoo, ji kyung berpikir seenaknya saja dia menyuruh ji kyung
bersabar, dan apa maksud kata-kata “fighting” dia pikir ini akan berjalan
dengan semudah itu. melihat tatapan geram Ji Kyung junsoo, nyali jungsoo
menciut, ia memutuskan untuk pamit dari hadapan ji kyung.
“aish…, apa ini benar-benar terjadi pada hidup ku?
mengapa harus orang seperti kyuhyun? Tuhan semoga saja ini hanyalah mimpi, dan
segeralah bangunkan aku Tuhan…” mohon ji kyung penuh harap.
Perlahan namun pasti ji kyung memasuki ruangan
Kyuhyun. Ji kyung sangat berhati-hati membuka pintu ruangan tersebut , terkesan
seperti seseorang anak yang takut tertangkap basah oleh orang tunaya karena
pulang malam. setelah berhasil memasuki ruangan keramat tersebut, dia menatap
kyuhyun yang tengah sibuk memerikasa beberapa berkas yang tertumpuk rapi di
mejanya.
Dengan setelan jas hitam, hari ini cho kyuhyun
terlihat sangat mempesona, bentuk tubuh yang bagus dan wajah yang tampan, tidak
di pungkiri lagi siapapun yang melihatnya akan terpesona. Termasuk mungkin Ji
Kyung, yang sedari tadi diam melihat aktivitas bosnya tersebut. Apakah ji kyung
mulai terpesona? Atau mungkin sajatidak.., bagi ji kyung sampai kapanpun ia
akan membenci orang yang duduk di hadapannya itu.
“hem.., apa kau kesini hanya untuk diam? Sudah ku
tebak, kau bukan orang yang bisa bekerja.?” ucap kyuhyun tanpa sedikitpun
berpaling dari map berisi berkas-berkas penting tersebut.
“ania.., bukan begitu, Aku adalah orang yang bisa di
percaya…!” ji kyung mencoba meyakinkan kyuhyun
“Aku hanya ingin memperkenalkan diri ku terlebih
dahulu?”
“untuk apa, bukankah kita sudah bertemu kemarin..?
bahkan kau sepertinya kau sudah tahu semua tentang diri ku” kini cho kyuhyun
menatap ji kyung, yang membuat seluruh tubuh ji kyung merinding.
“kejadian kemarin, kita anggap sebagai kesalah
pahaman saja, bagaimana?. Bagaimanapun juga kita sekarang berada di tempat yang
sama..!”
“melupakannya…?” kyuhyun bangkit dari duduknya, dan
melangkahkan kaki mendekati ji kyung. Kyuhyun semankin dekat, dan dekat. Kini
jarak merka hanya tersisa beberapa centi meter saja. Kyuhyung mencodongkan
wajahnya mendekati wajah ji kyung. Tubuh
ji kyung memanas,dan matanya terpejam. Dia berharap lelaki di depannya
ini tidak berbuat yang macam-macam, tapi mungkin disaat seperti ini, fantasi Ji Kyung menjadi
sedikit berlebihan.
“ kita lihat saja nanti…..” . ucap kyuhyun sembari
menyeringai bak mafia jahat di film-film.
Setelah itu kyuhyun berlalu pergi meninggalkan ji kyung yang masih terdiam
dalam gelapnya. Karena matanya belum juga kunjung dia buka. Merinding? Ya,…
itulah yang ji kyung rasakan setelah mendengar ucapan kyuhyun tadi. Marah?
Tentu.. rasa itu yang mendominasi hati ji kyung, dia merasa cho kyuhyun
meremehkan nya. selama ini tidak satupun orang yang berani meremehkan bahkan
tidak menghormati dirinya, tapi seorang cho kyuhyun yang hanya dia kenal sejak kemarin, sudah berani
berlaku tidak sopan pada dirinya.
“cho kyuhyu….! Lihat saja nanti. Aku bersumpah kau
akan bertekuk lutut di hadapan ku. akan ku buat kau tidak bisa tidur karena ku.. Aku Han Ji Kyung ,akan ku buktikan siapa
aku sebenarnya,” ucapnya penuh geram,
“ahh… ini semua membuat ku gila, baiklah… kita
buktikan sekarang tuan cho, aku adalah sekretaris yang bisa kau handalkan…”
kata ji kyung penuh seringai.
