Title: Thank you, Good bye
Author: Molina a.k.a Kim Ji Eun/Han Ji Ahh
Genre: sad romance cast: main :
-Lee Donghae (SUJU)
-Cho Kyuhyun (SUJU)
- Han Ji Kyung (oc)
Support:
-Suzy (miss A)
-Krystal (fx)
-Kris (exo)
-Eunhyuk (SuJu)
- park jungsoo (leeteuk suju) -(find by your self)
SEVENTH
“jangan salah paham, aku hanya asal bicara”.kata
kyuhyun sesampainya mereka di tempat parkir. Kyuhyun mengatakannya tanpa merasa
bersalah sedikitpun pada ji kyung.
“nde.., tidak apa-apa tuan” jawab ji kyung pasrah,
lelah baginya untuk melawan perkataan kyuhyun meskipun hal yang di katannya
tadi sama sekali tidak menyenangkan hati ji kyung.
“baguslah.., apa jadwal ku hari ini.?”
“kau ada pertemuan dengan Group Villace jam sepuluh
pagi, lalu kau ada meeting di Hanzza
corp pada jam satu siang.” Terang ji kyung
“baiklah,” ucap kyuhyun. Kyuhyun lalu melajukan
mobilnya ke tempat di mana dia akan bertemu dengan Group Villace kebetulan jam
sudah menunjukan pukul setengah sepuluh.
“apa
kau mau menemui ku nanti sepulang kerja di Namsan Park, nona Han” sebuah pesan singkat datang dari donghae, yang membuat mood ji kyung kembali normal. Sebuah
senyum terukir indah di sudut bibir ji kyung. tidak perlu menunggu lama ji
kyung pun membalas pesan donghae
“tentu, dengan senang hati tuan Lee” balas ji kyung. senyumnya tidak
pernah hilang dari wajahnya yang cantik itu. tentunya cho kyuhyun juga
memperhatikan tingkah gadis ini, karena hanya dialah orang yang sedang berada
satu mobil dengan ji kyung.
“apa itu pesan dari kekasih mu?
aku rasa cinta membuat seseorang menjadi seperti anak kecil” ledek kyuhyun
“mwo? Tuan cho yang terhormat.
saya pikir andalah yang terlalu di buat seperti anak kecil oleh cinta” cibir ji
kyung.
“apa kata mu..?” bentak kyuhyun
“baiklah.. tuan cho, hari ini kau
sudah cukup membuat ku kesal. apa saat ini kau ingin kita berdebat lagi? Aku
rasa kau hanya perlu fokus pada kemudi mu jika kau ingin kita selamat tuan cho”
ucap ji kyung. kyuhyun merasa terpojok, dia tidak bisa menjawab atau melawan
kata-kata ji kyung, karena ji kyung ada benarnya juga. Dia harus tetap fokus
pada jalan raya dan sampai di tempat tujuan dengan selamat.
Tidak ada satu pun dari mereka
yang bersuara. Suasana mobil tersebut hening seperti semula. Ji kyung
sebenarnya ingin menanyakan wanita yang mereka temui tadi, tapi ji kyung tahu
persis jika ia menanyakan hal itu, mereka pasti berujung dengan perdebatan yang
sangat hebat.
Setalah beberpa menit akhirnya
mereka sampai di sebuah restoran mewah bergaya klasik, rupanya mereka sampai
lebih duhalu daripad villance group. Ji kyung menatap setiap pengunjung yang
berada di sana, berdandan mewah, memakai perhiasan, tas, dan baju yang bagus
dan mahal. bisa di tebak jika orang yang sedang menikmati makanan di restoran
ini hanya lah, orang-orang dari kelas
atas. Ji kyung merasa tidak percaya diri, dia terus berjalan merunduk. Kyuhyun
yang menyadari hal tersebut, menggenggam tangan ji kyung. ji kyung manatap
kyuhyun dengan tatapan penuh tanda tanya, jujur ia merasa tidak nyaman dengan
perlakuan kyuhyun.
“tuan cho, bisakah kau lepaskan
tangan mu” bisik ji kyung
“sudahlah ikuti saja aku.” ucap
kyuhyun enteng. Menggemgam tangan ji kyung mungkin menjadi pilihan terbaik bagi
kyuhyun. Entah mengapa dia ingin melindungi gadis yang berada di sampingnya itu
dari segala yang membuatnya tidak nyaman.
“selamat pagi tuan dan nyonya?
Ada yang bisa saya bantu?” sapa seorang pelayan wanita restoran itu.
“bisa kau tunjukan sebuah meja
untuk kami?” pinta kyuhyun
“baik tuan, silakan ikuti saya..”
ucap pelayan itu lagi. ji kyung dan kyuhyun pun mengikuti langkah kaki pelayan
tersebut sementara kyuhyun masih menggenggam tangan ji kyung.
“silakan duduk nyonya.., tuan..”
“gamsahamida nona..” ucap ji
kyung sembari tersenyum ramah pada pelayan itu. kyuhyun memandangi wajah ji
kyung, wajah yang cerah sehingga membuat kyuhyun hampir tenggelam dalam alam
bawah sadarnya, jika saja sang pelayang tidak melontarkan sebuah pertanyaan
pada ji kyung dan kyuhyun.
“apa nona dan tuan adalah
sepasang kekasih? Jika iya, kalian adalah pasangan yang serasi. “ ucapnya. Yang
sukses membuat mata ji kyung dan kyuhyun membulat sempurna.
“Upss.. mianhae aku terlalu
banyak bicara hari ini. maafkan atas ketidak sopanan ku tuan, nona?” celoteh
pelayan tersebut panjang lebar.
“ohh, tidak apa-apa nona.
Sungguh..” ucap ji kyung lagi, sebelum kyuhyun mendahuluinya dan berbicara
dengan mulut pedasnya itu
Setelah memberikan menu pelayan
itu pun pergi. Kyuhyun menatap gadis yang duduk di depannya kini. Kyuhyun tidak
mengerti dengan ji kyung, terkadang ia menyeramkan dengan tatapan yang seakan
penuh kilatan api, namun di sisi lain gadis ini juga memiliki suatu sifat yang
manis, ramah dan kyuhyun mengakui jika gadis ini cukup cantik. Tapi buru-buru
kyuhyun menepis pemikirannya itu.
“tuan Cho kau kenapa menatap ku
seperti itu?” tanya ji kyung membuat kyuhyun tergelagap dan salah tingkah.
