part of my life

part of my life
suju the last man standing

Rabu, 07 Mei 2014

Donghae_ Fanfiction_Thank You, Good Bye (part 3)




Title:  Thank you, Good bye
Author: Molina a.k.a Kim Ji Eun/Han Ji Ahh
Genre: sad romance cast:  main :
                                -Lee Donghae (SUJU)
                                -Cho Kyuhyun (SUJU)
                                - Han Ji Kyung (oc)
     Support:

                                -Suzy (miss A)
                                -Krystal (fx)
                                -Kris (exo)
                                -Eunhyuk (SuJu)
- park jungsoo (leeteuk suju)                 -(find by your self)



SEVENTH
“jangan salah paham, aku hanya asal bicara”.kata kyuhyun sesampainya mereka di tempat parkir. Kyuhyun mengatakannya tanpa merasa bersalah sedikitpun pada ji kyung.
“nde.., tidak apa-apa tuan” jawab ji kyung pasrah, lelah baginya untuk melawan perkataan kyuhyun meskipun hal yang di katannya tadi sama sekali tidak menyenangkan hati ji kyung.
“baguslah.., apa jadwal ku hari ini.?”
“kau ada pertemuan dengan Group Villace jam sepuluh pagi, lalu  kau ada meeting di Hanzza corp pada jam satu siang.” Terang ji kyung
“baiklah,” ucap kyuhyun. Kyuhyun lalu melajukan mobilnya ke tempat di mana dia akan bertemu dengan Group Villace kebetulan jam sudah menunjukan pukul setengah sepuluh.
“apa kau mau menemui ku nanti sepulang kerja di Namsan Park, nona Han” sebuah pesan singkat datang dari donghae, yang membuat mood ji kyung kembali normal. Sebuah senyum terukir indah di sudut bibir ji kyung. tidak perlu menunggu lama ji kyung pun membalas pesan donghae
tentu, dengan senang hati tuan Lee” balas ji kyung. senyumnya tidak pernah hilang dari wajahnya yang cantik itu. tentunya cho kyuhyun juga memperhatikan tingkah gadis ini, karena hanya dialah orang yang sedang berada satu mobil dengan ji kyung.
“apa itu pesan dari kekasih mu? aku rasa cinta membuat seseorang menjadi seperti anak kecil” ledek kyuhyun
“mwo? Tuan cho yang terhormat. saya pikir andalah yang terlalu di buat seperti anak kecil oleh cinta” cibir ji kyung.
“apa kata mu..?” bentak kyuhyun
“baiklah.. tuan cho, hari ini kau sudah cukup membuat ku kesal. apa saat ini kau ingin kita berdebat lagi? Aku rasa kau hanya perlu fokus pada kemudi mu jika kau ingin kita selamat tuan cho” ucap ji kyung. kyuhyun merasa terpojok, dia tidak bisa menjawab atau melawan kata-kata ji kyung, karena ji kyung ada benarnya juga. Dia harus tetap fokus pada jalan raya dan sampai di tempat tujuan dengan selamat.
Tidak ada satu pun dari mereka yang bersuara. Suasana mobil tersebut hening seperti semula. Ji kyung sebenarnya ingin menanyakan wanita yang mereka temui tadi, tapi ji kyung tahu persis jika ia menanyakan hal itu, mereka pasti berujung dengan perdebatan yang sangat hebat.
Setalah beberpa menit akhirnya mereka sampai di sebuah restoran mewah bergaya klasik, rupanya mereka sampai lebih duhalu daripad villance group. Ji kyung menatap setiap pengunjung yang berada di sana, berdandan mewah, memakai perhiasan, tas, dan baju yang bagus dan mahal. bisa di tebak jika orang yang sedang menikmati makanan di restoran ini hanya lah, orang-orang dari  kelas atas. Ji kyung merasa tidak percaya diri, dia terus berjalan merunduk. Kyuhyun yang menyadari hal tersebut, menggenggam tangan ji kyung. ji kyung manatap kyuhyun dengan tatapan penuh tanda tanya, jujur ia merasa tidak nyaman dengan perlakuan kyuhyun.
“tuan cho, bisakah kau lepaskan tangan mu” bisik ji kyung
“sudahlah ikuti saja aku.” ucap kyuhyun enteng. Menggemgam tangan ji kyung mungkin menjadi pilihan terbaik bagi kyuhyun. Entah mengapa dia ingin melindungi gadis yang berada di sampingnya itu dari segala yang membuatnya tidak nyaman.
“selamat pagi tuan dan nyonya? Ada yang bisa saya bantu?” sapa seorang pelayan wanita restoran itu.
“bisa kau tunjukan sebuah meja untuk kami?” pinta kyuhyun
“baik tuan, silakan ikuti saya..” ucap pelayan itu lagi. ji kyung dan kyuhyun pun mengikuti langkah kaki pelayan tersebut sementara kyuhyun masih menggenggam tangan ji kyung.
“silakan duduk nyonya.., tuan..”
“gamsahamida nona..” ucap ji kyung sembari tersenyum ramah pada pelayan itu. kyuhyun memandangi wajah ji kyung, wajah yang cerah sehingga membuat kyuhyun hampir tenggelam dalam alam bawah sadarnya, jika saja sang pelayang tidak melontarkan sebuah pertanyaan pada ji kyung dan kyuhyun.
“apa nona dan tuan adalah sepasang kekasih? Jika iya, kalian adalah pasangan yang serasi. “ ucapnya. Yang sukses membuat mata ji kyung dan kyuhyun membulat sempurna.
“Upss.. mianhae aku terlalu banyak bicara hari ini. maafkan atas ketidak sopanan ku tuan, nona?” celoteh pelayan tersebut panjang lebar.
“ohh, tidak apa-apa nona. Sungguh..” ucap ji kyung lagi, sebelum kyuhyun mendahuluinya dan berbicara dengan mulut pedasnya itu
Setelah memberikan menu pelayan itu pun pergi. Kyuhyun menatap gadis yang duduk di depannya kini. Kyuhyun tidak mengerti dengan ji kyung, terkadang ia menyeramkan dengan tatapan yang seakan penuh kilatan api, namun di sisi lain gadis ini juga memiliki suatu sifat yang manis, ramah dan kyuhyun mengakui jika gadis ini cukup cantik. Tapi buru-buru kyuhyun  menepis pemikirannya itu.
“tuan Cho kau kenapa menatap ku seperti itu?” tanya ji kyung membuat kyuhyun tergelagap dan salah tingkah.
“jangan salah paham, aku bukan menatap mu. tapi aku sedang memikirkan sesuatu.” Kilah kyuhyun. Ji kyung hanya tersenyum pelan mendengarkan pejelasan kyuhyun. Dia tahu betul jika kyuhyun memang sedang memandangnya.
“oh begitu..” balas ji kyung singkat.
“sudahlah jangan berpikir yang macam-macam, lebih baik kau cepat memesan minuman mu.” ucap kyuhyun lagi, lalu memalingkan wajahnya kembali ke daftar menu.