Ji kyung mengambil alih
meja sekretaris, dia mulai berbenah. Mengecek semua jadwal, dan melakukan pekerjaan sebagaimana sekretaris pada umumnya.
Untung saja dia tidak pernah membolos kuliah, sehingga dia sedikit banyaknya
tahu tentang mekanisme bekerja sebagai sekretaris.
FIFTH
Ji kyung berjalan gontai, tubuhnya seakan mau remuk.
Mengingat cho kyuhyun mengerjainya hari ini, membuat amarah ji kyung sudah
hampir diambang batas. Cho kyuhyun menyuruh ji kyung mengabil ini dan itu,
mengganti kopi sampai lima kali, memfotocopy banyak lembaran berkas, dan tak
lupa cho kyuhyun mau ji kyung banyak
belajar tentang mengelola perusahaan dan bagaimana menjadi sekretaris
yang baik. Sehingga di tangan ji kyung
saat ini terpajanglah bebebrapa buku, yang melihat tebalnya saja sudah
membuat siapapun pusing.
“cho kuhyun… kau benar-benar iblis berwajah manusia.
Bisa-bisanya kau melakukan ini pada ku…! apa kau sudah puas sekarang? Aku yakin
kau tertawa dengan baik hari ini.” ucap ji kyung sinis. Tangannya seakan sudah
tak kuat lagi membawa buku tebal seperti itu. dia memutuskun untuk beristirhat
sebentar di sebuah taman.
“tuan..?” ji kyung kaget melihat pria yang dia sangka
sebagai penculik kemarin.
Donghae membuka matanya, yang sedari terpejam. Dia
tersenyum yang menandakan ia senang bertemu lagi dengan ji kyung.
“apa seoul begitu sempit, sehingga orang yang aku
jumpai hanya kau saja tuan?” ucap ji kyung penuh dengan senyum
Deonghae memukul kecil kursi di sampingnya, ia ingin
ji kyung juga duduk di sana.
“kau menginginkan ku duduk di sebalah mu, tapi
apakah tidak apa-apa? Kau tau kan aku sudah menuduh mu yang tidak-tidak. Apa
kau tidak marah pada ku?” Tanya ji kyung bertubi-tubi. Donghae pun menggelenkan
kepalanya, dan menepuk kembali kursi panjang yang ia dudukki.
Tanpa pikir panjang lagi, ji kyung mengikuti
perintah lelaki yang ada di depannya itu. “tuan, sejak kita bertemu aku belum
tahu nama mu. nama ku Han Ji Kyung..!” ucapnya dengan senyuman yang sangat
manis. Donghae lalu mengambil sesuatu di tasnya, yang membuat ji kyung
terheran,
“apa
yang di lakukan lelaki ini? jangan-jangan dia akan mengambil senjata untuk
membunuh ku, aku tahu dia pasti membeci ku karena tingkah ku kemarin. Baiklah
aku terjebak dalam senyumnya, aku yakin itu hanya untuk berkamuplase, eomma aku
belum mau mati seperti ini…! tidak..tidak ji kyung, hari ini kau terlalu banyak
berfantasi.” Ucap batin ji kyung
“kenapa kau
melamun?, nama ku lee donghae senang berkenalan dengan mu..! dan untuk masalah
yang kemarin aku sudah memaafkan mu, jadi tidak usah takut pada ku, aku bukan
mafia, hanya saja aku memiliki kekurangan, mianhae.. membuat mu tidak nyaman” tulis donghae pada booknotenya, lalu menyodorkannya
pada ji kyung.
Ji kyung kembali terdiam membaca tulisan lelaki yang
kini ia sudah ketahui namanya tersebut. Dia cukup memahami arti kata
“kekurangan” dalam tulisan donghae. Ji kyung kembali merasa dirinya bukanlah
orang yang baik, selalu saja menyimpulkan sesuatu secara cepat.
“mianhae tuan lee, aku yang justru membuat mu tidak
nyaman..” ucap ji kyung lirih.
“ania…,
itu sama sekali bukan masalah. Kita anggap kejadian kemarin itu suatu
ketidaksengajaan saja bagaimana? Dan berapa umur mu?” tulis
donghae lagi
“baiklah tuan..! umur ku 19 tahun, kenapa?”