“jangan salah paham, aku bukan
menatap mu. tapi aku sedang memikirkan sesuatu.” Kilah kyuhyun. Ji kyung hanya tersenyum
pelan mendengarkan pejelasan kyuhyun. Dia tahu betul jika kyuhyun memang sedang
memandangnya.
“oh begitu..” balas ji kyung
singkat.
“sudahlah jangan berpikir yang
macam-macam, lebih baik kau cepat memesan minuman mu.” ucap kyuhyun lagi, lalu
memalingkan wajahnya kembali ke daftar menu.
Lagu Bruno Mars yang berjudul “just the way you are” mengalun indah
dari bibir seorang lelaki bertubuh kurus bernama Lee Hyuk Jae, lagu tersebut
semakin sempurna dengan iringan gitar dari Donghae. Semua mahasiswa maupun
mahasiswi di unniversitas seoul itu berdecak kagum akan penampilan dua lelaki
tampan itu.seorang mahasiswi tak henti-hentinya memandang wajah tampan donghae,
ada juga yang terpesona dengan suara Hyuk Jae. Hari ini mereka berdua seakan
menjadi pangeran impian yang berasal dari negeri dongeng. Dongahe dan hyuk jae
pun tersenyum puas karena mereka berhasil menghipnotis para mahasiswa maupun
mahasisiwi di sana dengan penampilan
mereka.
“donghae, ayo kita makan siang.
Perut ku sudah benar-benar lapar…” ucap hyuk jae sembari memegangi perutnya,
dan memasang wajah memelas seakan dia belum makan selama berbulan-bulan. Donghae
mengangguk cepat, perutnya juga sudah mulai terasa lapar.
“ah..aku tahu kau juga sangat
lapar…! Bagaimana kalau kita ke kedai mie hitam di depan sana..?” ajak hyuk
jae. Dongahe tersenyum sambil mengacungkan jempolnya tanda setuju.
Hyuk jae dan Donghae sudah
bersahabat dari usia mereka masih kanak-kanak, jadi tidak heran jika mereka
sangat dekat, dan memahami kekurangan bahkan kelebihan dari mereka, huk jae
dengan sifatnya yang konyol dan playboy dan donghae dengant sifat yang polos
dan berkepribadian tenang. Memang sangat berbeda namun, hal itulah yang membuat
mereka bisa saling mengisi satu sama lain. Ibarat sepatu, jika hanya sebelah tidak
aka nada gunanya, namun jika di gunakan bersama-sama mereka akan jauh lebih
bermanfaat bagi sang pemakai, untuk menampaki jalanan yang penuh batu dan debu.
“wow..wow.., lihatlah wanita tadi
bukankah dia cantik oh? Lekuk tubuhnya bahakan sangat sempurna di mata ku” seru
Hyuk Jae dengan mata yang berbinar-binar saat melihat seorang wanita muda yang
melewati meja mereka barusan.
“tidakkah semua wanita yang kau temui selalu kau katakana cantik dan
seksi?” tulis donghae di booknote kecilnya.
“haha.., kau sepertinya sangat
memperhatikan ku ya?”
“bagaimana tidak, setiap hari mata mu seperti itu saat melihat seorang
wanita”
“baiklah.., kau memang benar Lee
Donghae. Sudah makan saja mie mu.” ucap
hyuk jae dia merasa terpojokkan, donghae rupanya memang benar-benar
mengenalnya dengan sangat baik. Donghae tersenyum penuh kemenangan atas
kekalahan temannya itu.
“oh ya, apa gadis yang kau
ceritakan kemarin menerima ajakan mu..?” tanya hyuk jae.
“iya.. dia menerima ajakan ku untuk bertemu. Tapi aku takut..” tulis
donghae sedikit lemas.
“kenapa? Apa yang kau takutkan?”
“entahlah aku tidak cukup percaya diri. Dia gadis yang sempurna, Baik
dan cantik. Aku takut dia malu jika berteman dengan ku.”
“hey tuan lee, kau juga pernah
mengatakan hal yang sama pada ku dulu saat kita masih kecil. Apa kau ingat? Kau
takut berteman dengan ku karena kau memiliki kekurangan. Tapi aku bahkan tidak
perduli dengan semua itu.. dan semua berjlan dengan cukup bik selama ini, iya
kan?” tanya hyuk jae, sedikit tidak suka jika sahabatnya itu tidak percaya diri
dengan apa yang ia miliki.
“tapi.., apakah kau yakin dia tidak akan apa-apa?”
“kau bilang dia gadis yang baik
dan menakjubkan. Aku yakin dia akan baik-baik saja” jawab hyuk jae menyemangati
donghae. Donghae mengangguk pelan. Sebenarnya apa yang hyuk jae katakana ada
benarnya juga, tapi entahlah.. dia juga sedikit memikirkan pandangan orang lain
jika ji kyung berteman dengannya.
“hey, lee donghae mengapa kau
hanya diam oh? Sungguh kau ini tidak ahli
dalam menangani wanita. Cepat kirimi dia sebuah pesan,”
“aku tidak mau, yang ada aku hanya mengganggunya.”
“ish.. ini jam makan siang mana
mungkin kau mengganggunya. Cepatlah.. aku tahu kau mengaguminya kan?” tanya
hyuk jae penuh selidik.
“ah.. tidak. Tapi pesan seperti apa yang harus ku kirimkan.?” Tanya
donghe polos. Hyuk jae menatap donghae dengan heran.
“kau ini benar-benar…! percuma
kau berteman dengan seorang playboy seperti ku, mengirim pesan saja kau tidak
bisa” jawab hyuk jae ketus, yang membuat donghae murung. Sebenarnya niat hyuk
jae hanya bercanda kenapa donghae memasukannya ke dalam hati?
“maafan aku, aku tidak pernah
mengajarkan mu bagaimana caranya mengirim pesan kepada wanita. Maafkan
dongahe..” ucap hyuk jae membenahi perkataannya yang mungkin membuat dongahe
salah paham.
“tidak sama sekali tidak…” tulis dongahe lalu tersenyum seperti
biasanaya.
“kau ini.., selalu sama saja.
kemarikan handphone mu?”
“untuk apa..?”
“sudah cepatlah…” pinta hyuk jae
tak sabaran. Donghae mengeluarkan ponselnya dari saku jiketnya dan dengan
sekejap mata ponsel itu pun berpindah tangan ke genggaman hyuk jae. Hyuk jae
lalu mengetik beberapa kalimat di sana lalu mengrimnya ke kontak bernama
“spring girl”
“sudah selesai.., kau lanjutkan
sisanya okey? Aku mau makan mie ku yang enak ini..” ungkap hyuk jae sambil
tersenyum dan memperlihatkan gummy smile
andalannya.