Lagu Bruno Mars yang berjudul “just the way you are” mengalun indah dari bibir seorang lelaki bertubuh kurus bernama Lee Hyuk Jae, lagu tersebut semakin sempurna dengan iringan gitar dari Donghae. Semua mahasiswa maupun mahasiswi di unniversitas seoul itu berdecak kagum akan penampilan dua lelaki tampan itu.seorang mahasiswi tak henti-hentinya memandang wajah tampan donghae, ada juga yang terpesona dengan suara Hyuk Jae. Hari ini mereka berdua seakan menjadi pangeran impian yang berasal dari negeri dongeng. Dongahe dan hyuk jae pun tersenyum puas karena mereka berhasil menghipnotis para mahasiswa maupun mahasisiwi di sana  dengan penampilan mereka.
“donghae, ayo kita makan siang. Perut ku sudah benar-benar lapar…” ucap hyuk jae sembari memegangi perutnya, dan memasang wajah memelas seakan dia belum makan selama berbulan-bulan. Donghae mengangguk cepat, perutnya juga sudah mulai terasa  lapar.
“ah..aku tahu kau juga sangat lapar…! Bagaimana kalau kita ke kedai mie hitam di depan sana..?” ajak hyuk jae. Dongahe tersenyum sambil mengacungkan jempolnya tanda setuju.
Hyuk jae dan Donghae sudah bersahabat dari usia mereka masih kanak-kanak, jadi tidak heran jika mereka sangat dekat, dan memahami kekurangan bahkan kelebihan dari mereka, huk jae dengan sifatnya yang konyol dan playboy dan donghae dengant sifat yang polos dan berkepribadian tenang. Memang sangat berbeda namun, hal itulah yang membuat mereka bisa saling mengisi satu sama lain. Ibarat sepatu, jika hanya sebelah tidak aka nada gunanya, namun jika di gunakan bersama-sama mereka akan jauh lebih bermanfaat bagi sang pemakai, untuk menampaki jalanan yang penuh batu dan debu.
“wow..wow.., lihatlah wanita tadi bukankah dia cantik oh? Lekuk tubuhnya bahakan sangat sempurna di mata ku” seru Hyuk Jae dengan mata yang berbinar-binar saat melihat seorang wanita muda yang melewati meja mereka barusan.
tidakkah semua wanita yang kau temui selalu kau katakana cantik dan seksi?” tulis donghae di booknote kecilnya.
“haha.., kau sepertinya sangat memperhatikan ku ya?”
bagaimana tidak, setiap hari mata mu seperti itu saat melihat seorang wanita
“baiklah.., kau memang benar Lee Donghae. Sudah makan saja mie mu.” ucap  hyuk jae dia merasa terpojokkan, donghae rupanya memang benar-benar mengenalnya dengan sangat baik. Donghae tersenyum penuh kemenangan atas kekalahan temannya itu.
“oh ya, apa gadis yang kau ceritakan kemarin menerima ajakan mu..?” tanya hyuk jae.
iya.. dia menerima ajakan ku untuk bertemu. Tapi aku takut..” tulis donghae sedikit lemas.
“kenapa? Apa yang kau takutkan?”
entahlah aku tidak cukup percaya diri. Dia gadis yang sempurna, Baik dan cantik. Aku takut dia malu jika berteman dengan ku.”
“hey tuan lee, kau juga pernah mengatakan hal yang sama pada ku dulu saat kita masih kecil. Apa kau ingat? Kau takut berteman dengan ku karena kau memiliki kekurangan. Tapi aku bahkan tidak perduli dengan semua itu.. dan semua berjlan dengan cukup bik selama ini, iya kan?” tanya hyuk jae, sedikit tidak suka jika sahabatnya itu tidak percaya diri dengan apa yang ia miliki.
tapi.., apakah kau yakin dia tidak akan apa-apa?
“kau bilang dia gadis yang baik dan menakjubkan. Aku yakin dia akan baik-baik saja” jawab hyuk jae menyemangati donghae. Donghae mengangguk pelan. Sebenarnya apa yang hyuk jae katakana ada benarnya juga, tapi entahlah.. dia juga sedikit memikirkan pandangan orang lain jika ji kyung berteman dengannya.
“hey, lee donghae mengapa kau hanya diam oh? Sungguh kau ini tidak ahli  dalam menangani wanita. Cepat kirimi dia sebuah pesan,”
aku tidak mau, yang ada aku hanya mengganggunya.”
“ish.. ini jam makan siang mana mungkin kau mengganggunya. Cepatlah.. aku tahu kau mengaguminya kan?” tanya hyuk jae penuh selidik.
ah.. tidak. Tapi pesan seperti apa yang harus ku kirimkan.?” Tanya donghe polos. Hyuk jae menatap donghae dengan heran.
“kau ini benar-benar…! percuma kau berteman dengan seorang playboy seperti ku, mengirim pesan saja kau tidak bisa” jawab hyuk jae ketus, yang membuat donghae murung. Sebenarnya niat hyuk jae hanya bercanda kenapa donghae memasukannya ke dalam hati?
“maafan aku, aku tidak pernah mengajarkan mu bagaimana caranya mengirim pesan kepada wanita. Maafkan dongahe..” ucap hyuk jae membenahi perkataannya yang mungkin membuat dongahe salah paham.
tidak sama sekali tidak…” tulis dongahe lalu tersenyum seperti biasanaya.
“kau ini.., selalu sama saja. kemarikan handphone mu?”
untuk apa..?”
“sudah cepatlah…” pinta hyuk jae tak sabaran. Donghae mengeluarkan ponselnya dari saku jiketnya dan dengan sekejap mata ponsel itu pun berpindah tangan ke genggaman hyuk jae. Hyuk jae lalu mengetik beberapa kalimat di sana lalu mengrimnya ke kontak bernama “spring girl”
“sudah selesai.., kau lanjutkan sisanya okey? Aku mau makan mie ku yang enak ini..” ungkap hyuk jae sambil tersenyum dan memperlihatkan gummy smile andalannya.
Tak beberapa lama sebuah pesan singkat masuk ke dalam ponsel donghae, terteralah nama “spring girl” disana. Dongahe menatap tajam kea rah hyuk jae, hyuk jae yang menyadari hal itu malah nyengir seperti monyet.
“bukankah aku sudah membatu mu. spring girl.. aku mengingat kau menyebutnya dengan nama itu, saat pertama kalinya kau menceritakannya pada ku. oh sungguh romatis” hyuk jae sedikit bergurau, menanggapi tatapan donghae.
“ayo, tunggu apa lagi? cepat balas pesannya, apa kau mau dia lama menunggu?” ucap hyuk jae lagi. dengan cepat donghae kembali fokus pada layar handphonenya, dan membalas pesan ji kyung. kira-kira isi pesan ji kyung seperti ini “aku sudah makan siang oppa,apa kau juga sudah makan?
“aku juga sudah makan, apa aku menganggu mu?” balas donghae
Tidak menunggu lama ji kyung juga membalas pesan donghae.
“tidak oppa, sama sekali tidak”
apa kau mau aku jemput nanti sore?” entah dari mana donghae memiliki keberanian itu.
apa itu tidak merepotkan mu?”
tidak, sama sekali
baiklah, aku menunggu mu oppa” balasan pesan ji kyung membuat dongahe tersenyum lebar. Hyuk jae juga tersenyum melihat sahabatnya itu senang.
baiklah, selamat bekerja..” balas donghae lagi
gumawo oppa..”
Rasa bahagia menyeruak di seluruh raga donghae, perasaan seperti ini sama sekali tidak pernah ia rasakan sebelumnya. Senyumnya tak pernah lepas dari wajah tampannya. Hyuk jae yang melihat hal tersebut ikut merasa senang, baginya bersyukur sekali donghae bisa bertemu dengan wanita seperti ji kyung, gadis yang baik meskipun hyuk jae tidak pernah bertemu dengan ji kyung sebelumnya, tapi dia yakin ji kyung bisa membuat dongahe bahagia. Susah memang mencari seseorang yang bisa memahami kekurangan donghae, selama ini orang-orang yang mengetahui kekurangan donghae hanya memandangnya dengan sebelah mata. Hanya ibu donghae dan keluarga hyuk jae lah selama ini menjadi teman hidup donghae, orang-orang di sekitarnya menjauhi donghae karena kekurangannya itu, seakan donghae memiliki suatu penyakit yang menjijikan.
Jam sudah menunjukan pukul 6 sore, donghae sudah datang untuk menjemput ji kyung sesuai dengan janji mereka tadi.
“oh.. oppa…” seru ji kyung saat dia sudah keluar dari gedung megah milik keluarga cho itu. donghae melambaikan tangannya pada ji kyung. senyum mengembang di wajah kedua insan ini, sepertinya kebahagiaan tengah menyelimuti hati keduanya.
“apa oppa sudah lama menunggu ku?” tanya ji kyung setelah sampai di hadapan donghae. Donghae mengibaskan tangannya tanda bahwa ia tidak lama menunggu ji kyung.
“oh, ya.. apa kau bersungguh-sungguh ingin mengajak ku ke Namsan Park hem..?” tanya ji kyung lagi. donghae mengangguk cepat, yang membuat ji kyung tertawa kecil dengan ulah donghae yang menurutnya lucu itu. dongahe menatap ji kyung yang tertawa dengan raut kebingungan.
“mianhae oppa, hanya saja kau sangat lucu?” ji kyung kembali tertwa kecil. Donghae mengerti sekarang, dia pun juga tersenyum lebar pada ji kyung. ia lalu menepuk jok belakang sepeda motornya, ji kyung yang sudah mengerti maksud donghae segera naik ke atas sepeda motor donghae tak lupa donghae juga memberikan satu helm untuk ji kyung kenakan. Motor donghae pun melaju menembus jalanan kota seoul menuju namsan park.
Namun di sisi lain, mereka tidak menyadari bahwa sedari tadi ada seseorang yang memperhatikan mereka dari ke jauhan sana, dengan tatapan yang tidak bisa di artikan. Mata orang itu tidak berpaling sedikit pun dari ji kyung dan donghae. bahkan hingga mereka sudah jauh pergi dari pandangan orang itu.
EIGHTH
Setelah menempuh perjalanan beberapa menit, ji kyung dan donghae akhirnya sampai di Namsan Park. Sebuah taman yang memiliki pemandangan memikat dengan rute – rute untuk para pejalan kaki. Keindahan taman ini semakin istimewa dengan berbagai bunga yang tertata rapi  dan indah serta pepohonan, yang menjadi tempat bagi beberapa satwa liar seperti burung dan tupai. Di taman ini juga ada sebuah bangunan yang sangat terkenal di korea, bahkan menjadi ikon korea sendiri, yaitu Namsan Tower.
Udara hari ini benar-benar sangat segar, langit sore yang perlahan menjadi gelap seakan ikut bergabung kedalam suasana bahagia yang kini tengah di rasakan ji kyung dan donghae. Entah kenapa jika di dekat donghae, ji kyung selalu merasa hatinya seperti bunga-bunga yang tengah mekar dan di kelilingin oleh ribuan kupu-kupu yang terbang kesana kemari. Ini adalah hal tergila yang pernah ia rasakan.
 Setelah berjalan sebentar di taman itu, Ji kyung memilih duduk di salah satu bangku taman yang juga di susul oleh donghae.
“gumawo oppa..” ucap ji kyung. donghae mengambil booknote kecilnya dan mulai menulis.
untuk apa?” tulisnya
“untuk hari ini.., hari ini kau benar-banar malaikat penolong ku. kau tahu hari ini aku menjalani hari yang sangat melelahkan oppa. Dia benar-benar menguji kesabaran ku hari ini.”
“nugu??”
“siapa lagi kalau bukan tuan malaikat bersayap hitam.” Jawab ji kyung asal.
“ aku penasaran dengan orang itu. tapi aku yakin kau menghadapinya dengan baik. Bukankah kau gadis yang hebat dan pemberani”
“kau yakin sekali aku gadis yang hebat dan pemberani?”
“buktinya saat kita pertama kali bertemu, kau berani membentak orang yang belum kau kenal sama sekali, kau sangat mengagumkan nona han”
“ish.. apa yang kau sebut mengagumkan, justru itu hal yang memalukan bagi ku. membentak seseorang yang bahkan baik seperti mu. aku sungguh menyesal atas kejadian itu.” ucap ji kyung merunduk. Dongahe memegang pundak ji kyung agar dia mengangkat kepalanya. Namun yang terjadi justru membuat tubuh ji kyung menegang.
Ji kyung mengangkat kepalanya, donghae mengegelengkan kepalanya pelan. Entah mereka sadari atau tidak jarak antara wajah mereka sangat dekat, mereka terpaku satu sama lain, donghae dengan pemikirannya dan ji kyung dengan kekagumannya melihat wajah lee donghae. Untung sebelum ada iblis mendekat mereka cepat-cepat memalingkan wajah mereka, dan saling membelakangi. Terlihat wajah ji kyung memerah, tubuhnya seakan panas dengan suasana tadi, begitupun dengan donghae ia merasa tubuhnya kaku tidak bisa merasakan apa-apa, otaknya terhenti oleh kejadian tadi. Cukup lama mereka saling membelakangi seperti itu, sampai pada akhirnya donghae mengumpulkan keberanian dan memulai percakapan untuk menetralisirkan kecanggungan di antara mereka.
mianhae.. aku tidak bermaksud yang macam-macam pada mu. jadi jangan salah paham okey? ” tulis donghae, lalu menyodorkannya pada ji kyung yang otomatis membuat ji kyung berbalik.
“tidak oppa, tidak apa-apa. Aku tidak pernah berpikir kau akan melakukan hal yang tidak-tidak pada ku. aku tahu kau ini orang baik” jawab ji kyung panjang lebar.
syukurlah, aku takut kau akan berpikir aku adalah lelaki kurang ajar. Dan kau tidak akan pernah mau menemuiku lagi” tulis donghae lagi lalu memberikan tulisannya pada ji kyung.
“sungguh aku sama sekali tidak berpikir seperti itu, aku hanya berpikir bahwa kau itu tampan..” ucap ji kyung tanpa sadar, donghae memandang ji kyung tak percaya atas ucapan ji kyung tadi. Sedetik kemudian ji kyung menyadari ucapannya tadi dan buru-buru menyanggahnya, untuk menutupi rasa malunya.
“mak..maksud ku.. bukan begitu tapi…” belum selesai berbicara dobghae sudah lebih dulu memberikan tulisan tangannya pada ji kyung.
tidak apa-apa, kau juga cantik, bahkan sangat cantik di mata ku” tulis donghae, yang membuat ji kyung tersipu malu. Rona kemerahan mendominasi pipi ji kyung, ada rasa malu dan juga bahagia karena pujian yang donghae lontarkan meskipun hanya dalam sebuah tulisan saja.
“aigoo oppa.., kau memang pintar memuji.” Ucap ji kyung terkekeh kecil untuk mendinginkan suasana sekaligus menyembunyikan rona merah di pipinya itu. donghae hanya bisa tersenyum menanggapi jawaban ji kyung.
apa kau lapar ji kyung?” tulis donghae lagi. ji kyung membaca tulisan donghae dengan penuh senyum .
“apa kau juga lapar oppa?”. Tanyanya balik. Donghae mengangguk pasti.
“jika begitu, ayo.. kita makan?” ajak ji kyung. ji kyung refleks menggandeng lengan donghae. Donghae tampak kaget dengan kelakuan ji kyung namun sedetik kemudian dia tersenyum.
“ayo oppa, tunggu apa lagi” tanya ji kyung. donghae menghentikan lamunannya lalu berdiri dan beranjak pergi dari tempat itu.
Di sepanjang trotoar banyak orang-orang yang berlalu lalang, jika menengok ke jalan raya keramaian juga tidak kalah terjadi, mobil dan sepeda motor mendominasi jalanan besar itu. ji kyung dan donghae berjalan santai menelusuri trotoar, tanpa sedikit pun ji kyung melepas tangannya yang sedari tadi bergelayut di lengan donghae, ji kyung menceritakan banyak hal  pada donghae tentang aktivitasnya hari ini, meskipun donghae hanya membalasnya dengan sebuah senyuman ji kyung tetap merasa nyaman dengan hal itu. namun lain hal dengan donghae, di satu sisi donghae merasa senang berada begitu dekat dengan ji kyung, namun di sisi lain donghae justru merasa bersalah dan tidak nyaman sedikit pun pada ji kyung, bukan karena donghae tidak menyukainya tapi karena kekurangannya membuat dia tidak percaya diri. Dia takut menyakiti ji kyung dengan kekurangannya itu. donghae menatap sekilas ke arah ji kyung yang sedang asik mengoceh sendiri kemudian mengadahkan kepalanya sebentar untuk sekedar melihat langit malam, lalu kembali menatap ji kyung. sebuah senyuman terukir indah di bibir Lee Donghae. Ji kyung menyadari bahwa songhae sedang melihat ke  arah dirinya dengan senyuman yang sangat tulus namun entah apa arti dari senyuman itu ji kyung pun tidak tahu.
“kenapa oppa menatap ku seperti itu?” tanyanya sedikit malu. Donghae menggelengkan kepalanya pelan.
“hem.. kau bohong” selidik ji kyung. donghae tertawa tanpa mengeluarkan suara membuat ji kyung semakin gemas. Ji kyung melepaskan tangannya dari lengan donghae. Dan menatap donghae tajam, berpura-pura untuk marah.
“apa..? apa yang kau tertawakan oppa?” ucap ji kyung, melihat ji kyung seperti orang marah donghae menghentikan tawanya dan menatap ji kyung dengan tatapan penuh penyesalan. Dia meminta maaf dengan mencakupkan kedua telapak tangannya. Dia benar-benar terlihat menyesal membuat ji kyung marah.
Ji kyung masih menatap donghae dengan tatapan seakan-akan marah, padahal sebenarnya dia sudah tidak bisa menahan lagi rasa ingin tertawa karena ulahnya, untuk menggoda donghae ternyata berhasil.
“hahahhaha…” tawa ji kyung lepas, dia sudah tidak bisa menahannya lagi ji kyung memegangi perutnya yang sakit karena tertawa. Namun tawa ji kyung justru membuat donghae keheranan. Dia tidak mengerti akan gadis ini.
“maafkan aku oppa, aku tidak benar-benar marah pada mu?” ucap ji kyung masih dengan tawanya. Donghae tersenyum lega mengetahui bahwa  ji kyung tidak benar-benar marah padanya. Tangan donghae mengacak sedikit rambut ji kyung baginya, melihat ji kyung  tertawa adalah hal yang menggemaskan, gadis itu terlihat begitu lucu di mata donghae.
“ ish oppa, kau membuat rambut ku berantakan” dengus ji kyung. donghae mengeluarkan senyum andalannya, tanpa peduli ji kyung mendengus kesal padanya. Donghae  lalu mengandeng tangan ji kyung untuk pergi dari tempat itu.
Aroma khas dari daging sapi memenuhi sebuah kedai makanan kecil, yang tidak begitu ramai pengunjung itu. Daging asap adalah menu yang tepat dipilih untuk mengisi perut kedua insan ini. disela-sela makan malam  itu, mereka masih sempat bercanda meskipun ji kyung harus sedikit bersabar karena untuk menanggapi celotehan ji kyung donghae harus menulisnya terlebih dahulu di atas kertas. Bagi ji kyung sendiri tidak masalah jika dia harus sedikit menunggu untuk donghae menulis kata-kata yang ingin ia ucapkan. Dia tidak mempermasalahkan kekurangan donghae tersebut, justru ji kyung merasa nyaman ada di samping donghae, dia belum pernah merasakan senyaman ini dengan orang yang baru dia kenal.
“oppa, boleh aku tahu apa pekerjaan mu? aku lihat kemana-mana kau membawa gitar?” ucap ji kyung.
kau benar-benar ingin tahu?” tulis donghae
“ish.. oppa, cepat .., jawab saja?” kata ji kyung lagi semakin penasaran. Donghae selalu saja membuat ji kyung gemas atas jawaban-jawaban donghae.
bagaimana jika aku katakana bahwa aku ini pengamen? Apa tidak masalah?” tulis donghae lagi, kali ini ia semakin menggoda ji kyung,
“jinjja? Itu  sama sekali tidak masalah, dari pada kau bekerja di tempat yang bagus tapi kau berusaha untuk berbuat curang” kata ji kyung, tiba-tiba ia teringat akan ayahnya, Raut wajah ji kyung menjadi muram karenan hal itu. Donghae yang melihat hal itu menatap ji kyung kahwatir.
“kau tidak apa-apa? Apa pertanyaan ku menyinggung mu? jika begitu aku minta maaf” tulis donghae cepat. Sejenak ji kyung terpaku dengan tulisan donghae, dia terdiam sebentar. Mencoba mengatur kembali kontrol dirinya, agar dia tidak menangis di depan donghae.
“bodoh…, apa kau membuat kesalahan kenapa kau meminta maaf terus?”
aku akan selalu meminta maaf, karena aku banyak kekurangan. Aku hanya takut, jika aku  menyakiti orang-orang di dekat ku. ” tulisnya.
aku berpikir aku selalu salah karena aku membuat orang-orang di sekitar ku merasa tidak nyaman” tulis donghae lagi.
Ji kyung kembali terdiam, dia memandang haru tulisan di booknote kecil itu.
“oppa, kau tidak salah.. sama sekali tidak. Jika seseorang merasa tidak nyaman di dekat mu, itu karena mereka tidak mengenal siapa diri mu. apa kau juga berpikir aku tidak nyaman?” ucap ji kyung dengan suara sedikit serak karena sedari tadi ia menahan tangisnya. Donghae mengangguk pelan.
“bukankah kau hanya bisu? Bukannya buta kan? Apa kau melihat aku menjauhi mu? apa kau melihat aku menjaga jarak dari mu?” ucap ji kyung kini penuh emosi, bahkan dia tidak peduli sedang berada di mana. air matanya menetes dia sungguh kesal jika donghae terus menerus menyalahkan dirinya dan merendahkan dirinya sendiri. Donghae tertunduk, dia tidak tahu harus berbuat apa.
“maafkan aku oppa, aku sedikit emosi. Lupakan kata-kata ku tadi. Maafkan aku sekali lagi.” ucap ji kyung. ia lalu berdiri hendak pergi dari tempat itu, namun dengan cepatnya donghae berdiri dan menarik lengan ji kyung hingga kini ji kyung jatuh di dalam dekapan donghae.
“oppa…, “ hanya itu yang bisa ji kyung lontarkan dari bibir indahnya. Donghae semakin mengeratkan pelukannya, membuat ji kyung merasa nyaman dan damai. Tanpa ragu ji kyung pun membalas pelukan donghae, sang waktu pun seakan-akan berhenti berputar detik itu juga.
Dalam pelukan donghae ji kyung meluapkan semua emosi dan juga kesedihannya. Tangisnya pecah, membasahi baju donghae. Terdengar begitu pilu, membuat donghae tak ingin melepas pelukannya. Cukup lama mereka berpelukan,  hingga donghae pun melepas pelukan mereka. Donghae meraih pipi ji kyung yang di genangi oleh air mata itu, perlahan Donghae mengusap pelan sudut mata ji kyung, menghapus semua air mata dan kesedihan ji kyung. Ji Kyung sendiri mengutuk dirinya karena menangis di tempat umum, terlebih lagi di hadapan Donghae. Namun usapan tangan Donghae barusan, membuat ji kyung merasa bahwa ada butiran-butiran salju lembut tengah menari-nari di atas kulitnya. Membuat suasana hati yang suram menjadi cerah kembali.
“gu..gumawo oppa..” ucap ji kyung, dengan sedikit terisak
Donghae tersenyum lembut pada ji kyung, namun manik matanya masih menggambarkan guratan kekahwatiran pada diri ji kyung.
“aku tidak apa-apa. Sebaiknya kita pergi dari sini.” Ajak Ji Kyung. Donghae mengangguk tanda setuju. Lagipula sedari tadi mereka cukup mengganggu beberapa pengunjung yang ada di sana. Ji kyung membereskan tasnya sementara donghae tengah menuju ke pemilik kedai untuk membayar makanannya, tak lupa sebelum pergi ji kyung dan donfhae meminta maaf atas kejadian tadi pada sang pemilik kedai.
“maafkan kami, bibi. Jami sungguh menyesal.” Ucap ji kyung. sembari membungkuk berulnag-ulang kali donghae juga mengikuti apa yang ji kyung lakukan.
“ahh.., tidak apa-apa! Jangan merasa bersalah seperti itu.” ucap bibi itu.
“tapi bagaimanapun juga, kami sudah  membuat sedikit keributan di sini” kata ji kyung sambil menggaruk tengkuknya.
“ aku bilang tidak apa-apa,” jawab bibi itu ramah.
“apa kalian sepasang kekasih?” tanya bibi pemilik kedai itu. membuat ji kyung dan donghae sama-sama membulatkan matanya. Hari ini sudah dua kali Ji Kyung di sangka berpacaran, setelah sebelumnya dia di sangka berpacaran dengan kyuhyun oleh sang pelayan restoran.
“tidak..tidak, kami bukanlah sepasang kekasih.” Ucap ji kyung malu. Donghae juga ikut di buat malu akan pertanyaan bibi itu.
“jinjja? Padahal kalian ini terlihat serasi.” Ucap bibi itu penuh dengan senyuman jahil. Ji kyung dan donghae hanya bisa tersenyum tidak jelas menanggapi perkataan bibi itu. sekilas mata ji kyung dang donghae saling beradu,  membuat ji kyung merasa seluruh tubuhnya panas seketika. Buru-buru ji kyung mengalihkan pandangannya ke tempat lain, namun tidak dengan donghae dia justru sangat menikmati paras cantik di depannya itu. tidak satupun yang bicara, mereka asik berpaut dengan pikirannya sendiri.
perasaan aneh apa ini? apa aku begitu terpesona padanya? tidak.. aku tidak boleh seperti ini terus..!” ucap ji kyung dalam hati.
kau terlihat sangat indah, maafkan aku, jika aku terpesona oleh mu han ji kyung” kata donghae, di dalam hati pula.
“hem…” suara bibi itu membuyarkan lamunan ji kyung dan donghae. Bibi tersebut tersenyum penuh arti pada mereka berdua.
“mianhae, kami akan segera pergi”ucap ji kyung. sambil membukuk
“kajja oppa, kita pergi” kata ji kyung lagi dan menarik lengan donghae. Donghae membungkuk sebentar lalu pergi.
“dasar anak muda,” ucap bibi itu sedikit menggelengkan kepalanya.