“kau
masih sangat muda, tapi apakah seorang pria berusia 26 tahun itu terlalu tua
bagi gadis muda seperti mu? kenapa kau selalu saja memanggil ku dengan sebutan
“tuan”?” tulis donghae mencoba menggoda ji kyung. Ji kyung
merasa bersalah lagi
“mianhae, tuan.., hem lalu bagaimana aku memanggil
mu?”
“apa
kau mau bersahabat dengan ku..? sepertinya kita akan bertemu lagi setelah ini”
tawar donghae, ji kyung mengangguk. Baginya apa salahnya berteman dengan
donghae, dia cukup sopan, tidak seperti cho kyuhyun.
“baiklah,
panggil aku sesuka mu.?” tulis donghae, tulisan donghae
kali ini membuat ji kyung heran, tadi bukakankah dia tidak suka dipanggil tuan?
Tapi sekarang dia membebaskan ji kyung memamnggilnya sesuka hati? Dia benar-benar
aneh.
“baiklah, aku akan memanggil mu oppa saja, karena
kau jauh lebih tua dari ku. bagaimana?”
“oppa?
Terdengar tidak terlalu buruk”, donghae tersenyum
bahagia, dia tidak pernah tersenyum bahagia sebelumnya kecuali saat dia bersama
eommanya. Ji kyung pun ikut tersenyum, bahagia rasanya melihat senyum donghae,
semua beban yang sedari tadi ada di pundak ji kyung seakan hilang di hapus oleh
senyuman seorang lee donghae, ji kyung beanar-benar merasa lain hari ini. entah
karena apa, dia sangat merasa beruntung bertemu dengan lelaki seperti donghae.
Beberapa saat berlalu, Hanya desiran angin malam,
yang menemani keheningan yang terjadi di antara donghae dan ji kyung. Ji kyung
dan dongahe sama-sama tidak tahu dari mana
memulai percakapan lagi, mereka terlihat sama-sama canggung.
“aku
lihat kau , membawa banyak buku? Apa kau baru pulang dari kuliah?”
tulis donghae memulai percakapan.
“ania.., ini adalah hadiah sang malaikat bersayap
hitam oppa,” jawab ji kyung lemah.
“malaikat
bersayap hitam? Seperti apa itu? yang aku tahu
malaikat hanya bersayap putih” tanyanya polos.
“benarkah? Wah berarti kau banyak di kelilingi
orang-orang baik..! aku jadi iri “ jawab ji kyung. Donghae menggaruk tekuknya
yang tak gatal, donghae sama sekali tidak mengerti maksud dari ji kyung.
“sudahlah oppa, kau tidak perlu memahami perkataan
ku tadi. Ayo kita pulang, aku sudah sangat merindukan kasur ku yang empuk
setelah seharian bertarung dengan malaikat bersayap hitam itu”
“apa kau tidak
keberatan jika aku mengatar mu?” tawar donghae
“benarkah? Tapi apa itu tidak merepotkan mu?’
“tidak ,sama
sekali tidak..” tulis donghae dngan cepat.
“hem.., baiklah! Gamsahamida oppa”, ucap ji kyung
sembari tersenyum pada donghae dan sudah pasti donghae juga membalasnya dengan
senyuman paling manis. Dan lagi-lagi hal tersebut membuat tubuh ji kyung
menjadi sedikit aneh dari biasanya.
Ji kyung meraih buku tebal yang tadi berada di atas
kursi panjang itu, namu dengan cekatan donghae mengambil alihnya dengan cepat.
Donghae hanya tersenyum menyambut tatapan ji kyung. hati ji kyung berdegup,
seolah-olah sedang ada seseorang yang menabuh gederang di dalam sana. Namun
dengan cepat ji kyung menepis semuanya, sebelum imajinasi liarnya datang lagi.
“gomawo, oppa…” ucap ji
kyung pelan, tubuhnya masih di selebungi perasaan-perasaan yang sama sekali ia
tidak ketahui. Hari ini benar-benar membuat ji kyung gila, bertemu dengan 2
orang sekaligus yang membuat dunianya berubah dan menjadi gila. Malaikat
bersayap hitam dan Malikat bersayap putih dengan waktu yang bersamaan datang ke dalam
hidupnya. Ini bagaikan di film-film romance, yang ji kyung sering tonton.