Tak beberapa lama sebuah pesan
singkat masuk ke dalam ponsel donghae, terteralah nama “spring girl” disana.
Dongahe menatap tajam kea rah hyuk jae, hyuk jae yang menyadari hal itu malah
nyengir seperti monyet.
“bukankah aku sudah membatu mu. spring girl.. aku mengingat kau
menyebutnya dengan nama itu, saat pertama kalinya kau menceritakannya pada ku.
oh sungguh romatis” hyuk jae sedikit bergurau, menanggapi tatapan donghae.
“ayo, tunggu apa lagi? cepat balas pesannya, apa kau mau dia lama menunggu?” ucap hyuk jae lagi. dengan cepat donghae kembali fokus pada layar handphonenya, dan membalas pesan ji kyung. kira-kira isi pesan ji kyung seperti ini “aku sudah makan siang oppa,apa kau juga sudah makan?”
“ayo, tunggu apa lagi? cepat balas pesannya, apa kau mau dia lama menunggu?” ucap hyuk jae lagi. dengan cepat donghae kembali fokus pada layar handphonenya, dan membalas pesan ji kyung. kira-kira isi pesan ji kyung seperti ini “aku sudah makan siang oppa,apa kau juga sudah makan?”
“aku juga sudah makan, apa aku menganggu mu?” balas donghae
Tidak menunggu lama ji kyung juga
membalas pesan donghae.
“tidak oppa, sama sekali tidak”
“apa kau mau aku jemput nanti sore?” entah dari mana donghae
memiliki keberanian itu.
“ apa itu tidak merepotkan mu?”
“tidak, sama sekali”
“baiklah, aku menunggu mu oppa” balasan pesan ji kyung membuat
dongahe tersenyum lebar. Hyuk jae juga tersenyum melihat sahabatnya itu senang.
“baiklah, selamat bekerja..” balas donghae lagi
“gumawo oppa..”
Rasa bahagia menyeruak di seluruh
raga donghae, perasaan seperti ini sama sekali tidak pernah ia rasakan
sebelumnya. Senyumnya tak pernah lepas dari wajah tampannya. Hyuk jae yang
melihat hal tersebut ikut merasa senang, baginya bersyukur sekali donghae bisa
bertemu dengan wanita seperti ji kyung, gadis yang baik meskipun hyuk jae tidak
pernah bertemu dengan ji kyung sebelumnya, tapi dia yakin ji kyung bisa membuat
dongahe bahagia. Susah memang mencari seseorang yang bisa memahami kekurangan
donghae, selama ini orang-orang yang mengetahui kekurangan donghae hanya
memandangnya dengan sebelah mata. Hanya ibu donghae dan keluarga hyuk jae lah
selama ini menjadi teman hidup donghae, orang-orang di sekitarnya menjauhi
donghae karena kekurangannya itu, seakan donghae memiliki suatu penyakit yang
menjijikan.
Jam sudah menunjukan pukul 6
sore, donghae sudah datang untuk menjemput ji kyung sesuai dengan janji mereka
tadi.
“oh.. oppa…” seru ji kyung saat
dia sudah keluar dari gedung megah milik keluarga cho itu. donghae melambaikan
tangannya pada ji kyung. senyum mengembang di wajah kedua insan ini, sepertinya
kebahagiaan tengah menyelimuti hati keduanya.
“apa oppa sudah lama menunggu
ku?” tanya ji kyung setelah sampai di hadapan donghae. Donghae mengibaskan
tangannya tanda bahwa ia tidak lama menunggu ji kyung.
“oh, ya.. apa kau
bersungguh-sungguh ingin mengajak ku ke Namsan Park hem..?” tanya ji kyung
lagi. donghae mengangguk cepat, yang membuat ji kyung tertawa kecil dengan ulah
donghae yang menurutnya lucu itu. dongahe menatap ji kyung yang tertawa dengan
raut kebingungan.
“mianhae oppa, hanya saja kau
sangat lucu?” ji kyung kembali tertwa kecil. Donghae mengerti sekarang, dia pun
juga tersenyum lebar pada ji kyung. ia lalu menepuk jok belakang sepeda
motornya, ji kyung yang sudah mengerti maksud donghae segera naik ke atas
sepeda motor donghae tak lupa donghae juga memberikan satu helm untuk ji kyung
kenakan. Motor donghae pun melaju menembus jalanan kota seoul menuju namsan
park.
Namun di
sisi lain, mereka tidak menyadari bahwa sedari tadi ada seseorang yang
memperhatikan mereka dari ke jauhan sana, dengan tatapan yang tidak bisa di
artikan. Mata orang itu tidak berpaling sedikit pun dari ji kyung dan donghae.
bahkan hingga mereka sudah jauh pergi dari pandangan orang itu.
EIGHTH
Setelah menempuh perjalanan
beberapa menit, ji kyung dan donghae akhirnya sampai di Namsan Park. Sebuah
taman yang memiliki pemandangan memikat dengan rute – rute untuk para pejalan kaki. Keindahan
taman ini semakin istimewa dengan berbagai bunga yang tertata rapi dan indah serta pepohonan, yang menjadi
tempat bagi beberapa satwa liar seperti burung dan tupai. Di taman ini juga ada
sebuah bangunan yang sangat terkenal di korea, bahkan menjadi ikon korea
sendiri, yaitu Namsan Tower.
Udara hari ini benar-benar sangat
segar, langit sore yang perlahan menjadi gelap seakan ikut bergabung kedalam
suasana bahagia yang kini tengah di rasakan ji kyung dan donghae. Entah kenapa jika
di dekat donghae, ji kyung selalu merasa hatinya seperti bunga-bunga yang
tengah mekar dan di kelilingin oleh ribuan kupu-kupu yang terbang kesana
kemari. Ini adalah hal tergila yang pernah ia rasakan.
Setelah berjalan sebentar di taman itu, Ji
kyung memilih duduk di salah satu bangku taman yang juga di susul oleh donghae.
“gumawo oppa..” ucap ji kyung.
donghae mengambil booknote kecilnya dan mulai menulis.
“untuk apa?” tulisnya
“untuk hari ini.., hari ini kau
benar-banar malaikat penolong ku. kau tahu hari ini aku menjalani hari yang
sangat melelahkan oppa. Dia benar-benar menguji kesabaran ku hari ini.”
“nugu??”