NINTH
Desiran angin pantai malam ini begitu dingin hingga seakan-akan menusuk tulang seorang lelaki setengah baya yang sedang menatap hampa lautan luas di depannya. Meskipun di bawah temaran  sinar bulan dan jutaan bintang tak membuat wajah berkarismanya tersebut sama indahnya dengan sinaran bulan itu. wajahnya menampakan suatu kesedihan yang tiada tara, sebuah perasaaan yang juga ikut menghiasai hati wanita yang kini menatap pria itu dari kejauhan sana.
“yeobo, ini sudah sangat larut. Lebih baik kau istirahat.” Ucap wanita itu penuh perhatian pada suaminya. Wanita itu sama sekali tidak tahu apa yang mengganggu pikiran suaminya 1 tahun belakangan ini, sehingga suaminya memutusakan untuk pindah ke Jepang dan meninggalkan perusahaannya yang besar di korea. Hal tersebut membuat wanita itu cemas, terlebih lagi wajah suaminya selalu memancarkan suatu kesedihan dan penyesalan.
“aku tidak apa-apa, biarkan aku di sini sedikit lebih lama lagi.” ucap pria itu degan seulas senyum di bibirnya.
“kau juga harus memperhatikan kesehatan mu, baiklah… aku akan masuk ke villa lebih dulu.” Kata wanita itu lalu beranjak pergi dari tempat itu. mungkin sudah cukup lelah baginya berbicara pada lelaki yang berstatus suaminya itu, terkadang wanita ini menganggap suaminya terlalu egois, tinggal di villa selama satu tahun, berpisah dengan kehidupannya di korea terlebih lagi wanita itu sangat merindukan anak-anaknya.
“apa kau bosan ada di sini?” suara lelaki itu kembali terdengar oleh istrinya, yang otomatis membuat langkah kaki istrinya terhenti.
“aku sudah bosan berada di tempat ini dari awal kedatangan kita.  Tapi apakah kau pikir aku terlalu mementingkan diriku sendiri, dan apakah kau pikir aku sanggup mengabaikan suami ku?” tanya wanita itu.
“jika kau bosan, kembalilah… putra kita pasti membutuhkan mu untuk menghadapi pekerjaannya di kantor.”
“apa yang kau pikirkan sebenarnya, kenapa tiba-tiba kau menjadi sesensitif ini? sampai-sampai kau mengasingkan diri seperti ini? kita adalah sepasang suami istri, jika kau mempunyai masalah itu berarti masalah ku juga kan? Kenapa kau tidak mau terbuka pada ku yeobo?” kata wanita itu menjadi sedikit emosi.
“aku tidak mempunyai masalah apapun, kenapa kau sekahwatir itu hem..?” lelaki itu berbalik dan memandang istrinya, dia mengeluarkan senyum khas miliknya membuat wanita di hadapanya itu terhipnotis, dan melupakan amrahnya.
“kau selalu bilang tidak apa-apa, tpi wajah mu selalu murung. Kau egois…, aku yakin kau lah yang menurunkan sifat egois pada anak kita.”
“aku egois? Benarkah? Aku rasa di masa muda ku aku memang sangat egois sehingga di masa tua aku di hukum Tuhan seperti ini.” jawab lelaki itu
“apa maksud mu yeobo? Ceritakanlah pada ku apa sebenarnya masalah mu?”
“maafkan aku, aku akan menceritakannya nanti saat waktunya telah tiba..” ucap lelaki itu. istrinya hanya bisa diam memikirkan apa yang sebenarnya terjadi pada suaminya.
“ itu bukan masalah yang besar sayang…, kajja kita kembali ke villa” ajak suaminya. Sang istri hanya bisa menuruti suaminya, dia sadar betul jika suaminya mungkin memang mempunyai masalah yang besar dan rumit sehingga dia enggan untuk menceritakannya, dia tidak mau memaksa suaminya. Dia takut membuat suaminya semakin stress.