“gumawo oppa…” . kata ji kyung sesampainya di depan
rumah sewa kecil miliknya, tak lupa ia memberikan kembali helm yang ia kenakan
tadi pada donghae. Donghae hanya mengangguk dan tersenyum seperti biasanya.
Ji kyung melambaikan tangannya, pada donghae.
Rasanya sedikit tidak rela melepaskan donghae pergi,
“pabo…, kau baru beberapa kali bertemu dengannya…!
Kenapa kau bisa merasakan sesak setiap melihat matanya, dan kenapa juga tubuh
mu menjadi panas ?” ucapnya pada dirinya sendiri
“ish…,ini aneh…! Aku
rasa aku memang gila” gumamnya sendiri.
Ji kyung memasuki rumahnya yang kecil, rasanya
sangat berbeda. Rumahnya dahulu jauh lebih besar dan bagus dari rumah ini, tapi
rumah kecil ini jauh lebih nyaman dan berharga
bagi ji kyung. meskipun dia marah, tapi dia tidak membenci ayahnya. Dia dan
ibunya sesering mungkin menjeguk ayahnya yang ada di balik jeruji besi. Keadaan
keluarga yang berbeda 180 derajat ini membuat dia bisa jauh lebih dekat dengan
ayahnya yang dulu selalu sibuk dengan urusannya sendiri.
“aigoo.. eomma, kenapa kau membuat ku kaget saja..?”
ucap ji kyung penuh kaget, bagaimana tidak keadaan rumah yang gelap, namun
tiba-tiba eommanya muncul begitu saja di hadapan ji kyung, sambil menyeringai
penuh arti kepada putrinya itu.
“nugu?” Tanya eommanya penuh selidik
“apa? Siapa maksud eomma?” Tanya ji kyung balik
“lelaki yang mengantar mu tadi?”
“dia.. dia adalah orang yang menabrak ku dulu eomma,
apa eomma masih ingat.?”
“ah.! namja yang kau, hujat habis-habisan itu?”
“eomma… jangan ungkit lagi masalah itu..!” ji kyung
menjadi malu jika mengingat kejadian tempo hari.
“apa kau berkenalan dengannya? Siapa namanya? Apakah
dia seorang pria yang baik? Tanya eommanya tanpa henti.
“eomma…, kenapa kau bertanya seperti itu?”
“sudahlah.., jawab saja eum…!?”
“namanya lee donghae, dia adalah pria yang baik dan
lembut.” Jawab ji kyung tersenyum mengingat kejadian di taman tadi.
“jinjja…? Apa putri ku ini menyukainya?” Tanya
eommanya penuh selidik,
“ania…, bagaimana mungkin aku menyukainya aku saja
baru berkenalan dengannya” elak ji kyung.
“benarkah..? tidak sedikit pun?” goda eommannya
“eomma….! Sudahlah, jangan membahas donghae lagi.”
Ucap ji kyung dan berlalu ke kamarnya. Eommanya menatap penuh senyum kepada
putrinya tersebut.
“ganti baju mu sayang.., lalu makanlah yang banyak
arraseo?” ucap eomma ji kyung , sembari tersenyum, yang mungkin tak semua orang
tahu akan arti dari senyuman wanita paruh baya itu.
“nde, eomma” teriak ji
kyung dari dalam kamar
Seulas senyuman tak henti-hentinya terpancar dari
wajah tampan lee donghae. Ini rasa teraneh yang ia pernah rasakan. Mungkinkah
dia menyukai seorang han ji kyung? tapi mengapa begitu cepat? Atau ini hanya
perasaan karena ini pertama kalinya ada seorang wanita yang mau dekat
dengannya? Mengingat begitu banyak kekurangan yang ia miliki, apakah han ji
kyung mau menatapnya? Atau hanya kasihan kepada dirinya?.
“kau kenapa sayang..?” Tanya seseorang, yang membuat
lamunan donghae terhenti. Donghae hanya menggeleng pelan.