“siapa lagi kalau bukan tuan
malaikat bersayap hitam.” Jawab ji kyung asal.
“ aku penasaran dengan orang itu.
tapi aku yakin kau menghadapinya dengan baik. Bukankah kau gadis yang hebat dan
pemberani”
“kau yakin sekali aku gadis yang
hebat dan pemberani?”
“buktinya saat kita pertama kali
bertemu, kau berani membentak orang yang belum kau kenal sama sekali, kau
sangat mengagumkan nona han”
“ish.. apa yang kau sebut
mengagumkan, justru itu hal yang memalukan bagi ku. membentak seseorang yang
bahkan baik seperti mu. aku sungguh menyesal atas kejadian itu.” ucap ji kyung
merunduk. Dongahe memegang pundak ji kyung agar dia mengangkat kepalanya. Namun
yang terjadi justru membuat tubuh ji kyung menegang.
Ji kyung mengangkat kepalanya,
donghae mengegelengkan kepalanya pelan. Entah mereka sadari atau tidak jarak
antara wajah mereka sangat dekat, mereka terpaku satu sama lain, donghae dengan
pemikirannya dan ji kyung dengan kekagumannya melihat wajah lee donghae. Untung
sebelum ada iblis mendekat mereka cepat-cepat memalingkan wajah mereka, dan
saling membelakangi. Terlihat wajah ji kyung memerah, tubuhnya seakan panas
dengan suasana tadi, begitupun dengan donghae ia merasa tubuhnya kaku tidak
bisa merasakan apa-apa, otaknya terhenti oleh kejadian tadi. Cukup lama mereka
saling membelakangi seperti itu, sampai pada akhirnya donghae mengumpulkan
keberanian dan memulai percakapan untuk menetralisirkan kecanggungan di antara
mereka.
“mianhae.. aku tidak bermaksud yang macam-macam pada mu. jadi jangan
salah paham okey? ” tulis donghae, lalu menyodorkannya pada ji kyung yang
otomatis membuat ji kyung berbalik.
“tidak oppa, tidak apa-apa. Aku
tidak pernah berpikir kau akan melakukan hal yang tidak-tidak pada ku. aku tahu
kau ini orang baik” jawab ji kyung panjang lebar.
“syukurlah, aku takut kau akan berpikir aku adalah lelaki kurang ajar.
Dan kau tidak akan pernah mau menemuiku lagi” tulis donghae lagi lalu memberikan
tulisannya pada ji kyung.
“sungguh aku sama sekali tidak
berpikir seperti itu, aku hanya berpikir bahwa kau itu tampan..” ucap ji kyung
tanpa sadar, donghae memandang ji kyung tak percaya atas ucapan ji kyung tadi.
Sedetik kemudian ji kyung menyadari ucapannya tadi dan buru-buru menyanggahnya,
untuk menutupi rasa malunya.
“mak..maksud ku.. bukan begitu
tapi…” belum selesai berbicara dobghae sudah lebih dulu memberikan tulisan
tangannya pada ji kyung.
“tidak apa-apa, kau juga cantik, bahkan sangat cantik di mata ku”
tulis donghae, yang membuat ji kyung tersipu malu. Rona kemerahan mendominasi pipi
ji kyung, ada rasa malu dan juga bahagia karena pujian yang donghae lontarkan
meskipun hanya dalam sebuah tulisan saja.
“aigoo oppa.., kau memang pintar
memuji.” Ucap ji kyung terkekeh kecil untuk mendinginkan suasana sekaligus
menyembunyikan rona merah di pipinya itu. donghae hanya bisa tersenyum
menanggapi jawaban ji kyung.
“apa kau lapar ji kyung?” tulis donghae lagi. ji kyung membaca
tulisan donghae dengan penuh senyum .
“apa kau juga lapar oppa?”.
Tanyanya balik. Donghae mengangguk pasti.
“jika begitu, ayo.. kita makan?”
ajak ji kyung. ji kyung refleks menggandeng lengan donghae. Donghae tampak
kaget dengan kelakuan ji kyung namun sedetik kemudian dia tersenyum.
“ayo oppa, tunggu apa lagi” tanya
ji kyung. donghae menghentikan lamunannya lalu berdiri dan beranjak pergi dari
tempat itu.
Di sepanjang trotoar banyak
orang-orang yang berlalu lalang, jika menengok ke jalan raya keramaian juga
tidak kalah terjadi, mobil dan sepeda motor mendominasi jalanan besar itu. ji
kyung dan donghae berjalan santai menelusuri trotoar, tanpa sedikit pun ji
kyung melepas tangannya yang sedari tadi bergelayut di lengan donghae, ji kyung
menceritakan banyak hal pada donghae
tentang aktivitasnya hari ini, meskipun donghae hanya membalasnya dengan sebuah
senyuman ji kyung tetap merasa nyaman dengan hal itu. namun lain hal dengan
donghae, di satu sisi donghae merasa senang berada begitu dekat dengan ji
kyung, namun di sisi lain donghae justru merasa bersalah dan tidak nyaman
sedikit pun pada ji kyung, bukan karena donghae tidak menyukainya tapi karena
kekurangannya membuat dia tidak percaya diri. Dia takut menyakiti ji kyung
dengan kekurangannya itu. donghae menatap sekilas ke arah ji kyung yang sedang
asik mengoceh sendiri kemudian mengadahkan kepalanya sebentar untuk sekedar
melihat langit malam, lalu kembali menatap ji kyung. sebuah senyuman terukir
indah di bibir Lee Donghae. Ji kyung menyadari bahwa songhae sedang melihat
ke arah dirinya dengan senyuman yang
sangat tulus namun entah apa arti dari senyuman itu ji kyung pun tidak tahu.
“kenapa oppa menatap ku seperti
itu?” tanyanya sedikit malu. Donghae menggelengkan kepalanya pelan.
“hem.. kau bohong” selidik ji
kyung. donghae tertawa tanpa mengeluarkan suara membuat ji kyung semakin gemas.
Ji kyung melepaskan tangannya dari lengan donghae. Dan menatap donghae tajam,
berpura-pura untuk marah.
“apa..? apa yang kau tertawakan
oppa?” ucap ji kyung, melihat ji kyung seperti orang marah donghae menghentikan
tawanya dan menatap ji kyung dengan tatapan penuh penyesalan. Dia meminta maaf
dengan mencakupkan kedua telapak tangannya. Dia benar-benar terlihat menyesal
membuat ji kyung marah.