“guwamo oppa atas hari ini, dan maafkan aku jika perkataan ku menyakiti mu” ucap ji kyung setelah turun dari motor donghae. Donghae menatap ji kyung, entah keberanian dari mana, donghae memegang pipi ji kyung dan mengelusnya pelan. Ji kyung sedikit kaget dengan perlakuan donghae, lagi-lagi donghae berhasil membuat tubuh ji kyung panas karenanya.
Donghae mengangguk pelan, dia tidak mempermasalahkan perkataan ji kyung karena hal tersebut ada benarnya sama seperti kata Hyuk Jae padanya tadi siang. Beberapa dtik kemudian, Donghae mulai melepaskan tangannga dari pipi ji kyung, setidaknya detik itu juga ji kyung bisa bernapas lega, dia tidak sanggup lagi menahan rasa yang aneh di hatinya, ji kyung memutuskan untuk berlari menuju ke dalam rumah ada seulas senyuman mengiringi langkah kakinya itu. entah mengapa ia merasa bahagia san senang di perlakukan seperti itu. donghae sendiri sejujurnya menyadari  bahwa ji kyung tengah tersipu malu akan perlakuannya tadi.
Sebelum benar-benar memasuki rumanya, ji kyung berhenti sejenak untuk melihat donghae, ji kyung tersenyum pada donghae, begitupun sebaliknya, donghae  juga tersenyum pada ji kyung. cukup lama mereka saling menatap seperti itu, tidak tahu harus berbuat apa seakan-akan mereka di bodohkan oleh perasaan di hati mereka.
“ji kyung apa kau tidak ingin masuk?” suara ibu ji kyung yang datang tiba-tiba, membuat ji kyung kaget.
“omo.. eomma, kau membuat ku kaget” ucap ji kyung sambil mengelus dadanya.
“aigoo, anak eomma kenapa membiarkan pria setampan itu menunggu di atas motor?” kata ibu ji kyung yang sedari  tadi sudah menyadari ada orang asing di depan rumahnya.
“itu.. eomma..” jawab ji kyung amun sebalum ji kyung selesai berbicara eommanya sudah lebih dahulu berjalan menuju tempat donghae.
“seharusnya kau membiarkannya masuk han ji kyung” ucap eommanya sembari berjalan ke  arah donghae. Melihat hal tersebut ji kyung menjadi risau, dia takut eommanya salah paham pada donghae kerena pastinya apapun yang ibunya katakan tidak akan di jawab oleh donghae. Ji kyung pun bergegas menyusul eommanya.
Lain dengan donghae dia justru tenang dan memberikan senyumnya pada ibu ji kyung sesampainya beliu di depan donghae. Tak lupa donghae juga membukukkan badannya.
“ahh.., kau pria yang kemarin bukan?” tanya ibu ji kyung, donghae sebenarnya ingin mengangguk tapi ji kyung sudah lebih dulu menjawabnya.
“nde, eomma dia pria yang kemarin dan juga yang menabrak ku tempo hari” ucap ji kyung, sekilas ia menatap kearah donghae. Ibu ji kyung juga menatap putrinya tersebut.
“aku bertanya pada dia, bukan dengan mu. kau ini tidak sopan ji kyung” ucap eomman ji kyung sedikit kesal dengan kelakuan putrinya.
“bagaimana kalau kau mampir sebentar?”
“dia tidak bisa…” kata ji kyung dengan cepat, eommanya menatapnya dengn kesal.
“maksud ku.., bukan kah oppa tadi bilang ada urusan lain, iya ka oppa..?” tanya ji kyung, ia manatap penuh harapan agar donghae mangatakan “iya”, dongahe menyadari jika ji kyung tidak ingin memperkealkannya pada ibunya. Donghae pun mengangguk sesuai harapan ji kyung.
“ jinjja? Baiklah.. hati-hati di jalan” ucap eomma ji kyung sedikit kecewa dengan respon donghae. Donghae membukukkan kembali badannya tanda minta maaf.
“tidak apa-apa oppa, aku yakin eomma ku pasti megerti. Iya kan eomma?”
“nde, kapan-kapan kau harus mampir ke rumah ku ?”. kata eomma ji kyung lagi. Donghae mengangguk menanggapi ucapan eomma ji kyung itu.
Donghae kembali menaiki motornya, setelah pamit pergi.  Ji kyung masih menatap donghae meskipun dia telah jauh, namun ibu ji kyung menarik tangan putrinya. Terlihat wajahnya begitu serius, ji kyung bingung atas tingkah eommanya itu.
“apa kau menyembunyikan sesuatu dari eomma?” tanya ibu ji kyung sesampainya mereka di dalam rumah.
“maksud eomma apa?” tanya ji kyung balik, dia sungguh tidak mengerti maksud eommanya.
“tentang lelaki itu, apa kau pikir aku buta? Bukankah lelaki itu bisu?” perkataan terakhir eommanya itu membuat ji kyung sedikit tersinggung.
“nde, dia memang bisu, dia memiliki kekurangan..” jawab ji kyung suaranya sedikit keras kali ini.
“iya dia bisu, apa kau malu?”
“tidak sama sekali tidak”
“lalu, kenapa kau tidak ingin meperkenalkannya pada eomma?”
“mianhae eomma, aku hanya takut jika kau. Meremehkan donghae oppa.” Kini nada suara ji kyung sudah kembali normal.
“apa kau begitu menghawatirkannya sayang?” tanya ibu ji kyung lagi. ji kyung hanya mengangguk pelan. Ibu ji kyung hanya tersenyum menanggapi kejujuran anaknya itu.
“jelaskan yang sebenarnya pada donghae, eomma takut jika dia salah paham atas kelakuan mu tadi?”
“benarkah seperti itu?”
“nde…”
“ah.. aku memang bodoh eomma.” Kata ji kyung lalu mengambil handphone yang ada di dalam tasnya dengan cepat. Ibu ji kyung tersenyum geli melihat putrinya itu.
“sayang.., di baru saja pergi. Aku yakin dia masih ada di jalan. Sebaiknya kau menelponnya nanti saja.”
“ ah.. aku lupa,” jawab ji kyung menepuk jidatnya. Tingkah putrinya tersebut justru membuat ibu ji kyung tertawa kecil.
“eomma….” Teriak ji kyung kesal karena ibunya menertawakannya.
Ji kyung mondar mandir sendiri di dalam kamarnya. Tangan kanannya memegang sebuah ponsel di sana, bermaksud untuk menghubungi seseorang, namun dia agak takut untuk mengirim pesan pada pria yang mungkin telah ia sakiti hatinya tadi.
“apa yang sebaiknya aku lakukan? Oh.. Tuhan..!” ucapnya sendiri.
“ah.., mungkin begini saja..”. ji kyung kemudian memberanikan dirinya untuk mengetik sejumlah kata di ponselnya.
oppa kau sudah sampai di rumah?” tulisnya. Selang beberapa saat donghae pun membalas pesan ji kyung.
nde aku sudah sampai. Kenapa kau belum tidur?”balas donghae
iya aku belum bisa tidur. Mianhae oppa…
untuk apakau meminta maaf?” tanya donghae pada pesannya.
aku telah menyinggung hati mu, aku hanya tidak mau jika nantinya eomma ku salah paham dengan mu” tulis ji kyung lagi
apa karena aku bisu?” balas donghae lagi.
bukan begitu.. oppa. Jangan salah paham.”
aku tidak salah paham, aku mengerti ji kyung, kau hanya kahwatir  jika eomma mu akan kaget dengan kekurangan ku kan?
oppa, jangan mengatakan hal seperti itu. maafkan aku oppa. Aku sungguh menyesal
ini bukan masalah yang besar nona han” kali ini pesan donghae sedikit menggoda ji kyung.
tidak..tidak, aku pantas di hukum oppa..
mwo? Di hukum? Hem.. boleh juga… kira-kira hukuman apa yang pantas untuk mu? ” donghae mencoba menggoda ji kyung lagi.
Ji kyung sedikit kaget dengan balasan dongahe. “apa di serius?” tanya ji kyung pada dirinya sendiri.
aku akan lakukan apa saja oppa.” Balas ji kyung cepat.
hahaha, kau tidak perlu melakukan apa-apa ji kyung. kau hanya perlu berada di samping ku saja.” Tangan donghae dengan lihainya menulis kata-kata itu.
Ji kyung tersenyum membaca pesan donghae, bukan karena donghae membatalkan hukumannya tapi kerena kata-kata terakhir pada pesan donghae. Meskipun dia tidak terlalu mengerti apa maksud donghae menulis kata-kata itu namun ji kyung sudah terlanjur bahagia hatinya karena pesan itu. ji kyung terus tersenyum  andai ada orang lain di sana mungkin dia sudah di sangka tidak waras lagi. sebuah pesan baru datang dari donghae lagi, ji kyung buru-buru membuka pesan itu, dia penasaran dengan apa yang akan donghae katakan selanjutnya.
maafkan aku ji kyung, apa kau memikirkan pesan ku tadi? Maafkan jika pesan ku itu membuat mu tidak nyaman. Kau boleh anggap itu hanya omong kosong ku saja.” . membaca pesan dari donghae tadi membuat senyuman ji kyung memudar, entah mengapa dia kecewa dengan pesan donghae ini, dan dia juga tidak tahu menagapa ia sangat mengharapkan donghae benar-benar ingin dia ada di samping donghae selalu.
“jinjja..? apa kau sedang ingin bermain-main dengan ku? kau jahat” ucap ji kyung kesal, tanpa pikir panjang lagi, dia melepaskan batrai handphonenya dan membuangnya ke atas kasur dengan asal.
“bodoh.. kau memang lelaki bodoh…” umpatnya. ji kyung menghepaskan tubuhnya ke atas kasur, ia menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut sambil terus mengumpat.
“aku juga bodoh…, seharusnya aku menyadari jika dia hanya bercanda. Kenapa aku jadi seperti ini?” ucapnya lagi.
Satu menit… dua menit…, bahkan kini sudah hampir lima menit berlalu ji kyung tak kunjung membalas pesan donghae, donghae termenung sendiri dia berpikir kali ini dia melakukan kesalahan lagi?. donghae mengambil sebuah buku mirip catatan harian.dia lalu menulis beberapa kata di sana.
dia tidak membalas pesan ku lagi, apa dia merasa risih dengan kata-kata ku tadi? tapi aku sudah meminta maaf padanya?”tulis donghae di sana. Dia selalu menulis semua yang ia rasakan yang ia dengar dan yang ia lakukan setiap harinya, di buku itu. Ia berharap lewat buku ini, suatu saat nanti ketika ia sudah terlalu lelah untuk menulis di booknote kecilnya, ketika dia tidak bisa lagi melukiskan perasaannya  dengan sebuah senyuman, orang-orang yang ia cintai bisa mengetahui perasaan, Bagiamana donghae sangat mencintai mereka.
kau tahu han ji kyung aku sangat serius meminta mu untuk selalu ada di samping ku. tapi aku terlalu pengecut untuk mengakui hal itu. aku juga takut jika hal itu membebani mu han ji kyung. jika aku boleh jujur, aku sangat mengagumi mu han ji kyung” tulisnya lagi, yang juga sebagai penutup catatannya itu.