“apa ada yang mengganggu pikiran mu?” Tanya wanita
itu lagi, lagi-lagi donghae menggeleng pelan, lalu tersenyum kepada eommanya,
sebagai tanda kalau dia memang baik-baik saja.
“baiklah, kalau begitu tidurlah lebih awal. Bukankah
besok kau harus tampil di unniversitas seoul? Tadi eunhyuk menelpon agar eomma
mengingatkan mu “
Donghae menepuk jidatnya, dia sungguh lupa jika
besok pagi dia dan eunhyuk akan tampil di sebuah unniversitas. Terkadang dia
memang menjadi seseorang yang pelupa. Donghae mengambil notebook kecilnya dan
menulis beberapa kata-kata di sana.
“gumawo eomma,
aku sungguh lupa dengan hal itu.” tulisnya.
“sudah ku duga, …” ucap eommanya yang di ikuti sedikit
tawa kecil darinya.
“baiklah, eomma akan
membangunkan mu pagi-pagi sayang..” sahut eommanya lagi.seperti biasa donghae
hanya menyambutnya dengan senyuman di wajah cerahnya tersebut.
SIXTH
“ish.., aku terlambat, bagaimana ini? presedir cho
pasti marah besar pada ku?”ucap ji kyung kesal, dia berjalan dengan cepat
menuju halte bus. Namun dewi fortuna nampaknya sedang berpihak padanya, belum
sampai di halte bus seorang lelaki tampan menghentikan laju sepeda motornya di
depan ji kyung. ji kyung menatap lelaki tersebut dengan penuh tanda tanya.
Lelaki tersebut kemuadian membuka helm yang ia kenakan, tampaklah seorang
lelaki berwajaha cerah, siapa lagi jika bukan lee donghae.
“oppa…” seru ji kyung , saat mengetauhi bahwa lelaki
itu adlah lee donghae.
Donghae melambaikan tangannya, pada ji kyung. dengan
senang hati ji kyung menghapiri malaikat
bersayap putihnya tersebut.
“oppa mau kemana?”. Tanya ji kyung. namun donghae
malah menepuk kursi belakang sepeda motornya.
“apa kau sedang ingin menawari ku sebuah tumpangan?”
tanya ji kyung lagi. Donghae mengangguk dengan antusias.
“gumawo oppa, kau sungguh malaikat ku hari ini.”
ucap ji kyung tanpa basa basi lagi dia naik ke atas motor donghae.
“cho corp , kau tau tempat itu kan oppa?”.
Donghae mengangguk ,
dan menyalakan mesin motornya kembali, dan menuju tempat yang ji kyung
tunjukan.
“kemana wanita itu? apa dia tidak mempunyai jam?
Sudah ku duga dia memang seorang anak kecil yang tidak bisa apa-apa” gerutu cho
kyuhyun.
“lihatlah nanti han ji kyung, kau akan mendapat upah
yang setimpal karena keterlambatan mu hari ini.” ucap kyuhyun penuh seringai.
Seorang gadis cantik berlari dengan tergesa-gesa,
sesekali ia menabrak beberpa orang yang ada disana.
“mianhae..” ucap gadis itu saat ia menabrak salah
satu karyawan yang ada di sana.
Dengan perjuangan yang begitu keras, akhirnya ia
sampai juga di tempat tujuan. Sebelum ia memasuki ruangan atasannya itu, dia
mencoba menormalkan dirinya terlebih dahulu. Dia menarik napas lalu menghembuskanya.
Namun saat ia akan mencobanya lagi, dia dikagetkan dengan kehadiran seseorang
dari balik pintu yang terpangpang didepanya itu, yang membuat ia malah
tersedak, dan terbatuk-batuk.
“kau di sini rupanya? apa kau sudah bosan hidup
eoh..?. bentak kyuhyung pada ji kyung. ji kyung hanya mampu menundukan
kapalanya. Betakanya pada ji kyung juga
menjadi daya tarik tersendiri bagi karyawan dan karyawati disana, memang
bukan hal baru jika seorang Cho Kyuhyun membentak sekretarisnya, namun hal
tersebut seolah menjadi hiburan
tersendiri bagi pegawai lainnya.