Ji kyung masih menatap donghae
dengan tatapan seakan-akan marah, padahal sebenarnya dia sudah tidak bisa
menahan lagi rasa ingin tertawa karena ulahnya, untuk menggoda donghae ternyata
berhasil.
“hahahhaha…” tawa ji kyung lepas,
dia sudah tidak bisa menahannya lagi ji kyung memegangi perutnya yang sakit
karena tertawa. Namun tawa ji kyung justru membuat donghae keheranan. Dia tidak
mengerti akan gadis ini.
“maafkan aku oppa, aku tidak
benar-benar marah pada mu?” ucap ji kyung masih dengan tawanya. Donghae
tersenyum lega mengetahui bahwa ji kyung
tidak benar-benar marah padanya. Tangan donghae mengacak sedikit rambut ji
kyung baginya, melihat ji kyung tertawa
adalah hal yang menggemaskan, gadis itu terlihat begitu lucu di mata donghae.
“ ish oppa, kau membuat rambut ku
berantakan” dengus ji kyung. donghae mengeluarkan senyum andalannya, tanpa
peduli ji kyung mendengus kesal padanya. Donghae lalu mengandeng tangan ji kyung untuk pergi
dari tempat itu.
Aroma khas dari daging sapi
memenuhi sebuah kedai makanan kecil, yang tidak begitu ramai pengunjung itu.
Daging asap adalah menu yang tepat dipilih untuk mengisi perut kedua insan ini.
disela-sela makan malam itu, mereka
masih sempat bercanda meskipun ji kyung harus sedikit bersabar karena untuk
menanggapi celotehan ji kyung donghae harus menulisnya terlebih dahulu di atas
kertas. Bagi ji kyung sendiri tidak masalah jika dia harus sedikit menunggu
untuk donghae menulis kata-kata yang ingin ia ucapkan. Dia tidak
mempermasalahkan kekurangan donghae tersebut, justru ji kyung merasa nyaman ada
di samping donghae, dia belum pernah merasakan senyaman ini dengan orang yang
baru dia kenal.
“oppa, boleh aku tahu apa
pekerjaan mu? aku lihat kemana-mana kau membawa gitar?” ucap ji kyung.
“kau benar-benar ingin tahu?” tulis donghae
“ish.. oppa, cepat .., jawab
saja?” kata ji kyung lagi semakin penasaran. Donghae selalu saja membuat ji
kyung gemas atas jawaban-jawaban donghae.
“bagaimana jika aku katakana bahwa aku ini pengamen? Apa tidak masalah?”
tulis donghae lagi, kali ini ia semakin menggoda ji kyung,
“jinjja? Itu sama sekali tidak masalah, dari pada kau
bekerja di tempat yang bagus tapi kau berusaha untuk berbuat curang” kata ji
kyung, tiba-tiba ia teringat akan ayahnya, Raut wajah ji kyung menjadi muram
karenan hal itu. Donghae yang melihat hal itu menatap ji kyung kahwatir.
“kau tidak apa-apa? Apa pertanyaan ku menyinggung mu? jika begitu aku
minta maaf” tulis donghae cepat.
Sejenak ji kyung terpaku dengan tulisan donghae, dia terdiam sebentar. Mencoba
mengatur kembali kontrol dirinya, agar dia tidak menangis di depan donghae.
“bodoh…, apa kau membuat
kesalahan kenapa kau meminta maaf terus?”
“aku akan selalu meminta maaf, karena aku banyak kekurangan. Aku hanya
takut, jika aku menyakiti orang-orang di
dekat ku. ” tulisnya.
“aku berpikir aku selalu salah karena aku membuat orang-orang di sekitar
ku merasa tidak nyaman” tulis donghae lagi.
Ji kyung kembali terdiam, dia
memandang haru tulisan di booknote kecil itu.
“oppa, kau tidak salah.. sama
sekali tidak. Jika seseorang merasa tidak nyaman di dekat mu, itu karena mereka
tidak mengenal siapa diri mu. apa kau juga berpikir aku tidak nyaman?” ucap ji
kyung dengan suara sedikit serak karena sedari tadi ia menahan tangisnya.
Donghae mengangguk pelan.
“bukankah kau hanya bisu?
Bukannya buta kan? Apa kau melihat aku menjauhi mu? apa kau melihat aku menjaga
jarak dari mu?” ucap ji kyung kini penuh emosi, bahkan dia tidak peduli sedang
berada di mana. air matanya menetes dia sungguh kesal jika donghae terus
menerus menyalahkan dirinya dan merendahkan dirinya sendiri. Donghae tertunduk,
dia tidak tahu harus berbuat apa.
“maafkan aku oppa, aku sedikit
emosi. Lupakan kata-kata ku tadi. Maafkan aku sekali lagi.” ucap ji kyung. ia
lalu berdiri hendak pergi dari tempat itu, namun dengan cepatnya donghae
berdiri dan menarik lengan ji kyung hingga kini ji kyung jatuh di dalam dekapan
donghae.
“oppa…, “ hanya itu yang bisa ji
kyung lontarkan dari bibir indahnya. Donghae semakin mengeratkan pelukannya,
membuat ji kyung merasa nyaman dan damai. Tanpa ragu ji kyung pun membalas
pelukan donghae, sang waktu pun seakan-akan berhenti berputar detik itu juga.
Dalam pelukan donghae ji kyung meluapkan
semua emosi dan juga kesedihannya. Tangisnya pecah, membasahi baju donghae.
Terdengar begitu pilu, membuat donghae tak ingin melepas pelukannya. Cukup lama
mereka berpelukan, hingga donghae pun
melepas pelukan mereka. Donghae meraih pipi ji kyung yang di genangi oleh air
mata itu, perlahan Donghae mengusap pelan sudut mata ji kyung, menghapus semua
air mata dan kesedihan ji kyung. Ji Kyung sendiri mengutuk dirinya karena
menangis di tempat umum, terlebih lagi di hadapan Donghae. Namun usapan tangan
Donghae barusan, membuat ji kyung merasa bahwa ada butiran-butiran salju lembut
tengah menari-nari di atas kulitnya. Membuat suasana hati yang suram menjadi
cerah kembali.
“gu..gumawo oppa..” ucap ji
kyung, dengan sedikit terisak
Donghae tersenyum lembut pada ji
kyung, namun manik matanya masih menggambarkan guratan kekahwatiran pada diri
ji kyung.