Fanfiction_Donghae_Thank You, Good Bye (part 3)




Title:  Thank you, Good bye
Author: Molina a.k.a Kim Ji Eun/Han Ji Ahh
Genre: sad romance cast:  main :
                                -Lee Donghae (SUJU)
                                -Cho Kyuhyun (SUJU)
                                - Han Ji Kyung (oc)
     Support:

                                -Suzy (miss A)
                                -Krystal (fx)
                                -Kris (exo)
                                -Eunhyuk (SuJu)
- park jungsoo (leeteuk suju)                 -(find by your self)



SEVENTH
“jangan salah paham, aku hanya asal bicara”.kata kyuhyun sesampainya mereka di tempat parkir. Kyuhyun mengatakannya tanpa merasa bersalah sedikitpun pada ji kyung.
“nde.., tidak apa-apa tuan” jawab ji kyung pasrah, lelah baginya untuk melawan perkataan kyuhyun meskipun hal yang di katannya tadi sama sekali tidak menyenangkan hati ji kyung.
“baguslah.., apa jadwal ku hari ini.?”
“kau ada pertemuan dengan Group Villace jam sepuluh pagi, lalu  kau ada meeting di Hanzza corp pada jam satu siang.” Terang ji kyung
“baiklah,” ucap kyuhyun. Kyuhyun lalu melajukan mobilnya ke tempat di mana dia akan bertemu dengan Group Villace kebetulan jam sudah menunjukan pukul setengah sepuluh.
“apa kau mau menemui ku nanti sepulang kerja di Namsan Park, nona Han” sebuah pesan singkat datang dari donghae, yang membuat mood ji kyung kembali normal. Sebuah senyum terukir indah di sudut bibir ji kyung. tidak perlu menunggu lama ji kyung pun membalas pesan donghae
tentu, dengan senang hati tuan Lee” balas ji kyung. senyumnya tidak pernah hilang dari wajahnya yang cantik itu. tentunya cho kyuhyun juga memperhatikan tingkah gadis ini, karena hanya dialah orang yang sedang berada satu mobil dengan ji kyung.
“apa itu pesan dari kekasih mu? aku rasa cinta membuat seseorang menjadi seperti anak kecil” ledek kyuhyun
“mwo? Tuan cho yang terhormat. saya pikir andalah yang terlalu di buat seperti anak kecil oleh cinta” cibir ji kyung.
“apa kata mu..?” bentak kyuhyun
“baiklah.. tuan cho, hari ini kau sudah cukup membuat ku kesal. apa saat ini kau ingin kita berdebat lagi? Aku rasa kau hanya perlu fokus pada kemudi mu jika kau ingin kita selamat tuan cho” ucap ji kyung. kyuhyun merasa terpojok, dia tidak bisa menjawab atau melawan kata-kata ji kyung, karena ji kyung ada benarnya juga. Dia harus tetap fokus pada jalan raya dan sampai di tempat tujuan dengan selamat.
Tidak ada satu pun dari mereka yang bersuara. Suasana mobil tersebut hening seperti semula. Ji kyung sebenarnya ingin menanyakan wanita yang mereka temui tadi, tapi ji kyung tahu persis jika ia menanyakan hal itu, mereka pasti berujung dengan perdebatan yang sangat hebat.
Setalah beberpa menit akhirnya mereka sampai di sebuah restoran mewah bergaya klasik, rupanya mereka sampai lebih duhalu daripad villance group. Ji kyung menatap setiap pengunjung yang berada di sana, berdandan mewah, memakai perhiasan, tas, dan baju yang bagus dan mahal. bisa di tebak jika orang yang sedang menikmati makanan di restoran ini hanya lah, orang-orang dari  kelas atas. Ji kyung merasa tidak percaya diri, dia terus berjalan merunduk. Kyuhyun yang menyadari hal tersebut, menggenggam tangan ji kyung. ji kyung manatap kyuhyun dengan tatapan penuh tanda tanya, jujur ia merasa tidak nyaman dengan perlakuan kyuhyun.
“tuan cho, bisakah kau lepaskan tangan mu” bisik ji kyung
“sudahlah ikuti saja aku.” ucap kyuhyun enteng. Menggemgam tangan ji kyung mungkin menjadi pilihan terbaik bagi kyuhyun. Entah mengapa dia ingin melindungi gadis yang berada di sampingnya itu dari segala yang membuatnya tidak nyaman.
“selamat pagi tuan dan nyonya? Ada yang bisa saya bantu?” sapa seorang pelayan wanita restoran itu.
“bisa kau tunjukan sebuah meja untuk kami?” pinta kyuhyun
“baik tuan, silakan ikuti saya..” ucap pelayan itu lagi. ji kyung dan kyuhyun pun mengikuti langkah kaki pelayan tersebut sementara kyuhyun masih menggenggam tangan ji kyung.
“silakan duduk nyonya.., tuan..”
“gamsahamida nona..” ucap ji kyung sembari tersenyum ramah pada pelayan itu. kyuhyun memandangi wajah ji kyung, wajah yang cerah sehingga membuat kyuhyun hampir tenggelam dalam alam bawah sadarnya, jika saja sang pelayang tidak melontarkan sebuah pertanyaan pada ji kyung dan kyuhyun.
“apa nona dan tuan adalah sepasang kekasih? Jika iya, kalian adalah pasangan yang serasi. “ ucapnya. Yang sukses membuat mata ji kyung dan kyuhyun membulat sempurna.
“Upss.. mianhae aku terlalu banyak bicara hari ini. maafkan atas ketidak sopanan ku tuan, nona?” celoteh pelayan tersebut panjang lebar.
“ohh, tidak apa-apa nona. Sungguh..” ucap ji kyung lagi, sebelum kyuhyun mendahuluinya dan berbicara dengan mulut pedasnya itu
Setelah memberikan menu pelayan itu pun pergi. Kyuhyun menatap gadis yang duduk di depannya kini. Kyuhyun tidak mengerti dengan ji kyung, terkadang ia menyeramkan dengan tatapan yang seakan penuh kilatan api, namun di sisi lain gadis ini juga memiliki suatu sifat yang manis, ramah dan kyuhyun mengakui jika gadis ini cukup cantik. Tapi buru-buru kyuhyun  menepis pemikirannya itu.
“tuan Cho kau kenapa menatap ku seperti itu?” tanya ji kyung membuat kyuhyun tergelagap dan salah tingkah.
“jangan salah paham, aku bukan menatap mu. tapi aku sedang memikirkan sesuatu.” Kilah kyuhyun. Ji kyung hanya tersenyum pelan mendengarkan pejelasan kyuhyun. Dia tahu betul jika kyuhyun memang sedang memandangnya.
“oh begitu..” balas ji kyung singkat.
“sudahlah jangan berpikir yang macam-macam, lebih baik kau cepat memesan minuman mu.” ucap kyuhyun lagi, lalu memalingkan wajahnya kembali ke daftar menu.