“mianhae tuan cho..” ucap ji kyung pelan, namun
dalam hatinya ji kyung amat sangat marah dengan atasannya itu.ingin rasanya ji
kyung meluapkan sumpah serapahnya, mengumpat dengan kata-kata kasar kepada lelaki
di hadapannya itu. namun hal tersebut urung di lakukannya, mengingat ia hanya
sebatas manusia yang lemah, dan tidak bisa berbuat apa-apa. Karena dalam hal
ini memang dirinya lah yang bersalah.
“hanya kata maaf yang kau bisa ucapkan? Apa kau
pernah mendengar istilah “ time is money”? Apa kau tidak mempunyai jam eoh?”
betaknya semakin keras, dia menatap ji kyung yang diam membeku. Tak sengaja dia
melihat pergelangan tangan ji kyung. memang benar saja ucapan kyuhyun, sama
sekali tidak ada jam tangan terpajang di sana.
“di mana jam tangan mu gadis kecil?” tanya kyuhyun
masih dengan nada geram.
“itu.. aku menjualnya untuk sewa rumah” jawab
jikyung polos. Entah karena apa perasaan kyuhyun menajadi iba pada gadis ini.
“ikut aku..” perintah kyuhyun. Namun ji kyung masih
saja diam yang membuat kyuhyun geram. Kyuhyun pun menyeret pergelangan tangan
ji kyung. sehingga seisi kator menatap mereka dengan tatapan yang tak bisa di
jelaskan.
“kita.. kita mau kemana tuan…?” tanya ji kyung pelan
“diam.. dan ikuti saja.”perintah kyuhyun lagi. Ji
kyung kini hanya dia, tanpa protes sedikit pun, dia kesal namun tak tahu harus
berbuat apa.
“masuklah..”peritah kyuhyun sesampainya mereka di
tempat mobil kyuhyun terparkir
“shireo…,aku tidak mau masuk sebelum aku tahu kita
akan kemana. Jangan-jangan kau mau berbuat yang tidak-tidak pada ku kan? Tuan..
tolong maafkan aku aku tidak akan pernah terlambat lagi.”. rupanya hari ini ji
kyung berfantasi lagi.
“ apa kau kira aku kan membunuh mu? atau kau
berpikir aku akan berbuat yang…, ish apa kau cukup cantik untuk itu? jangan
bercanda kau nona Han, bahkan kau tidak termasuk dalam tipe ku. cepat masuk
jangan membatah..!” ucap kyuhun.
“yak… apa maksud mu uhh..?” teriak ji kyung.
Kyuhyun mendekati tempat di mana ji kyung berdiri.
Lalu menarik tangannya lagi.
“kau gadis kecil yang berisik. cepat masuk, atau aku
akan benar-benar melakukan hal yang tidak baik pada mu”. ucapan kyunhyun
membuat tubuh ji kyung merinding, dia sudah merasa terpojokan, dan tak mampu
lagi berbuat apa-apa selain menuruti perintah bosnya itu.
Tak ada satu pun percakapan diantara mereka, mobil
audy mewah kyuhyun seolah-olah seperti kuburan, hening dan sepi. ji kyung lebih memilih menikmatai pemandangan
kota seoul dari balik jendela mobil. Begitu juga dengan kyuhyun yang terlihat
lebih fokus mengemudi.
Tak perlu menunggu lama, mereka pun akhirnya sampai
di tempat tujuan. Kyuhyun keluar dari mobil terlebih dahulu. Ji kyung menatap heran kepada kyuhyun, kenapa
kyuhyun berhenti di salah satu pusat
perbelanjaan terbesar di korea tersebut.
“apa kau ingin berada di dalam terus..?” ucap
kyuhyun dingin
“nde.., aku turun” jawab ji kyung kesal.
“sebenarnya kita mau…” belum selesai bicara tangan
ji kyung di tarik lagi oleh kyuhyun. Kyuhyun tahu betul jika ia meladeni gadis
ini pasti mereka akan berdebat panjang lagi.
Ketika memasuki pusat perbelanjaan tersebut mata
pengunjung akan di suguhi berbagai macam produk, mulai dari make up, aksesoris,
baju dan lain sebagainya, yang tetunya dengan harga yang sangat mewah. Mata ji
kyung tak henti-hentinya terpesona dengan produk yang terpajang di setiap
etalase toko. Sudah lama, sejak ayahnya di penjara dan kehidupannya juga
terbalik ji kyung tidak pernah lagi merasakan berbelanja barang-barang mewah.