“aku tidak apa-apa. Sebaiknya
kita pergi dari sini.” Ajak Ji Kyung. Donghae mengangguk tanda setuju. Lagipula
sedari tadi mereka cukup mengganggu beberapa pengunjung yang ada di sana. Ji
kyung membereskan tasnya sementara donghae tengah menuju ke pemilik kedai untuk
membayar makanannya, tak lupa sebelum pergi ji kyung dan donfhae meminta maaf
atas kejadian tadi pada sang pemilik kedai.
“maafkan kami, bibi. Jami sungguh
menyesal.” Ucap ji kyung. sembari membungkuk berulnag-ulang kali donghae juga
mengikuti apa yang ji kyung lakukan.
“ahh.., tidak apa-apa! Jangan
merasa bersalah seperti itu.” ucap bibi itu.
“tapi bagaimanapun juga, kami
sudah membuat sedikit keributan di sini”
kata ji kyung sambil menggaruk tengkuknya.
“ aku bilang tidak apa-apa,” jawab bibi itu ramah.
“ aku bilang tidak apa-apa,” jawab bibi itu ramah.
“apa kalian sepasang kekasih?”
tanya bibi pemilik kedai itu. membuat ji kyung dan donghae sama-sama
membulatkan matanya. Hari ini sudah dua kali Ji Kyung di sangka berpacaran,
setelah sebelumnya dia di sangka berpacaran dengan kyuhyun oleh sang pelayan
restoran.
“tidak..tidak, kami bukanlah
sepasang kekasih.” Ucap ji kyung malu. Donghae juga ikut di buat malu akan
pertanyaan bibi itu.
“jinjja? Padahal kalian ini terlihat serasi.” Ucap bibi itu penuh dengan senyuman jahil. Ji kyung dan donghae hanya bisa tersenyum tidak jelas menanggapi perkataan bibi itu. sekilas mata ji kyung dang donghae saling beradu, membuat ji kyung merasa seluruh tubuhnya panas seketika. Buru-buru ji kyung mengalihkan pandangannya ke tempat lain, namun tidak dengan donghae dia justru sangat menikmati paras cantik di depannya itu. tidak satupun yang bicara, mereka asik berpaut dengan pikirannya sendiri.
“perasaan aneh apa ini? apa aku begitu terpesona padanya? tidak.. aku tidak boleh seperti ini terus..!” ucap ji kyung dalam hati.
“kau terlihat sangat indah, maafkan aku, jika aku terpesona oleh mu han ji kyung” kata donghae, di dalam hati pula.
“jinjja? Padahal kalian ini terlihat serasi.” Ucap bibi itu penuh dengan senyuman jahil. Ji kyung dan donghae hanya bisa tersenyum tidak jelas menanggapi perkataan bibi itu. sekilas mata ji kyung dang donghae saling beradu, membuat ji kyung merasa seluruh tubuhnya panas seketika. Buru-buru ji kyung mengalihkan pandangannya ke tempat lain, namun tidak dengan donghae dia justru sangat menikmati paras cantik di depannya itu. tidak satupun yang bicara, mereka asik berpaut dengan pikirannya sendiri.
“perasaan aneh apa ini? apa aku begitu terpesona padanya? tidak.. aku tidak boleh seperti ini terus..!” ucap ji kyung dalam hati.
“kau terlihat sangat indah, maafkan aku, jika aku terpesona oleh mu han ji kyung” kata donghae, di dalam hati pula.
“hem…” suara bibi itu membuyarkan
lamunan ji kyung dan donghae. Bibi tersebut tersenyum penuh arti pada mereka
berdua.
“mianhae, kami akan segera
pergi”ucap ji kyung. sambil membukuk
“kajja oppa, kita pergi” kata ji kyung lagi dan menarik lengan donghae. Donghae membungkuk sebentar lalu pergi.
“kajja oppa, kita pergi” kata ji kyung lagi dan menarik lengan donghae. Donghae membungkuk sebentar lalu pergi.
“dasar anak muda,” ucap bibi itu
sedikit menggelengkan kepalanya.
NINTH
Desiran angin pantai malam ini
begitu dingin hingga seakan-akan menusuk tulang seorang lelaki setengah baya
yang sedang menatap hampa lautan luas di depannya. Meskipun di bawah temaran sinar bulan dan jutaan bintang tak membuat
wajah berkarismanya tersebut sama indahnya dengan sinaran bulan itu. wajahnya
menampakan suatu kesedihan yang tiada tara, sebuah perasaaan yang juga ikut menghiasai
hati wanita yang kini menatap pria itu dari kejauhan sana.
“yeobo, ini sudah sangat larut.
Lebih baik kau istirahat.” Ucap wanita itu penuh perhatian pada suaminya.
Wanita itu sama sekali tidak tahu apa yang mengganggu pikiran suaminya 1 tahun
belakangan ini, sehingga suaminya memutusakan untuk pindah ke Jepang dan
meninggalkan perusahaannya yang besar di korea. Hal tersebut membuat wanita itu
cemas, terlebih lagi wajah suaminya selalu memancarkan suatu kesedihan dan
penyesalan.
“aku tidak apa-apa, biarkan aku
di sini sedikit lebih lama lagi.” ucap pria itu degan seulas senyum di
bibirnya.
“kau juga harus memperhatikan kesehatan
mu, baiklah… aku akan masuk ke villa lebih dulu.” Kata wanita itu lalu beranjak
pergi dari tempat itu. mungkin sudah cukup lelah baginya berbicara pada lelaki
yang berstatus suaminya itu, terkadang wanita ini menganggap suaminya terlalu
egois, tinggal di villa selama satu tahun, berpisah dengan kehidupannya di
korea terlebih lagi wanita itu sangat merindukan anak-anaknya.
“apa kau bosan ada di sini?”
suara lelaki itu kembali terdengar oleh istrinya, yang otomatis membuat langkah
kaki istrinya terhenti.
“aku sudah bosan berada di tempat
ini dari awal kedatangan kita. Tapi
apakah kau pikir aku terlalu mementingkan diriku sendiri, dan apakah kau pikir
aku sanggup mengabaikan suami ku?” tanya wanita itu.
“jika kau bosan, kembalilah…
putra kita pasti membutuhkan mu untuk menghadapi pekerjaannya di kantor.”
“apa yang kau pikirkan
sebenarnya, kenapa tiba-tiba kau menjadi sesensitif ini? sampai-sampai kau
mengasingkan diri seperti ini? kita adalah sepasang suami istri, jika kau
mempunyai masalah itu berarti masalah ku juga kan? Kenapa kau tidak mau terbuka
pada ku yeobo?” kata wanita itu menjadi sedikit emosi.