Lagu Bruno Mars yang berjudul “just the way you are” mengalun indah dari bibir seorang lelaki bertubuh kurus bernama Lee Hyuk Jae, lagu tersebut semakin sempurna dengan iringan gitar dari Donghae. Semua mahasiswa maupun mahasiswi di unniversitas seoul itu berdecak kagum akan penampilan dua lelaki tampan itu.seorang mahasiswi tak henti-hentinya memandang wajah tampan donghae, ada juga yang terpesona dengan suara Hyuk Jae. Hari ini mereka berdua seakan menjadi pangeran impian yang berasal dari negeri dongeng. Dongahe dan hyuk jae pun tersenyum puas karena mereka berhasil menghipnotis para mahasiswa maupun mahasisiwi di sana  dengan penampilan mereka.
“donghae, ayo kita makan siang. Perut ku sudah benar-benar lapar…” ucap hyuk jae sembari memegangi perutnya, dan memasang wajah memelas seakan dia belum makan selama berbulan-bulan. Donghae mengangguk cepat, perutnya juga sudah mulai terasa  lapar.
“ah..aku tahu kau juga sangat lapar…! Bagaimana kalau kita ke kedai mie hitam di depan sana..?” ajak hyuk jae. Dongahe tersenyum sambil mengacungkan jempolnya tanda setuju.
Hyuk jae dan Donghae sudah bersahabat dari usia mereka masih kanak-kanak, jadi tidak heran jika mereka sangat dekat, dan memahami kekurangan bahkan kelebihan dari mereka, huk jae dengan sifatnya yang konyol dan playboy dan donghae dengant sifat yang polos dan berkepribadian tenang. Memang sangat berbeda namun, hal itulah yang membuat mereka bisa saling mengisi satu sama lain. Ibarat sepatu, jika hanya sebelah tidak aka nada gunanya, namun jika di gunakan bersama-sama mereka akan jauh lebih bermanfaat bagi sang pemakai, untuk menampaki jalanan yang penuh batu dan debu.
“wow..wow.., lihatlah wanita tadi bukankah dia cantik oh? Lekuk tubuhnya bahakan sangat sempurna di mata ku” seru Hyuk Jae dengan mata yang berbinar-binar saat melihat seorang wanita muda yang melewati meja mereka barusan.
tidakkah semua wanita yang kau temui selalu kau katakana cantik dan seksi?” tulis donghae di booknote kecilnya.
“haha.., kau sepertinya sangat memperhatikan ku ya?”
bagaimana tidak, setiap hari mata mu seperti itu saat melihat seorang wanita
“baiklah.., kau memang benar Lee Donghae. Sudah makan saja mie mu.” ucap  hyuk jae dia merasa terpojokkan, donghae rupanya memang benar-benar mengenalnya dengan sangat baik. Donghae tersenyum penuh kemenangan atas kekalahan temannya itu.
“oh ya, apa gadis yang kau ceritakan kemarin menerima ajakan mu..?” tanya hyuk jae.
iya.. dia menerima ajakan ku untuk bertemu. Tapi aku takut..” tulis donghae sedikit lemas.
“kenapa? Apa yang kau takutkan?”
entahlah aku tidak cukup percaya diri. Dia gadis yang sempurna, Baik dan cantik. Aku takut dia malu jika berteman dengan ku.”
“hey tuan lee, kau juga pernah mengatakan hal yang sama pada ku dulu saat kita masih kecil. Apa kau ingat? Kau takut berteman dengan ku karena kau memiliki kekurangan. Tapi aku bahkan tidak perduli dengan semua itu.. dan semua berjlan dengan cukup bik selama ini, iya kan?” tanya hyuk jae, sedikit tidak suka jika sahabatnya itu tidak percaya diri dengan apa yang ia miliki.
tapi.., apakah kau yakin dia tidak akan apa-apa?
“kau bilang dia gadis yang baik dan menakjubkan. Aku yakin dia akan baik-baik saja” jawab hyuk jae menyemangati donghae. Donghae mengangguk pelan. Sebenarnya apa yang hyuk jae katakana ada benarnya juga, tapi entahlah.. dia juga sedikit memikirkan pandangan orang lain jika ji kyung berteman dengannya.
“hey, lee donghae mengapa kau hanya diam oh? Sungguh kau ini tidak ahli  dalam menangani wanita. Cepat kirimi dia sebuah pesan,”
aku tidak mau, yang ada aku hanya mengganggunya.”
“ish.. ini jam makan siang mana mungkin kau mengganggunya. Cepatlah.. aku tahu kau mengaguminya kan?” tanya hyuk jae penuh selidik.
ah.. tidak. Tapi pesan seperti apa yang harus ku kirimkan.?” Tanya donghe polos. Hyuk jae menatap donghae dengan heran.
“kau ini benar-benar…! percuma kau berteman dengan seorang playboy seperti ku, mengirim pesan saja kau tidak bisa” jawab hyuk jae ketus, yang membuat donghae murung. Sebenarnya niat hyuk jae hanya bercanda kenapa donghae memasukannya ke dalam hati?
“maafan aku, aku tidak pernah mengajarkan mu bagaimana caranya mengirim pesan kepada wanita. Maafkan dongahe..” ucap hyuk jae membenahi perkataannya yang mungkin membuat dongahe salah paham.
tidak sama sekali tidak…” tulis dongahe lalu tersenyum seperti biasanaya.
“kau ini.., selalu sama saja. kemarikan handphone mu?”
untuk apa..?”
“sudah cepatlah…” pinta hyuk jae tak sabaran. Donghae mengeluarkan ponselnya dari saku jiketnya dan dengan sekejap mata ponsel itu pun berpindah tangan ke genggaman hyuk jae. Hyuk jae lalu mengetik beberapa kalimat di sana lalu mengrimnya ke kontak bernama “spring girl”
“sudah selesai.., kau lanjutkan sisanya okey? Aku mau makan mie ku yang enak ini..” ungkap hyuk jae sambil tersenyum dan memperlihatkan gummy smile andalannya.
Tak beberapa lama sebuah pesan singkat masuk ke dalam ponsel donghae, terteralah nama “spring girl” disana. Dongahe menatap tajam kea rah hyuk jae, hyuk jae yang menyadari hal itu malah nyengir seperti monyet.
“bukankah aku sudah membatu mu. spring girl.. aku mengingat kau menyebutnya dengan nama itu, saat pertama kalinya kau menceritakannya pada ku. oh sungguh romatis” hyuk jae sedikit bergurau, menanggapi tatapan donghae.
“ayo, tunggu apa lagi? cepat balas pesannya, apa kau mau dia lama menunggu?” ucap hyuk jae lagi. dengan cepat donghae kembali fokus pada layar handphonenya, dan membalas pesan ji kyung. kira-kira isi pesan ji kyung seperti ini “aku sudah makan siang oppa,apa kau juga sudah makan?
“aku juga sudah makan, apa aku menganggu mu?” balas donghae
Tidak menunggu lama ji kyung juga membalas pesan donghae.
“tidak oppa, sama sekali tidak”
apa kau mau aku jemput nanti sore?” entah dari mana donghae memiliki keberanian itu.
apa itu tidak merepotkan mu?”
tidak, sama sekali
baiklah, aku menunggu mu oppa” balasan pesan ji kyung membuat dongahe tersenyum lebar. Hyuk jae juga tersenyum melihat sahabatnya itu senang.
baiklah, selamat bekerja..” balas donghae lagi
gumawo oppa..”
Rasa bahagia menyeruak di seluruh raga donghae, perasaan seperti ini sama sekali tidak pernah ia rasakan sebelumnya. Senyumnya tak pernah lepas dari wajah tampannya. Hyuk jae yang melihat hal tersebut ikut merasa senang, baginya bersyukur sekali donghae bisa bertemu dengan wanita seperti ji kyung, gadis yang baik meskipun hyuk jae tidak pernah bertemu dengan ji kyung sebelumnya, tapi dia yakin ji kyung bisa membuat dongahe bahagia. Susah memang mencari seseorang yang bisa memahami kekurangan donghae, selama ini orang-orang yang mengetahui kekurangan donghae hanya memandangnya dengan sebelah mata. Hanya ibu donghae dan keluarga hyuk jae lah selama ini menjadi teman hidup donghae, orang-orang di sekitarnya menjauhi donghae karena kekurangannya itu, seakan donghae memiliki suatu penyakit yang menjijikan.
Jam sudah menunjukan pukul 6 sore, donghae sudah datang untuk menjemput ji kyung sesuai dengan janji mereka tadi.
“oh.. oppa…” seru ji kyung saat dia sudah keluar dari gedung megah milik keluarga cho itu. donghae melambaikan tangannya pada ji kyung. senyum mengembang di wajah kedua insan ini, sepertinya kebahagiaan tengah menyelimuti hati keduanya.
“apa oppa sudah lama menunggu ku?” tanya ji kyung setelah sampai di hadapan donghae. Donghae mengibaskan tangannya tanda bahwa ia tidak lama menunggu ji kyung.
“oh, ya.. apa kau bersungguh-sungguh ingin mengajak ku ke Namsan Park hem..?” tanya ji kyung lagi. donghae mengangguk cepat, yang membuat ji kyung tertawa kecil dengan ulah donghae yang menurutnya lucu itu. dongahe menatap ji kyung yang tertawa dengan raut kebingungan.
“mianhae oppa, hanya saja kau sangat lucu?” ji kyung kembali tertwa kecil. Donghae mengerti sekarang, dia pun juga tersenyum lebar pada ji kyung. ia lalu menepuk jok belakang sepeda motornya, ji kyung yang sudah mengerti maksud donghae segera naik ke atas sepeda motor donghae tak lupa donghae juga memberikan satu helm untuk ji kyung kenakan. Motor donghae pun melaju menembus jalanan kota seoul menuju namsan park.
Namun di sisi lain, mereka tidak menyadari bahwa sedari tadi ada seseorang yang memperhatikan mereka dari ke jauhan sana, dengan tatapan yang tidak bisa di artikan. Mata orang itu tidak berpaling sedikit pun dari ji kyung dan donghae. bahkan hingga mereka sudah jauh pergi dari pandangan orang itu.
EIGHTH
Setelah menempuh perjalanan beberapa menit, ji kyung dan donghae akhirnya sampai di Namsan Park. Sebuah taman yang memiliki pemandangan memikat dengan rute – rute untuk para pejalan kaki. Keindahan taman ini semakin istimewa dengan berbagai bunga yang tertata rapi  dan indah serta pepohonan, yang menjadi tempat bagi beberapa satwa liar seperti burung dan tupai. Di taman ini juga ada sebuah bangunan yang sangat terkenal di korea, bahkan menjadi ikon korea sendiri, yaitu Namsan Tower.
Udara hari ini benar-benar sangat segar, langit sore yang perlahan menjadi gelap seakan ikut bergabung kedalam suasana bahagia yang kini tengah di rasakan ji kyung dan donghae. Entah kenapa jika di dekat donghae, ji kyung selalu merasa hatinya seperti bunga-bunga yang tengah mekar dan di kelilingin oleh ribuan kupu-kupu yang terbang kesana kemari. Ini adalah hal tergila yang pernah ia rasakan.
 Setelah berjalan sebentar di taman itu, Ji kyung memilih duduk di salah satu bangku taman yang juga di susul oleh donghae.
“gumawo oppa..” ucap ji kyung. donghae mengambil booknote kecilnya dan mulai menulis.
untuk apa?” tulisnya
“untuk hari ini.., hari ini kau benar-banar malaikat penolong ku. kau tahu hari ini aku menjalani hari yang sangat melelahkan oppa. Dia benar-benar menguji kesabaran ku hari ini.”
“nugu??”
“siapa lagi kalau bukan tuan malaikat bersayap hitam.” Jawab ji kyung asal.
“ aku penasaran dengan orang itu. tapi aku yakin kau menghadapinya dengan baik. Bukankah kau gadis yang hebat dan pemberani”
“kau yakin sekali aku gadis yang hebat dan pemberani?”
“buktinya saat kita pertama kali bertemu, kau berani membentak orang yang belum kau kenal sama sekali, kau sangat mengagumkan nona han”
“ish.. apa yang kau sebut mengagumkan, justru itu hal yang memalukan bagi ku. membentak seseorang yang bahkan baik seperti mu. aku sungguh menyesal atas kejadian itu.” ucap ji kyung merunduk. Dongahe memegang pundak ji kyung agar dia mengangkat kepalanya. Namun yang terjadi justru membuat tubuh ji kyung menegang.
Ji kyung mengangkat kepalanya, donghae mengegelengkan kepalanya pelan. Entah mereka sadari atau tidak jarak antara wajah mereka sangat dekat, mereka terpaku satu sama lain, donghae dengan pemikirannya dan ji kyung dengan kekagumannya melihat wajah lee donghae. Untung sebelum ada iblis mendekat mereka cepat-cepat memalingkan wajah mereka, dan saling membelakangi. Terlihat wajah ji kyung memerah, tubuhnya seakan panas dengan suasana tadi, begitupun dengan donghae ia merasa tubuhnya kaku tidak bisa merasakan apa-apa, otaknya terhenti oleh kejadian tadi. Cukup lama mereka saling membelakangi seperti itu, sampai pada akhirnya donghae mengumpulkan keberanian dan memulai percakapan untuk menetralisirkan kecanggungan di antara mereka.
mianhae.. aku tidak bermaksud yang macam-macam pada mu. jadi jangan salah paham okey? ” tulis donghae, lalu menyodorkannya pada ji kyung yang otomatis membuat ji kyung berbalik.
“tidak oppa, tidak apa-apa. Aku tidak pernah berpikir kau akan melakukan hal yang tidak-tidak pada ku. aku tahu kau ini orang baik” jawab ji kyung panjang lebar.
syukurlah, aku takut kau akan berpikir aku adalah lelaki kurang ajar. Dan kau tidak akan pernah mau menemuiku lagi” tulis donghae lagi lalu memberikan tulisannya pada ji kyung.
“sungguh aku sama sekali tidak berpikir seperti itu, aku hanya berpikir bahwa kau itu tampan..” ucap ji kyung tanpa sadar, donghae memandang ji kyung tak percaya atas ucapan ji kyung tadi. Sedetik kemudian ji kyung menyadari ucapannya tadi dan buru-buru menyanggahnya, untuk menutupi rasa malunya.
“mak..maksud ku.. bukan begitu tapi…” belum selesai berbicara dobghae sudah lebih dulu memberikan tulisan tangannya pada ji kyung.
tidak apa-apa, kau juga cantik, bahkan sangat cantik di mata ku” tulis donghae, yang membuat ji kyung tersipu malu. Rona kemerahan mendominasi pipi ji kyung, ada rasa malu dan juga bahagia karena pujian yang donghae lontarkan meskipun hanya dalam sebuah tulisan saja.
“aigoo oppa.., kau memang pintar memuji.” Ucap ji kyung terkekeh kecil untuk mendinginkan suasana sekaligus menyembunyikan rona merah di pipinya itu. donghae hanya bisa tersenyum menanggapi jawaban ji kyung.
apa kau lapar ji kyung?” tulis donghae lagi. ji kyung membaca tulisan donghae dengan penuh senyum .
“apa kau juga lapar oppa?”. Tanyanya balik. Donghae mengangguk pasti.
“jika begitu, ayo.. kita makan?” ajak ji kyung. ji kyung refleks menggandeng lengan donghae. Donghae tampak kaget dengan kelakuan ji kyung namun sedetik kemudian dia tersenyum.
“ayo oppa, tunggu apa lagi” tanya ji kyung. donghae menghentikan lamunannya lalu berdiri dan beranjak pergi dari tempat itu.
Di sepanjang trotoar banyak orang-orang yang berlalu lalang, jika menengok ke jalan raya keramaian juga tidak kalah terjadi, mobil dan sepeda motor mendominasi jalanan besar itu. ji kyung dan donghae berjalan santai menelusuri trotoar, tanpa sedikit pun ji kyung melepas tangannya yang sedari tadi bergelayut di lengan donghae, ji kyung menceritakan banyak hal  pada donghae tentang aktivitasnya hari ini, meskipun donghae hanya membalasnya dengan sebuah senyuman ji kyung tetap merasa nyaman dengan hal itu. namun lain hal dengan donghae, di satu sisi donghae merasa senang berada begitu dekat dengan ji kyung, namun di sisi lain donghae justru merasa bersalah dan tidak nyaman sedikit pun pada ji kyung, bukan karena donghae tidak menyukainya tapi karena kekurangannya membuat dia tidak percaya diri. Dia takut menyakiti ji kyung dengan kekurangannya itu. donghae menatap sekilas ke arah ji kyung yang sedang asik mengoceh sendiri kemudian mengadahkan kepalanya sebentar untuk sekedar melihat langit malam, lalu kembali menatap ji kyung. sebuah senyuman terukir indah di bibir Lee Donghae. Ji kyung menyadari bahwa songhae sedang melihat ke  arah dirinya dengan senyuman yang sangat tulus namun entah apa arti dari senyuman itu ji kyung pun tidak tahu.
“kenapa oppa menatap ku seperti itu?” tanyanya sedikit malu. Donghae menggelengkan kepalanya pelan.
“hem.. kau bohong” selidik ji kyung. donghae tertawa tanpa mengeluarkan suara membuat ji kyung semakin gemas. Ji kyung melepaskan tangannya dari lengan donghae. Dan menatap donghae tajam, berpura-pura untuk marah.
“apa..? apa yang kau tertawakan oppa?” ucap ji kyung, melihat ji kyung seperti orang marah donghae menghentikan tawanya dan menatap ji kyung dengan tatapan penuh penyesalan. Dia meminta maaf dengan mencakupkan kedua telapak tangannya. Dia benar-benar terlihat menyesal membuat ji kyung marah.
Ji kyung masih menatap donghae dengan tatapan seakan-akan marah, padahal sebenarnya dia sudah tidak bisa menahan lagi rasa ingin tertawa karena ulahnya, untuk menggoda donghae ternyata berhasil.
“hahahhaha…” tawa ji kyung lepas, dia sudah tidak bisa menahannya lagi ji kyung memegangi perutnya yang sakit karena tertawa. Namun tawa ji kyung justru membuat donghae keheranan. Dia tidak mengerti akan gadis ini.
“maafkan aku oppa, aku tidak benar-benar marah pada mu?” ucap ji kyung masih dengan tawanya. Donghae tersenyum lega mengetahui bahwa  ji kyung tidak benar-benar marah padanya. Tangan donghae mengacak sedikit rambut ji kyung baginya, melihat ji kyung  tertawa adalah hal yang menggemaskan, gadis itu terlihat begitu lucu di mata donghae.
“ ish oppa, kau membuat rambut ku berantakan” dengus ji kyung. donghae mengeluarkan senyum andalannya, tanpa peduli ji kyung mendengus kesal padanya. Donghae  lalu mengandeng tangan ji kyung untuk pergi dari tempat itu.
Aroma khas dari daging sapi memenuhi sebuah kedai makanan kecil, yang tidak begitu ramai pengunjung itu. Daging asap adalah menu yang tepat dipilih untuk mengisi perut kedua insan ini. disela-sela makan malam  itu, mereka masih sempat bercanda meskipun ji kyung harus sedikit bersabar karena untuk menanggapi celotehan ji kyung donghae harus menulisnya terlebih dahulu di atas kertas. Bagi ji kyung sendiri tidak masalah jika dia harus sedikit menunggu untuk donghae menulis kata-kata yang ingin ia ucapkan. Dia tidak mempermasalahkan kekurangan donghae tersebut, justru ji kyung merasa nyaman ada di samping donghae, dia belum pernah merasakan senyaman ini dengan orang yang baru dia kenal.
“oppa, boleh aku tahu apa pekerjaan mu? aku lihat kemana-mana kau membawa gitar?” ucap ji kyung.
kau benar-benar ingin tahu?” tulis donghae
“ish.. oppa, cepat .., jawab saja?” kata ji kyung lagi semakin penasaran. Donghae selalu saja membuat ji kyung gemas atas jawaban-jawaban donghae.
bagaimana jika aku katakana bahwa aku ini pengamen? Apa tidak masalah?” tulis donghae lagi, kali ini ia semakin menggoda ji kyung,
“jinjja? Itu  sama sekali tidak masalah, dari pada kau bekerja di tempat yang bagus tapi kau berusaha untuk berbuat curang” kata ji kyung, tiba-tiba ia teringat akan ayahnya, Raut wajah ji kyung menjadi muram karenan hal itu. Donghae yang melihat hal itu menatap ji kyung kahwatir.
“kau tidak apa-apa? Apa pertanyaan ku menyinggung mu? jika begitu aku minta maaf” tulis donghae cepat. Sejenak ji kyung terpaku dengan tulisan donghae, dia terdiam sebentar. Mencoba mengatur kembali kontrol dirinya, agar dia tidak menangis di depan donghae.
“bodoh…, apa kau membuat kesalahan kenapa kau meminta maaf terus?”
aku akan selalu meminta maaf, karena aku banyak kekurangan. Aku hanya takut, jika aku  menyakiti orang-orang di dekat ku. ” tulisnya.
aku berpikir aku selalu salah karena aku membuat orang-orang di sekitar ku merasa tidak nyaman” tulis donghae lagi.
Ji kyung kembali terdiam, dia memandang haru tulisan di booknote kecil itu.
“oppa, kau tidak salah.. sama sekali tidak. Jika seseorang merasa tidak nyaman di dekat mu, itu karena mereka tidak mengenal siapa diri mu. apa kau juga berpikir aku tidak nyaman?” ucap ji kyung dengan suara sedikit serak karena sedari tadi ia menahan tangisnya. Donghae mengangguk pelan.
“bukankah kau hanya bisu? Bukannya buta kan? Apa kau melihat aku menjauhi mu? apa kau melihat aku menjaga jarak dari mu?” ucap ji kyung kini penuh emosi, bahkan dia tidak peduli sedang berada di mana. air matanya menetes dia sungguh kesal jika donghae terus menerus menyalahkan dirinya dan merendahkan dirinya sendiri. Donghae tertunduk, dia tidak tahu harus berbuat apa.
“maafkan aku oppa, aku sedikit emosi. Lupakan kata-kata ku tadi. Maafkan aku sekali lagi.” ucap ji kyung. ia lalu berdiri hendak pergi dari tempat itu, namun dengan cepatnya donghae berdiri dan menarik lengan ji kyung hingga kini ji kyung jatuh di dalam dekapan donghae.
“oppa…, “ hanya itu yang bisa ji kyung lontarkan dari bibir indahnya. Donghae semakin mengeratkan pelukannya, membuat ji kyung merasa nyaman dan damai. Tanpa ragu ji kyung pun membalas pelukan donghae, sang waktu pun seakan-akan berhenti berputar detik itu juga.
Dalam pelukan donghae ji kyung meluapkan semua emosi dan juga kesedihannya. Tangisnya pecah, membasahi baju donghae. Terdengar begitu pilu, membuat donghae tak ingin melepas pelukannya. Cukup lama mereka berpelukan,  hingga donghae pun melepas pelukan mereka. Donghae meraih pipi ji kyung yang di genangi oleh air mata itu, perlahan Donghae mengusap pelan sudut mata ji kyung, menghapus semua air mata dan kesedihan ji kyung. Ji Kyung sendiri mengutuk dirinya karena menangis di tempat umum, terlebih lagi di hadapan Donghae. Namun usapan tangan Donghae barusan, membuat ji kyung merasa bahwa ada butiran-butiran salju lembut tengah menari-nari di atas kulitnya. Membuat suasana hati yang suram menjadi cerah kembali.
“gu..gumawo oppa..” ucap ji kyung, dengan sedikit terisak
Donghae tersenyum lembut pada ji kyung, namun manik matanya masih menggambarkan guratan kekahwatiran pada diri ji kyung.
“aku tidak apa-apa. Sebaiknya kita pergi dari sini.” Ajak Ji Kyung. Donghae mengangguk tanda setuju. Lagipula sedari tadi mereka cukup mengganggu beberapa pengunjung yang ada di sana. Ji kyung membereskan tasnya sementara donghae tengah menuju ke pemilik kedai untuk membayar makanannya, tak lupa sebelum pergi ji kyung dan donfhae meminta maaf atas kejadian tadi pada sang pemilik kedai.
“maafkan kami, bibi. Jami sungguh menyesal.” Ucap ji kyung. sembari membungkuk berulnag-ulang kali donghae juga mengikuti apa yang ji kyung lakukan.
“ahh.., tidak apa-apa! Jangan merasa bersalah seperti itu.” ucap bibi itu.
“tapi bagaimanapun juga, kami sudah  membuat sedikit keributan di sini” kata ji kyung sambil menggaruk tengkuknya.
“ aku bilang tidak apa-apa,” jawab bibi itu ramah.
“apa kalian sepasang kekasih?” tanya bibi pemilik kedai itu. membuat ji kyung dan donghae sama-sama membulatkan matanya. Hari ini sudah dua kali Ji Kyung di sangka berpacaran, setelah sebelumnya dia di sangka berpacaran dengan kyuhyun oleh sang pelayan restoran.
“tidak..tidak, kami bukanlah sepasang kekasih.” Ucap ji kyung malu. Donghae juga ikut di buat malu akan pertanyaan bibi itu.
“jinjja? Padahal kalian ini terlihat serasi.” Ucap bibi itu penuh dengan senyuman jahil. Ji kyung dan donghae hanya bisa tersenyum tidak jelas menanggapi perkataan bibi itu. sekilas mata ji kyung dang donghae saling beradu,  membuat ji kyung merasa seluruh tubuhnya panas seketika. Buru-buru ji kyung mengalihkan pandangannya ke tempat lain, namun tidak dengan donghae dia justru sangat menikmati paras cantik di depannya itu. tidak satupun yang bicara, mereka asik berpaut dengan pikirannya sendiri.
perasaan aneh apa ini? apa aku begitu terpesona padanya? tidak.. aku tidak boleh seperti ini terus..!” ucap ji kyung dalam hati.
kau terlihat sangat indah, maafkan aku, jika aku terpesona oleh mu han ji kyung” kata donghae, di dalam hati pula.
“hem…” suara bibi itu membuyarkan lamunan ji kyung dan donghae. Bibi tersebut tersenyum penuh arti pada mereka berdua.
“mianhae, kami akan segera pergi”ucap ji kyung. sambil membukuk
“kajja oppa, kita pergi” kata ji kyung lagi dan menarik lengan donghae. Donghae membungkuk sebentar lalu pergi.
“dasar anak muda,” ucap bibi itu sedikit menggelengkan kepalanya.