Langkah kaki mereka terhenti di sebuah toko yang
menjual jam tangan. Jam tangan yang di jual di toko itu sangat cantik dan
mempesona bagi ji kyung. sementara
kyuhyun melihat koleksi jam yang ada di toko itu, mata ji kyung tak henti-hentinya tertuju pada
salah satu jam tangan, yang berwarna silver dengan hiasan kupu-kupu kecil dan
bebearapa butiran mutiara mengelilinginya, yang semakin membuat jam tangan itu sempurna di mata ji
kyung. jam tersebut mengalihkan pikiran ji kyung dia seakan lupa mengapa ia di
paksa, berada di tempat oleh atasannya tersebut.
“apa kau menyukainya?” tanya kyuhyun, ia menyadari
bahwa sedari tadi ji kyung terus memandangi jam tangan itu.
“an..ania..! oh.. apa kau kesini ingin membeli jam
tangan baru..!” tanya ji kyung
“tidak..” jawab kyuhyun singkat, sementara matanya
terus tertuju pada jam tangan yang terpajang rapi di toko itu.
“ah.. atau kau ingin membeli ini untuk kekasih mu..?
wah.. kau memilih orang yang tepat , aku mempunyai selera yang baik dalam
memilih hadiah untuk seorang wanita, katakan… pada ku orang seperti apa dia?”
“aku tidak memiliki kekasih…” jawabnya. Yang membuat
ji kyung terpojok malu
“ jangan banyak bicara, dan pilih lah mana yang kau
sukai..”ucap kyuhyun namun kini kyuhyun
menatap ji kyung.
“mwo? Aku tidak perlu itu!” tolak ji kyung, dengan
sinis. Baginya kyuhyun seolah-olah sedang merendahkan dirinya.
“aku tidak mau ada pegawai di kantor ku terlambat, gara-gara
hanya hal sepele.” Ucapnya enteng
“apa kau terlalu banyak uang tuan? Oh… sepertinya
Tuhan sangat menyayangi mu. kau memang
tercipta dengan banyak kelebihan, bahkan kau dengan leluasa menikmati uang mu,
sesuka hati mu, tanpa memikirkan apapun juga, tanpa menghawatirkan apa kau
masih bisa bertahan hidup setelah kau membuka mata di esok pagi?” ucap ji kyung
dengan nada keras sampai karyawati yang ada di toko itu di buat kaget. Kali ini
ji kyung tak bisa menahan tangisnya, dia sangat membenci orang yangseolah
sedang meremehkannya itu.
“simpanlah uang mu tuan. Dan apa kau tahu tuan,
setelah malam di mana tidak ada bintang satupun di langit, aku memutuskan tidak akan menangis lagi. Tapi
hari ini kau membuatnya jatuh. Terimakasih atas semua yang kau lakukan hari
ini.” ucap ji kyung masih dengan tangisnya. Dia pergi berlari meninggalkan
kyuhyun yang masih terdiam. Kyuhyun tidak tahu harus mengatakan apa? Dia
bingung mengapa tiba-tiba ji kyung marah padanya, padahal maksud dia mengajak
ji kyung ke sini itu baik. Tapi mengapa ia di sangka meremehkan ji kyung.
“gadis itu…”. kyuhyun geram atas tindakan ji kyung,
dia pun ikut berlari mencoba mengejar ji kyung.
Ji kyung terus berlari tanpa memperdulikan kyuhyun
yang mencoba mengejarnya. Namun sial, dia menabrak seseorang.
“apa yang kau lakukan.? Kau kira ini taman bermain?”
bentak seorang wanita muda yang ia
tabrak tadi.
“mianhae, nona. Aku tidak sengaja “ ucap ji kyung
“kau ini….” ucapan gadis itu terpotong oleh
kedatangan kyuhyun.
“han ji kyung, akhirnya kau berhenti juga” ucap
kyuhyun yang membuat kedua gadis berbeda umur itu menoleh ke arah kyuhyun.
“oppa….” Teriak gadis itu
“kau…” kata kyuhyun kaget.