“aku tidak mempunyai masalah
apapun, kenapa kau sekahwatir itu hem..?” lelaki itu berbalik dan memandang
istrinya, dia mengeluarkan senyum khas miliknya membuat wanita di hadapanya itu
terhipnotis, dan melupakan amrahnya.
“kau selalu bilang tidak apa-apa,
tpi wajah mu selalu murung. Kau egois…, aku yakin kau lah yang menurunkan sifat
egois pada anak kita.”
“aku egois? Benarkah? Aku rasa di
masa muda ku aku memang sangat egois sehingga di masa tua aku di hukum Tuhan
seperti ini.” jawab lelaki itu
“apa maksud mu yeobo?
Ceritakanlah pada ku apa sebenarnya masalah mu?”
“maafkan aku, aku akan
menceritakannya nanti saat waktunya telah tiba..” ucap lelaki itu. istrinya
hanya bisa diam memikirkan apa yang sebenarnya terjadi pada suaminya.
“ itu bukan masalah yang besar
sayang…, kajja kita kembali ke villa” ajak suaminya. Sang istri hanya bisa
menuruti suaminya, dia sadar betul jika suaminya mungkin memang mempunyai
masalah yang besar dan rumit sehingga dia enggan untuk menceritakannya, dia
tidak mau memaksa suaminya. Dia takut membuat suaminya semakin stress.
“guwamo oppa atas hari ini, dan
maafkan aku jika perkataan ku menyakiti mu” ucap ji kyung setelah turun dari
motor donghae. Donghae menatap ji kyung, entah keberanian dari mana, donghae
memegang pipi ji kyung dan mengelusnya pelan. Ji kyung sedikit kaget dengan
perlakuan donghae, lagi-lagi donghae berhasil membuat tubuh ji kyung panas
karenanya.
Donghae mengangguk pelan, dia
tidak mempermasalahkan perkataan ji kyung karena hal tersebut ada benarnya sama
seperti kata Hyuk Jae padanya tadi siang. Beberapa dtik kemudian, Donghae mulai
melepaskan tangannga dari pipi ji kyung, setidaknya detik itu juga ji kyung
bisa bernapas lega, dia tidak sanggup lagi menahan rasa yang aneh di hatinya,
ji kyung memutuskan untuk berlari menuju ke dalam rumah ada seulas senyuman
mengiringi langkah kakinya itu. entah mengapa ia merasa bahagia san senang di
perlakukan seperti itu. donghae sendiri sejujurnya menyadari bahwa ji kyung tengah tersipu malu akan
perlakuannya tadi.
Sebelum benar-benar memasuki
rumanya, ji kyung berhenti sejenak untuk melihat donghae, ji kyung tersenyum
pada donghae, begitupun sebaliknya, donghae
juga tersenyum pada ji kyung. cukup lama mereka saling menatap seperti
itu, tidak tahu harus berbuat apa seakan-akan mereka di bodohkan oleh perasaan
di hati mereka.
“ji kyung apa kau tidak ingin
masuk?” suara ibu ji kyung yang datang tiba-tiba, membuat ji kyung kaget.
“omo.. eomma, kau membuat ku
kaget” ucap ji kyung sambil mengelus dadanya.
“aigoo, anak eomma kenapa
membiarkan pria setampan itu menunggu di atas motor?” kata ibu ji kyung yang
sedari tadi sudah menyadari ada orang
asing di depan rumahnya.
“itu.. eomma..” jawab ji kyung
amun sebalum ji kyung selesai berbicara eommanya sudah lebih dahulu berjalan
menuju tempat donghae.
“seharusnya kau membiarkannya
masuk han ji kyung” ucap eommanya sembari berjalan ke arah donghae. Melihat hal tersebut ji kyung
menjadi risau, dia takut eommanya salah paham pada donghae kerena pastinya
apapun yang ibunya katakan tidak akan di jawab oleh donghae. Ji kyung pun
bergegas menyusul eommanya.
Lain dengan donghae dia justru
tenang dan memberikan senyumnya pada ibu ji kyung sesampainya beliu di depan
donghae. Tak lupa donghae juga membukukkan badannya.
“ahh.., kau pria yang kemarin
bukan?” tanya ibu ji kyung, donghae sebenarnya ingin mengangguk tapi ji kyung
sudah lebih dulu menjawabnya.
“nde, eomma dia pria yang kemarin
dan juga yang menabrak ku tempo hari” ucap ji kyung, sekilas ia menatap kearah
donghae. Ibu ji kyung juga menatap putrinya tersebut.
“aku bertanya pada dia, bukan
dengan mu. kau ini tidak sopan ji kyung” ucap eomman ji kyung sedikit kesal
dengan kelakuan putrinya.
“bagaimana kalau kau mampir
sebentar?”
“dia tidak bisa…” kata ji kyung dengan
cepat, eommanya menatapnya dengn kesal.
“maksud ku.., bukan kah oppa tadi
bilang ada urusan lain, iya ka oppa..?” tanya ji kyung, ia manatap penuh
harapan agar donghae mangatakan “iya”, dongahe menyadari jika ji kyung tidak
ingin memperkealkannya pada ibunya. Donghae pun mengangguk sesuai harapan ji
kyung.
“ jinjja? Baiklah.. hati-hati di
jalan” ucap eomma ji kyung sedikit kecewa dengan respon donghae. Donghae
membukukkan kembali badannya tanda minta maaf.
“tidak apa-apa oppa, aku yakin
eomma ku pasti megerti. Iya kan eomma?”
“nde, kapan-kapan kau harus
mampir ke rumah ku ?”. kata eomma ji kyung lagi. Donghae mengangguk menanggapi
ucapan eomma ji kyung itu.
Donghae kembali menaiki motornya,
setelah pamit pergi. Ji kyung masih
menatap donghae meskipun dia telah jauh, namun ibu ji kyung menarik tangan
putrinya. Terlihat wajahnya begitu serius, ji kyung bingung atas tingkah
eommanya itu.
“apa kau menyembunyikan sesuatu
dari eomma?” tanya ibu ji kyung sesampainya mereka di dalam rumah.
“maksud eomma apa?” tanya ji
kyung balik, dia sungguh tidak mengerti maksud eommanya.
“tentang lelaki itu, apa kau
pikir aku buta? Bukankah lelaki itu bisu?” perkataan terakhir eommanya itu membuat
ji kyung sedikit tersinggung.
“nde, dia memang bisu, dia
memiliki kekurangan..” jawab ji kyung suaranya sedikit keras kali ini.
“iya dia bisu, apa kau malu?”