NINTH
Desiran angin pantai malam ini begitu dingin hingga seakan-akan menusuk tulang seorang lelaki setengah baya yang sedang menatap hampa lautan luas di depannya. Meskipun di bawah temaran  sinar bulan dan jutaan bintang tak membuat wajah berkarismanya tersebut sama indahnya dengan sinaran bulan itu. wajahnya menampakan suatu kesedihan yang tiada tara, sebuah perasaaan yang juga ikut menghiasai hati wanita yang kini menatap pria itu dari kejauhan sana.
“yeobo, ini sudah sangat larut. Lebih baik kau istirahat.” Ucap wanita itu penuh perhatian pada suaminya. Wanita itu sama sekali tidak tahu apa yang mengganggu pikiran suaminya 1 tahun belakangan ini, sehingga suaminya memutusakan untuk pindah ke Jepang dan meninggalkan perusahaannya yang besar di korea. Hal tersebut membuat wanita itu cemas, terlebih lagi wajah suaminya selalu memancarkan suatu kesedihan dan penyesalan.
“aku tidak apa-apa, biarkan aku di sini sedikit lebih lama lagi.” ucap pria itu degan seulas senyum di bibirnya.
“kau juga harus memperhatikan kesehatan mu, baiklah… aku akan masuk ke villa lebih dulu.” Kata wanita itu lalu beranjak pergi dari tempat itu. mungkin sudah cukup lelah baginya berbicara pada lelaki yang berstatus suaminya itu, terkadang wanita ini menganggap suaminya terlalu egois, tinggal di villa selama satu tahun, berpisah dengan kehidupannya di korea terlebih lagi wanita itu sangat merindukan anak-anaknya.
“apa kau bosan ada di sini?” suara lelaki itu kembali terdengar oleh istrinya, yang otomatis membuat langkah kaki istrinya terhenti.
“aku sudah bosan berada di tempat ini dari awal kedatangan kita.  Tapi apakah kau pikir aku terlalu mementingkan diriku sendiri, dan apakah kau pikir aku sanggup mengabaikan suami ku?” tanya wanita itu.
“jika kau bosan, kembalilah… putra kita pasti membutuhkan mu untuk menghadapi pekerjaannya di kantor.”
“apa yang kau pikirkan sebenarnya, kenapa tiba-tiba kau menjadi sesensitif ini? sampai-sampai kau mengasingkan diri seperti ini? kita adalah sepasang suami istri, jika kau mempunyai masalah itu berarti masalah ku juga kan? Kenapa kau tidak mau terbuka pada ku yeobo?” kata wanita itu menjadi sedikit emosi.
“aku tidak mempunyai masalah apapun, kenapa kau sekahwatir itu hem..?” lelaki itu berbalik dan memandang istrinya, dia mengeluarkan senyum khas miliknya membuat wanita di hadapanya itu terhipnotis, dan melupakan amrahnya.
“kau selalu bilang tidak apa-apa, tpi wajah mu selalu murung. Kau egois…, aku yakin kau lah yang menurunkan sifat egois pada anak kita.”
“aku egois? Benarkah? Aku rasa di masa muda ku aku memang sangat egois sehingga di masa tua aku di hukum Tuhan seperti ini.” jawab lelaki itu
“apa maksud mu yeobo? Ceritakanlah pada ku apa sebenarnya masalah mu?”
“maafkan aku, aku akan menceritakannya nanti saat waktunya telah tiba..” ucap lelaki itu. istrinya hanya bisa diam memikirkan apa yang sebenarnya terjadi pada suaminya.
“ itu bukan masalah yang besar sayang…, kajja kita kembali ke villa” ajak suaminya. Sang istri hanya bisa menuruti suaminya, dia sadar betul jika suaminya mungkin memang mempunyai masalah yang besar dan rumit sehingga dia enggan untuk menceritakannya, dia tidak mau memaksa suaminya. Dia takut membuat suaminya semakin stress.