Ji kyung hanya bisa
tertegum melihat kedua orang yang kini sedang saling menatap dengan tatapan
yang sangat tajam itu.
“mianhae..,
aku tidak bisa berada di sini lagi”
“jangan
pergi aku mohon.., “
“untuk
apa aku ada di sini, aku juga mempunyai mimpi ku sendiri”
“tapi…
“aku
akan tetap pergi, mianhae”
Klise kisah masa lalu kini mendominasi sebuah meja
di restoran mewah yang terkenal dengan hidangan ala eropa yang sangat lezat
itu. tatapan dua orang berbeda jenis gender
ini seakan menyiratkan perasaan mereka. Kyuhyun yang terkenal dengan tatapan
dinginya kini bertambah buruk dengan tatapan seperti kilatan petir yang ingin
menyambar semua yang ada di sekitarnya, namun lain halnya dengan wanita di
depannya. Tatapan penuh keraguan juga kesenangan mendominasi wajah cantiknya.
Ji kyung lagi-lagi hanya bisa diam di tengah suasana seperti itu, dia meruntuki
dirinya kenapa dia hanya pasrah saat di seret oleh kyuhyun, hingga ia harus ikut
terjebak di dalam restoran penuh hawa tidak baik ini.
“sudah lama sejak…” ucap gadis itu membuka suara,
namun dengan cepat juga kyuhyun memotong ucapan gadis, dengan penampilan modis
itu.
“saat itu kita baru berumur 15 tahun, jadi kita
anggap itu hanya permainan anak kecil okey?” kata kyuhyun enteng, dia berdiri
lalu menarik tangan ji kyung dengan pelan.
“ayo sayang, kita pergi..” ajak kyuhyun, namun kata-kata kyuhyun tadi
sontak membuat mata ji kyung dan wanita di hadapan mereka tersentak kaget dan
membulatkan matanya.
Kyuhyun memegang erat tangan ji kyung. Ji kyung
sendiri tidak tahu harus mengatakan apa. Dia hanya menuruti kata-kata yang ia
anggap itu adalah sebuah perintah. Sebelum ji kyung dan kyuhyun jauh melangkah
wanita itu bangkit dari duduknya.
“tunggu..? apa gadis di sebelah mu itu kekasih mu?”
tanyanya. Mau tak mau ji kyung dan kyuhyun berbalik badan karena pertanyaan
itu. Ji kyung sebenarnya mau mengtakan
“tidak” tapi rupanya kyuhyun memang selalu menjadi yang tercepat.
“iya, dia kekasih ku?” jawab kyuhyun dingin
“benarkah..?”. wanita itu seolah-olah tidak yakin
dengan ucapan kyuhyun
“baiklah, aku harap kau menjaga wanita itu
baik-baik. Jangan sampai dia sembarangan menabrak orang lagi..” ucapnya dengan
memandang ji kyung sinis yang
menyiratkan bahwa wanita itu tidak
menyukai ji kyung.
“terimakasih sudah memperhatikannya , “. Kata-kata
kyuhyun tak kalah sinis, dia kembali menarik pergelangan tangan ji kyung, dia
benar-benar ingin pergi dari hadapan wanita itu.
Wanita tersebut memandang hampa kepergian kyuhyun.
Kekosongan tiba-tiba menghiasi hatinya, kerinduan yang terpendam selama ini
pupus hanya dengan waktu yang singkat.
“kau tahu, sudah 10
tahun aku menunggu saat seperti ini. tapi dengan mudahnya kau membuatnya hancur
cho kyuhyun…! Aku rasa kau benar-benar tumbuh menjadi cho kyuhyun yang angkuh
dan tidak pernah mengakui kekalahanya atau mungkin kau memang tidak pernah
terkalahkan karena ke egoisan mu. aku yakin, pada suatu saat nanti kau akan
mengerti arti kata “kalah” dan “mengalah”.. Cho Kyuhyun!” sebuah senyum sinis
mengiringi ucapan yang keluar dari bibir indah wanita itu.
bagaimana? bagus atau jelek? kritik dan saran please :)
part sebelumnya bisa di baca di https://www.facebook.com/notes/molina-pebryani-vipelf/thank-you-goodbye-project/467142636753067