“tidak sama sekali tidak”
“lalu, kenapa kau tidak ingin
meperkenalkannya pada eomma?”
“mianhae eomma, aku hanya takut
jika kau. Meremehkan donghae oppa.” Kini nada suara ji kyung sudah kembali
normal.
“apa kau begitu menghawatirkannya
sayang?” tanya ibu ji kyung lagi. ji kyung hanya mengangguk pelan. Ibu ji kyung
hanya tersenyum menanggapi kejujuran anaknya itu.
“jelaskan yang sebenarnya pada
donghae, eomma takut jika dia salah paham atas kelakuan mu tadi?”
“benarkah seperti itu?”
“nde…”
“ah.. aku memang bodoh eomma.”
Kata ji kyung lalu mengambil handphone yang ada di dalam tasnya dengan cepat.
Ibu ji kyung tersenyum geli melihat putrinya itu.
“sayang.., di baru saja pergi.
Aku yakin dia masih ada di jalan. Sebaiknya kau menelponnya nanti saja.”
“ ah.. aku lupa,” jawab ji kyung
menepuk jidatnya. Tingkah putrinya tersebut justru membuat ibu ji kyung tertawa
kecil.
“eomma….” Teriak ji kyung kesal
karena ibunya menertawakannya.
Ji kyung mondar mandir sendiri di
dalam kamarnya. Tangan kanannya memegang sebuah ponsel di sana, bermaksud untuk
menghubungi seseorang, namun dia agak takut untuk mengirim pesan pada pria yang
mungkin telah ia sakiti hatinya tadi.
“apa yang sebaiknya aku lakukan?
Oh.. Tuhan..!” ucapnya sendiri.
“ah.., mungkin begini saja..”. ji
kyung kemudian memberanikan dirinya untuk mengetik sejumlah kata di ponselnya.
“oppa kau sudah sampai di rumah?” tulisnya. Selang beberapa saat
donghae pun membalas pesan ji kyung.
“nde aku sudah sampai. Kenapa kau belum tidur?”balas donghae
“ iya aku belum bisa tidur. Mianhae oppa…”
“untuk apakau meminta maaf?” tanya donghae pada pesannya.
“aku telah menyinggung hati mu, aku hanya tidak mau jika nantinya eomma
ku salah paham dengan mu” tulis ji kyung lagi
“apa karena aku bisu?” balas donghae lagi.
“bukan begitu.. oppa. Jangan salah paham.”
“aku tidak salah paham, aku mengerti ji kyung, kau hanya kahwatir jika eomma mu akan kaget dengan kekurangan ku
kan? ”
“oppa, jangan mengatakan hal seperti itu. maafkan aku oppa. Aku sungguh
menyesal ”
“ini bukan masalah yang besar nona han” kali ini pesan donghae
sedikit menggoda ji kyung.
“tidak..tidak, aku pantas di hukum oppa.. ”
“mwo? Di hukum? Hem.. boleh juga… kira-kira hukuman apa yang pantas
untuk mu? ” donghae mencoba menggoda ji kyung lagi.
Ji kyung sedikit kaget dengan
balasan dongahe. “apa di serius?” tanya ji kyung pada dirinya sendiri.
“aku akan lakukan apa saja oppa.” Balas ji kyung cepat.
“hahaha, kau tidak perlu melakukan apa-apa ji kyung. kau hanya perlu
berada di samping ku saja.” Tangan donghae dengan lihainya menulis kata-kata
itu.
Ji kyung tersenyum membaca pesan
donghae, bukan karena donghae membatalkan hukumannya tapi kerena kata-kata
terakhir pada pesan donghae. Meskipun dia tidak terlalu mengerti apa maksud
donghae menulis kata-kata itu namun ji kyung sudah terlanjur bahagia hatinya
karena pesan itu. ji kyung terus tersenyum andai ada orang lain di sana mungkin dia sudah
di sangka tidak waras lagi. sebuah pesan baru datang dari donghae lagi, ji
kyung buru-buru membuka pesan itu, dia penasaran dengan apa yang akan donghae katakan
selanjutnya.
“maafkan aku ji kyung, apa kau memikirkan pesan ku tadi? Maafkan jika
pesan ku itu membuat mu tidak nyaman. Kau boleh anggap itu hanya omong kosong
ku saja.” . membaca pesan dari donghae tadi membuat senyuman ji kyung
memudar, entah mengapa dia kecewa dengan pesan donghae ini, dan dia juga tidak
tahu menagapa ia sangat mengharapkan donghae benar-benar ingin dia ada di
samping donghae selalu.
“jinjja..? apa kau sedang ingin
bermain-main dengan ku? kau jahat” ucap ji kyung kesal, tanpa pikir panjang
lagi, dia melepaskan batrai handphonenya dan membuangnya ke atas kasur dengan
asal.
“bodoh.. kau memang lelaki bodoh…”
umpatnya. ji kyung menghepaskan tubuhnya ke atas kasur, ia menutupi seluruh
tubuhnya dengan selimut sambil terus mengumpat.
“aku juga bodoh…, seharusnya aku
menyadari jika dia hanya bercanda. Kenapa aku jadi seperti ini?” ucapnya lagi.
Satu menit… dua menit…, bahkan
kini sudah hampir lima menit berlalu ji kyung tak kunjung membalas pesan
donghae, donghae termenung sendiri dia berpikir kali ini dia melakukan
kesalahan lagi?. donghae mengambil sebuah buku mirip catatan harian.dia lalu menulis
beberapa kata di sana.
“dia tidak membalas pesan ku lagi, apa dia merasa risih dengan kata-kata
ku tadi? tapi aku sudah meminta maaf padanya?”tulis donghae di sana. Dia selalu
menulis semua yang ia rasakan yang ia dengar dan yang ia lakukan setiap harinya,
di buku itu. Ia berharap lewat buku ini, suatu saat nanti ketika ia sudah
terlalu lelah untuk menulis di booknote kecilnya, ketika dia tidak bisa lagi melukiskan
perasaannya dengan sebuah senyuman, orang-orang
yang ia cintai bisa mengetahui perasaan, Bagiamana donghae sangat mencintai
mereka.
“kau tahu han ji kyung aku sangat serius meminta mu untuk selalu ada di
samping ku. tapi aku terlalu pengecut untuk mengakui hal itu. aku juga takut
jika hal itu membebani mu han ji kyung. jika aku boleh jujur, aku sangat
mengagumi mu han ji kyung” tulisnya lagi, yang juga sebagai penutup
catatannya itu.