“guwamo oppa atas hari ini, dan maafkan aku jika perkataan ku menyakiti mu” ucap ji kyung setelah turun dari motor donghae. Donghae menatap ji kyung, entah keberanian dari mana, donghae memegang pipi ji kyung dan mengelusnya pelan. Ji kyung sedikit kaget dengan perlakuan donghae, lagi-lagi donghae berhasil membuat tubuh ji kyung panas karenanya.
Donghae mengangguk pelan, dia tidak mempermasalahkan perkataan ji kyung karena hal tersebut ada benarnya sama seperti kata Hyuk Jae padanya tadi siang. Beberapa dtik kemudian, Donghae mulai melepaskan tangannga dari pipi ji kyung, setidaknya detik itu juga ji kyung bisa bernapas lega, dia tidak sanggup lagi menahan rasa yang aneh di hatinya, ji kyung memutuskan untuk berlari menuju ke dalam rumah ada seulas senyuman mengiringi langkah kakinya itu. entah mengapa ia merasa bahagia san senang di perlakukan seperti itu. donghae sendiri sejujurnya menyadari  bahwa ji kyung tengah tersipu malu akan perlakuannya tadi.
Sebelum benar-benar memasuki rumanya, ji kyung berhenti sejenak untuk melihat donghae, ji kyung tersenyum pada donghae, begitupun sebaliknya, donghae  juga tersenyum pada ji kyung. cukup lama mereka saling menatap seperti itu, tidak tahu harus berbuat apa seakan-akan mereka di bodohkan oleh perasaan di hati mereka.
“ji kyung apa kau tidak ingin masuk?” suara ibu ji kyung yang datang tiba-tiba, membuat ji kyung kaget.
“omo.. eomma, kau membuat ku kaget” ucap ji kyung sambil mengelus dadanya.
“aigoo, anak eomma kenapa membiarkan pria setampan itu menunggu di atas motor?” kata ibu ji kyung yang sedari  tadi sudah menyadari ada orang asing di depan rumahnya.
“itu.. eomma..” jawab ji kyung amun sebalum ji kyung selesai berbicara eommanya sudah lebih dahulu berjalan menuju tempat donghae.
“seharusnya kau membiarkannya masuk han ji kyung” ucap eommanya sembari berjalan ke  arah donghae. Melihat hal tersebut ji kyung menjadi risau, dia takut eommanya salah paham pada donghae kerena pastinya apapun yang ibunya katakan tidak akan di jawab oleh donghae. Ji kyung pun bergegas menyusul eommanya.
Lain dengan donghae dia justru tenang dan memberikan senyumnya pada ibu ji kyung sesampainya beliu di depan donghae. Tak lupa donghae juga membukukkan badannya.
“ahh.., kau pria yang kemarin bukan?” tanya ibu ji kyung, donghae sebenarnya ingin mengangguk tapi ji kyung sudah lebih dulu menjawabnya.
“nde, eomma dia pria yang kemarin dan juga yang menabrak ku tempo hari” ucap ji kyung, sekilas ia menatap kearah donghae. Ibu ji kyung juga menatap putrinya tersebut.
“aku bertanya pada dia, bukan dengan mu. kau ini tidak sopan ji kyung” ucap eomman ji kyung sedikit kesal dengan kelakuan putrinya.
“bagaimana kalau kau mampir sebentar?”
“dia tidak bisa…” kata ji kyung dengan cepat, eommanya menatapnya dengn kesal.
“maksud ku.., bukan kah oppa tadi bilang ada urusan lain, iya ka oppa..?” tanya ji kyung, ia manatap penuh harapan agar donghae mangatakan “iya”, dongahe menyadari jika ji kyung tidak ingin memperkealkannya pada ibunya. Donghae pun mengangguk sesuai harapan ji kyung.
“ jinjja? Baiklah.. hati-hati di jalan” ucap eomma ji kyung sedikit kecewa dengan respon donghae. Donghae membukukkan kembali badannya tanda minta maaf.
“tidak apa-apa oppa, aku yakin eomma ku pasti megerti. Iya kan eomma?”
“nde, kapan-kapan kau harus mampir ke rumah ku ?”. kata eomma ji kyung lagi. Donghae mengangguk menanggapi ucapan eomma ji kyung itu.
Donghae kembali menaiki motornya, setelah pamit pergi.  Ji kyung masih menatap donghae meskipun dia telah jauh, namun ibu ji kyung menarik tangan putrinya. Terlihat wajahnya begitu serius, ji kyung bingung atas tingkah eommanya itu.
“apa kau menyembunyikan sesuatu dari eomma?” tanya ibu ji kyung sesampainya mereka di dalam rumah.
“maksud eomma apa?” tanya ji kyung balik, dia sungguh tidak mengerti maksud eommanya.
“tentang lelaki itu, apa kau pikir aku buta? Bukankah lelaki itu bisu?” perkataan terakhir eommanya itu membuat ji kyung sedikit tersinggung.
“nde, dia memang bisu, dia memiliki kekurangan..” jawab ji kyung suaranya sedikit keras kali ini.
“iya dia bisu, apa kau malu?”
“tidak sama sekali tidak”
“lalu, kenapa kau tidak ingin meperkenalkannya pada eomma?”
“mianhae eomma, aku hanya takut jika kau. Meremehkan donghae oppa.” Kini nada suara ji kyung sudah kembali normal.
“apa kau begitu menghawatirkannya sayang?” tanya ibu ji kyung lagi. ji kyung hanya mengangguk pelan. Ibu ji kyung hanya tersenyum menanggapi kejujuran anaknya itu.
“jelaskan yang sebenarnya pada donghae, eomma takut jika dia salah paham atas kelakuan mu tadi?”
“benarkah seperti itu?”
“nde…”
“ah.. aku memang bodoh eomma.” Kata ji kyung lalu mengambil handphone yang ada di dalam tasnya dengan cepat. Ibu ji kyung tersenyum geli melihat putrinya itu.
“sayang.., di baru saja pergi. Aku yakin dia masih ada di jalan. Sebaiknya kau menelponnya nanti saja.”
“ ah.. aku lupa,” jawab ji kyung menepuk jidatnya. Tingkah putrinya tersebut justru membuat ibu ji kyung tertawa kecil.
“eomma….” Teriak ji kyung kesal karena ibunya menertawakannya.
Ji kyung mondar mandir sendiri di dalam kamarnya. Tangan kanannya memegang sebuah ponsel di sana, bermaksud untuk menghubungi seseorang, namun dia agak takut untuk mengirim pesan pada pria yang mungkin telah ia sakiti hatinya tadi.
“apa yang sebaiknya aku lakukan? Oh.. Tuhan..!” ucapnya sendiri.
“ah.., mungkin begini saja..”. ji kyung kemudian memberanikan dirinya untuk mengetik sejumlah kata di ponselnya.
oppa kau sudah sampai di rumah?” tulisnya. Selang beberapa saat donghae pun membalas pesan ji kyung.
nde aku sudah sampai. Kenapa kau belum tidur?”balas donghae
iya aku belum bisa tidur. Mianhae oppa…
untuk apakau meminta maaf?” tanya donghae pada pesannya.
aku telah menyinggung hati mu, aku hanya tidak mau jika nantinya eomma ku salah paham dengan mu” tulis ji kyung lagi
apa karena aku bisu?” balas donghae lagi.
bukan begitu.. oppa. Jangan salah paham.”
aku tidak salah paham, aku mengerti ji kyung, kau hanya kahwatir  jika eomma mu akan kaget dengan kekurangan ku kan?
oppa, jangan mengatakan hal seperti itu. maafkan aku oppa. Aku sungguh menyesal
ini bukan masalah yang besar nona han” kali ini pesan donghae sedikit menggoda ji kyung.
tidak..tidak, aku pantas di hukum oppa..
mwo? Di hukum? Hem.. boleh juga… kira-kira hukuman apa yang pantas untuk mu? ” donghae mencoba menggoda ji kyung lagi.
Ji kyung sedikit kaget dengan balasan dongahe. “apa di serius?” tanya ji kyung pada dirinya sendiri.
aku akan lakukan apa saja oppa.” Balas ji kyung cepat.
hahaha, kau tidak perlu melakukan apa-apa ji kyung. kau hanya perlu berada di samping ku saja.” Tangan donghae dengan lihainya menulis kata-kata itu.
Ji kyung tersenyum membaca pesan donghae, bukan karena donghae membatalkan hukumannya tapi kerena kata-kata terakhir pada pesan donghae. Meskipun dia tidak terlalu mengerti apa maksud donghae menulis kata-kata itu namun ji kyung sudah terlanjur bahagia hatinya karena pesan itu. ji kyung terus tersenyum  andai ada orang lain di sana mungkin dia sudah di sangka tidak waras lagi. sebuah pesan baru datang dari donghae lagi, ji kyung buru-buru membuka pesan itu, dia penasaran dengan apa yang akan donghae katakan selanjutnya.
maafkan aku ji kyung, apa kau memikirkan pesan ku tadi? Maafkan jika pesan ku itu membuat mu tidak nyaman. Kau boleh anggap itu hanya omong kosong ku saja.” . membaca pesan dari donghae tadi membuat senyuman ji kyung memudar, entah mengapa dia kecewa dengan pesan donghae ini, dan dia juga tidak tahu menagapa ia sangat mengharapkan donghae benar-benar ingin dia ada di samping donghae selalu.
“jinjja..? apa kau sedang ingin bermain-main dengan ku? kau jahat” ucap ji kyung kesal, tanpa pikir panjang lagi, dia melepaskan batrai handphonenya dan membuangnya ke atas kasur dengan asal.
“bodoh.. kau memang lelaki bodoh…” umpatnya. ji kyung menghepaskan tubuhnya ke atas kasur, ia menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut sambil terus mengumpat.
“aku juga bodoh…, seharusnya aku menyadari jika dia hanya bercanda. Kenapa aku jadi seperti ini?” ucapnya lagi.
Satu menit… dua menit…, bahkan kini sudah hampir lima menit berlalu ji kyung tak kunjung membalas pesan donghae, donghae termenung sendiri dia berpikir kali ini dia melakukan kesalahan lagi?. donghae mengambil sebuah buku mirip catatan harian.dia lalu menulis beberapa kata di sana.
dia tidak membalas pesan ku lagi, apa dia merasa risih dengan kata-kata ku tadi? tapi aku sudah meminta maaf padanya?”tulis donghae di sana. Dia selalu menulis semua yang ia rasakan yang ia dengar dan yang ia lakukan setiap harinya, di buku itu. Ia berharap lewat buku ini, suatu saat nanti ketika ia sudah terlalu lelah untuk menulis di booknote kecilnya, ketika dia tidak bisa lagi melukiskan perasaannya  dengan sebuah senyuman, orang-orang yang ia cintai bisa mengetahui perasaan, Bagiamana donghae sangat mencintai mereka.
kau tahu han ji kyung aku sangat serius meminta mu untuk selalu ada di samping ku. tapi aku terlalu pengecut untuk mengakui hal itu. aku juga takut jika hal itu membebani mu han ji kyung. jika aku boleh jujur, aku sangat mengagumi mu han ji kyung” tulisnya lagi, yang juga sebagai penutup catatannya itu.